Tidak percaya diri – Banyak sekali orang yang merasa diri mereka kurang percaya diri. Misalnya, ketika kamu harus berbicara dengan orang asing atau berbicara di depan umum, pasti ada rasa grogi karena nggak mau mereka melihat kelemahanmu. Tapi, tahu nggak sih kalau tidak percaya diri itu bisa merugikan diri kamu? Simak apa saja akibat kurangnya kepercayaan diri di bawah ini!
Kenapa Orang Bisa Nggak Percaya Diri?
Pernahkah kamu mendengar istilah self-doubt? Secara garis besar, self-doubt adalah keadaan di mana kamu meragukan kemampuan, kepercayaan, bahkan sampai emosi yang kamu rasakan. Setiap orang pasti pernah mengalaminya, kok. Hanya saja, ada orang-orang yang bisa mengatasi self-doubt, dan ada yang tidak. Kalau penasaran, Oleson, dkk. (2000) mengembangkan sebuah instrumen untuk mengetes seberapa jauh sef-doubt yang kamu alami. Dari instrumen ini, kita bisa melihat bahwa self-doubt didasari oleh subjective overachievement, yakni suatu kondisi di mana individu cenderung ingin selalu perform dengan baik dan melewati ekspektasi dirinya sendiri.
Misalnya, nih, kamu selalu meragukan kemampuan kamu dalam mengerjakan suatu tugas, karena kamu berpikir bahwa tugas tersebut harusnya bisa diselesaikan dalam waktu 3 hari, sedangkan kamu bisanya mengerjakan dalam waktu 5 hari. Akhirnya, kamu menganggap diri kamu nggak kompeten, padahal lama tidaknya mengerjakan tugas belum tentu menjadi tolok ukur kompetensi. Karena ada juga, lho, orang yang mengerjakan tugasnya cuma 3 hari, tapi hasilnya nggak seoptimal waktu mengerjakan 5 hari.
Nah, maka dari itu, memiliki self-doubt itu sama saja kamu menyakiti diri kamu sendiri! Mau tahu apa saja akibatnya? Yuk, baca terus sampai selesai!
Efek Tidak Percaya Diri dan Cara Mengatasinya
1. Mengurangi kemampuan untuk berani bertindak
Untuk mencapai suatu tujuan, dibutuhkan keberanian bertindak. Individu dengan kepercayaan diri yang kurang, seringkali berhadapan dengan kegagalan. Ini alasan mengapa mereka kurang untuk berani bertindak. Eits, tapi bukan berarti kamu nggak boleh waspada dengan segala kemungkinan hidup, ya! Hanya saja, kamu harus belajar untuk memahami, bahwa hidup kamu bakalan gini-gini aja jika kamu sendiri nggak mencoba mengubahnya.
Hari gini masih mager bertindak? Mungkin sudah waktunya kamu menentukan kembali apa saja yang menjadi tujuan hidupmu di masa depan. Selain itu, kamu juga mesti me-review kembali segala kebiasaan buruk yang masih ada dalam dirimu. Dengan mengenal dirimu lebih baik, kamu akan merasa lebih percaya diri.
2. Akibat tidak percaya diri, kamu akan malas untuk mencoba
Orang dengan kepercayaan diri yang kurang akan lebih malas untuk mencoba hal-hal seperti melamar kerja, mendekati lawan jenis, dan lain-lain. Soalnya, mereka terlalu mikirin hasil akhir bahkan sebelum mereka mencoba. Contohnya, mereka akan takut untuk melamar kerja karena takut akan ditolak. Atau, mereka tidak akan menyatakan rasa cinta kepada lawan jenis karena takut penolakan.
Nah, kalau sudah begini, kamu harus mulai menerapkan self-regulation, yaitu dengan mengidentifikasi negative thinking yang bisa membuat kamu nggak percaya diri. Bagaimanapun juga, segala hal yang kamu cemaskan itu belum tentu bakalan kejadian, kok! Atau setidaknya, kita nggak bisa menjamin 100% kejadiannya bakal sama seperti yang kita pikirkan. Bersikap waspada itu adalah hal yang wajar, namun waspada berbeda dengan paranoid, lho! Yuk, refleksi diri bersama-sama!
3. Susah untuk mempertahankan hubungan
Ketika kamu nggak percaya diri, hubungan yang kamu jalani dengan orang lain nggak akan bertahan lama. Alhasil, dalam hubungan, kamu akan cenderung menunjukkan sisi burukmu daripada sisi baikmu. Bayangin aja, deh, kalau kamu menjalin hubungan dengan orang yang selalu insecure sama penampilannya, gaya bicaranya, atau pencapaiannya, pasti capek sendiri nggak, sih? Kelihatan banget kalau orang-orang semacam ini butuh afirmasi dan penerimaan ekstra dari orang lain, sehingga kamu pun akan merasa nggak nyaman bersama mereka.
Makanya, kalau mau hubungan kamu dengan pasangan atau teman-temanmu langgeng, kamu wajib melatih kepercayaan dirimu! Contohnya, kalau kamu saat ini nggak pede sama gaya ngomongmu, nggak ada salahnya, lho, belajar berkomunikasi lebih efektif! Mengubah kebiasaan-kebiasaan lama bisa jadi cara terbaik memantapkan kepercayaan dirimu saat berhubungan sosial.
4. Kurang motivasi
Mereka dengan kepercayaan diri yang kurang tidak memiliki motivasi. Mereka tidak mempercayai kemampuan mereka untuk sukses. Karena bagi mereka, untuk apa mencoba jika akhirnya akan gagal?
Motivasi sendiri terdiri dari 2 jenis, yaitu internal dan eksternal. Peran keduanya sangat penting, apalagi motivasi internal. Sebab motivasi internal selalu dikaitkan dengan willpower, yakni kehendak seseorang dalam mengerjakan suatu hal. Orang dengan willpower yang tinggi biasanya akan memiliki self-control yang tinggi pula, sehingga akan selalu termotivasi dalam mencapai tujuannya. Menumbuhkan motivasi itu nggak mudah, dan harus melewati berbagai tahap seperti pencarian jati diri, life purpose, dan lain sebagainya.
5. Akibat tidak percaya diri, berujung dengan membenci diri sendiri
Kenapa bisa demikian? Jelas saja, orang yang sudah punya self-doubt dan nggak percaya diri cenderung punya self-esteem rendah. Alhasil, bukannya kamu mempermudah masalah, kamu justru hanya akan memperparahnya karena sudah memiliki pikiran negatif terhadap dirimu sendiri.
Coba, deh, sesekali sebelum berangkat kerja atau beraktivitas, sebutkanlah 3 hal yang membuat kamu bangga dengan dirimu sendiri. Hal-hal tersebut nggak harus kompleks, kok. Boleh hal-hal sepele seperti, “Wah, rambutku bagus banget!” atau “Wah, hari ini bajuku cerah, ya!” Yang penting, jangan pernah mulai harimu dengan pikiran negatif!
Nah, itu dia akibat dari tidak percaya diri yang bisa berbahaya bagi pengembangan pribadi kamu. Jika kamu masih merasa kesulitan menemukan kepercayaan diri, yuk, konsultasikan masalah kamu ke psikolog Riliv!
Referensi:
- Murray, S. L., Holmes, J. G., MacDonald, G., & Ellsworth, P. C. (1998). Through the looking glass darkly? When self-doubts turn into relationship insecurities. Journal of personality and social psychology, 75(6), 1459–1480. https://doi.org/10.1037//0022-3514.75.6.1459
- Oleson, K. C., Poehlmann, K. M., Yost, J. H., Lynch, M. E., & Arkin, R. M. (2000). Subjective overachievement: individual differences in self-doubt and concern with performance. Journal of personality, 68(3), 491–524. https://doi.org/10.1111/1467-6494.00104
- Webber, C. (2021). How to overcome low self-esteem and learn to love yourself. Dikutip dari Netdoctor: https://www.netdoctor.co.uk/healthy-living/wellbeing/a25866/how-to-overcome-low-self-esteem/