Teori Cinta Roda Warna – Bicara soal cinta pasti tidak ada habisnya. Apalagi bila kecocokan cinta ini dimulai dari teori-teori psikologi.
Salah satu teori yang tengah banyak dibahas adalah teori cinta roda warna atau color wheel theory of love.
Apakah benar teori ini menjadi landasan yang dapat dipercaya saat membahas soal cinta?
Asal Usul Teori Cinta Roda Warna
Teori ini dikemukakan oleh John Alan Lee, sosiologis di Universitas Toronto yang mempelajari psikologi cinta dan seksualitas.
Teori ini bukan tanpa landasan ya, melainkan didasari oleh penelitian bertahun-tahun di Universitas Toronto, Kanada.
Teori ini dipublikasikan dalam buku bernama The Colors of Love.
Teori Cinta Berdasarkan John Alan Lee
Teori ini menjelaskan bahwa cinta dapat dianalogikan dalam beberapa bentuk warna. Warna yang paling dominan dan otentik adalah biru, merah, dan kuning.
Seperti warna dasar, jika kamu kombinasikan 3 warna itu maka kamu akan mendapatkan warna-warna cinta yang baru lagi, bukan?
John Alan Lee mengemukakan 3 warna ini sebagai emosi dasar yakni:
Ludus (Biru), Cinta Sebagai Permainan
Ludus ini merupakan dimensi cinta sebagai permainan. Orang dengan kecenderungan Ludus memandang cinta sebagai permainan untuk mendapat keuntungan seperti emosional, seksual, dan lainnya.
Hal ini menyebabkan mereka tidak ragu untuk menggoda maupun memanipulasi orang lain untuk mendapatkan manfaat tersebut!
Orang-orang ini tidak pernah mau berkomitmen sehingga cenderung fokus sama keuntungan jangka pendek.
Eros (Merah), Cinta sebagai Masyarakat Ideal
Dimensi ini merupakan bentuk cinta yang paling utama dan primer. Seseorang cenderung menilai cinta dari kecantikan atau pun aktivitas seksual.
Orang dengan warna Eros cenderung memilih pasangan berdasarkan intuisi atau kecocokan di antara mereka.
Menariknya, meskipun mereka memilih pasangan yang mereka kagumi, mereka tidak terobsesi, lo!
Storge (Kuning), Cinta Sebagai Persahabatan
Persahabatan tentunya menjadi fondasi dari hubungan romantis jangka panjang, lo!
Ini artinya, seseorang mencari pasangan sebagai ‘teman hidup’, yakni teman yang bisa diajak bicara dan juga berbagi ketertarikan yang sama.
Umumnya, orang yang dominan memandang cinta sebagai persahabatan tidak mudah untuk jatuh cinta, lo!
Selain itu, cinta ini juga bersifat jangka panjang dan juga tidak begitu memperhatikan fisik maupun kebutuhan seksual.
Tipe Cinta Sekunder
Layaknya warna, ketiga aspek di atas pun dapat digabung untuk menciptakan tipe-tipe sekunder, lo!
Mania
Diwakili oleh warna ungu, ini artinya cinta Mania terdiri dari kebutuhan seksual serta memandang pasangan sebagai sesuatu yang istimewa.
Hasilnya, pasangan dengan tipe cinta ini cenderung terobsesi dengan partnernya. Tidak jarang juga menutup mata atas sikap pasangan yang mungkin tidak sehat bagi mereka, lo!
Para Mania ini juga cenderung takut sendirian atau pun ditinggalkan. Tidak heran juga jika mereka sangat mudah cemburu.
Agape
Lee mengidentifikasi cinta ini dengan warna oranye, yakni gabungan Eros dan Storge.
Para pasangan Agape umumnya bersikap alutristik dan mencintai pasangannya tanpa syarat. Tidak heran jika mereka sangat loyal dan memberikan banyak hal bagi para pasangannya!
Pragma
Dengan warna hijau, ini adalah cinta yang praktis karena fokus pada kebutuhan seksual serta persahabatan.
Pasangan dengan warna hijau ini memilih partner berdasarkan kecocokan serta menerima pasangan apa adanya. Tipe ini tidak mengidolakan pasangan tetapi fokus membangun hubungan yang sehat.
Warna Cinta Setiap Orang
John Alan Lee sebagai pencetus teori cinta roda warna menekankan bahwa setiap orang memiliki tipe sendiri dan dapat berubah seiring berjalannya waktu, lo!
Kamu tidak perlu memaksakan diri untuk bisa mengikuti teori cinta tertentu karena warna ini akan mengikuti temperamen kepribadian kamu.
Bagaimana Jika Kamu Memiliki Hubungan Tidak Sehat?
Jawabannya adalah, segeralah mencari bantuan atau konseling psikolog. Banyak orang terjebak di hubungan tidak sehat karena mereka tidak tahu contoh hubungan yang sehat.
Dengan demikian, sangat sulit untuk menentukan secara objektif hubungan kamu apakah sehat atau pun tidak.
Tidak ada salahnya kok untuk mencari bantuan dan berkonsultasi untuk memutuskan pola tidak sehat agar fokus membangun hubungan yang lebih baik lagi.
***
Referensi:
- Valeria Sabater. The Types of Love According to John Alan Lee. https://exploringyourmind.com/the-types-of-love-according-to-john-allan-lee/
- Exploring Your Mind. Styles of Love, Lee’s Color Wheel Theory. https://exploringyourmind.com/styles-of-love-lees-color-wheel-theory/
Ditulis oleh Adismara Putri Pradiri, S.Psi., kandidat psikolog klinis.