Apa Itu Stereotip – Ketika mendengar nama Indonesia, apa yang terbayangkan oleh anda? Masyarakat yang ramah, keberagaman kuliner, suku, budaya, atau bahasanya? Tak usah ragu, Indonesia memang menyimpan banyak hal menarik yang tidak dimiliki negara lain.
Sudah sepatutnya anda bersyukur dan bangga sebagai warga negara Indonesia. Terutama dari jumlah suku, Indonesia berada ditingkat ke-4 di dunia. Karena banyaknya keberagaman suku di Indonesia, membuat negeri ini dipandang hebat oleh berbagai negara.
Namun pada kenyataannya, jika anda pergi kesuatu daerah, sering ditemui suku yang menyimpan stereotip terhadap perbedaan. Mengapa bisa begitu? Dan sebenarnya apa itu stereotip?
Supaya anda paham tentang stereotip, mari simak artikel ini lebih lanjut yang telah Riliv siapkan untuk menambah wawasan anda. Selamat membaca.
Mengenal Stereotip, Rupanya Masih Melekat Pada Masyarakat Indonesia
Stereotip adalah anggapan seseorang kepada suatu kelompok dengan melihat latar belakang daerahnya berdasarkan cara mengenali tutur kata, logat, wajah, dan kebiasaan. Saat anda memiliki teman yang berbeda suku atau budaya, janganlah menyimpulkan dari sisi negatif saja.
Anda harus memahami bahwa setiap orang punya habit yang berbeda-beda sesuai ajaran turun-temurun dari orang tua. Bersikap menerima dan menjadi diri anda sendiri lebih baik sehingga tidak menyinggung perasaan teman.
Contoh, teman anda berasal dari suku Batak yang mana saat diajak berbicara, ternyata suaranya cukup keras. Merasa kurang nyaman seperti itu, anda malah menjauhi secara perlahan. Atau teman yang bersuku sunda.
Dikenal karena perempuan yang memiliki paras cantik, anda mengidentikan kalau perempuan tersebut matrelialistik (berorientasi pada uang) dan bersikap santai apapun kondisinya. Hingga pada akhirnya bisa berujung sifat boros untuk membeli barang dengan harga mahal.
Mengingat hidup sederhana jauh sangat mudah, anda langsung memutuskan rantai pertemanan dan memberi ‘label’ jika teman yang sukunya sunda hanya memikirkan uang dan pemalas.
Tapi sebenarnya, semua hal itu belum tentu benar. Tergantung bagaimana anda menempatkan diri dalam lingkup pertemanan yang berbeda suku.
Karakteristik Stereotip, Pastikan Anda Bukan Termasuk Orangnya
Serangkaian interaksi sosial yang anda lakukan setiap hari dilingkungan masyarakat, akan memunculkan sudut pandang ketika menanggapi lawan bicara. Agar anda memahami bagaimana karakteristik stereotip, silahkan dalami lebih lanjut 3 point di bawah ini.
1. Menyimpulkan Pemikiran Secara Singkat
Jalan pemikiran yang singkat membuat anda tidak memperluas perspektif apakah stereotip kepada teman atau saudara sudah sepenuhnya benar atau salah. Terlalu sering menyederhakan berbagai hal, secara singkat anda langsung menyimpulkan pemikiran yang harus dicari tahu lebih lanjut.
2. Membesarkan Opini Melalui Proses Komunikasi
Menafsirkan makna pesan terhadap proses komunikasi bisa mempersuasi dan membesarkan opini anda untuk membuat anggapan pada satu kelompok yang beragam. Anda berharap apa yang terbayangkan di benak pikiran sesuai pada kenyataan.
Tapi rupanya berbeda. Stereotip mengantarkan anda menuju kesalahanpahaman untuk memahami makna pesan. Alhasil, akibat kurang tanggap dalam ‘mencerna’ pesan saat komunikasi berlangsung sampai beradu argumen, bisa menimbulkan konflik diakhir.
3. Mudah ‘Termakan’ Isu Media Sosial
Hidup di perkotaan seyogianya membuat anda terbiasa atas perbedaan supaya menumbuhkan sikap toleransi. Terlebih kecanggihan teknologi di era sekarang ini, memudahkan akses anda untuk mencari informasi.
Pernahkan anda menemukan konten yang menguatkan opini mengenai stereotip? Pasti banyak beredar. Mungkin anda bisa setuju atau sebaliknya, justru berbahaya bagi orang awam (kurang pengetahuan), bisa jadi mudah ‘mengonsumsi’ konten stereotip tersebut.
Riliv bekerjasama dengan Indika Foundation mendukung masa depan Indonesia yang damai, inklusif dan memiliki semangat toleransi. Tujuan ini akan dicapai melalui pemberian pendidikan karakter yang mengajarkan kemampuan bernalar kritis, menghormati perbedaan, mengasah empati dan kecerdasan sosial emosional.
Riliv dan Indika Foundation memiliki program kerjasama #MakeItEQual yang bisa Anda akses sebagai berikut:
- 10000 kode voucher free meditasi dengan menggunakan kode voucher makeitequal
- 100 artikel kecerdasan emosional dan mindfulness
- 15 modul dan e-book kecerdasan emosional dan mindfulness
- 3 workshop #MakeItEQual
Informasi lebih lengkap mengenai program #MakeItEQual silahkan kunjungi laman RILIV MAKE IT EQUAL untuk mengakses seluruh layanan kerjasama di atas!
Referensi:
- dosensosiologi.com. Pengertian Stereotip, Macam, Faktor, Dampak, dan Contohnya
- maribelajarbudaya.wordpress.com. Budaya Adalah Pribadimu
- Rosetia, A., Christiarini, R., Hidayati, N., Tan, J., Karuniansyah, M., Lim, K., Hayati, N., Mariosta, S., Davin, D., Yanti, A., & Erni, E. (2020). STEREOTIP DAN DAMPAKNYA DITENGAH KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT. National Conference For Community Service Project (NaCosPro), 2(1), 135-145.
Ditulis oleh Fatah Akbar
Baca Juga:
Lebih Suka Tatap Muka? Simak Tips Komunikasi dengan Rekan Kerja selama WFH!