Kamu pasti sudah banyak dengar cerita tentang ibu hamil atau baru melahirkan yang mengalami baby blues syndrome. Setidaknya, 1 dari 9 wanita mengalaminya. Penyebab utamanya karena perubahan hormon. Tapi, apakah kamu pernah dengar tentang baby blues syndrome pada ayah?
Faktanya, tidak hanya wanita saja yang bisa mengalami baby blues karena pria juga bisa mengalaminya!
Mungkin ini terdengar asing bagi sebagian orang. Tapi, penelitian menemukan bahwa persentase depresi pada ayah baru tidak jauh berbeda dengan ibu baru.
Menurut Journal of American Medical Association, setidaknya 1 dari 10 ayah menderita paternal postnatal depression (PPND) sejak trimester pertama kehamilan istri mereka hingga enam bulan setelah anak itu lahir.
Jumlah ini melonjak hingga 26% persen selama periode 3-6 bulan pertama setelah kelahiran si buah hati. Bagaimana itu bisa terjadi? Dan apa penyebabnya? Simak artikel berikut ini, yuk!
Baby blues syndrome pada ayah, kok bisa ya?
Sebelum terlalu jauh, kamu harus tahu kalau “daddy blues” dan PPND itu berbeda.
Baby blues pada ayah atau daddy blues akan membaik ketika ayah bisa tidur lebih lama, pergi ke gym, atau makan siang dengan seorang teman. Tetapi PPND lebih buruk, lebih parah, dan lebih lama.
Ngomong-ngomong soal baby blues pada ayah, apa ya penyebabnya?
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan baby blues pada ayah, seperti perasaan takut menjadi ayah, kekhawatiran finansial, dan kelelahan mengurus buah hatinya yang membuat mereka kurang istirahat. Ketiga faktor tersebutlah yang sering kali menjadi pemicu baby blues pada ayah.
Beberapa pria menjadi khawatir tidak bisa menjadi ayah yang baik dan cemas akan tanggung jawab barunya. Sebagian dari mereka juga takut kehilangan kebebasannya karena harus mengurus anak. Di aspek lain, mereka juga bisa stres karena pengeluaran keluarga menjadi lebih besar.
Apa bedanya baby blues syndrome pada ayah dan ibu?
Meskipun mirip, baby blues yang dirasakan ayah tidak sama dengan yang dirasakan ibu.
Baby blues pada ibu selalu dikaitkan dengan perubahan hormon pascamelahirkan dan biasanya hanya terjadi beberapa hari saja.
Selain itu, tanda-tanda ibu yang mengalami baby blues lebih mudah dikenali. Wanita lebih mungkin mengekspresikan perasaannya dan beberapa jadi sering menangis.
Tapi, baby blues bisa sedikit berbeda. Mereka jadi lebih mudah agresif, tersinggung, dan cenderung memisahkan diri dari lingkungannya. Baby blues syndrome pada ayah juga bisa terjadi lebih dulu dan bertahan lebih lama.
Lalu, apa yang harus ayah lakukan untuk mengatasinya?
Sama halnya dengan baby blues pada ibu yang dibiarkan, baby blues yang dialami ayah juga bisa mengarahkan pada depresi. Itu sebabnya, mereka juga membutuhkan dukungan, dorongan, dan tempat yang tepat untuk mengutarakan kekhawatiran mereka.
Sayangnya, kebanyakan pria tidak terbiasa membicarakan perasaannya dan membagi ketakutan yang mereka alami! Para ayah berpikir bahwa mereka bisa menyelesaikannya “seperti laki-laki” dan “hadapi saja”.
Padahal, menahan atau mengalihkan emosi justru meningkatkan stres! Konsekuensi jangka panjangnya, jika terus diabaikan, hal ini bisa merusak hubungan ayah dan anak, bahkan dengan seluruh anggota keluarga.
Meskipun mungkin sulit pada awalnya, tidak ada salahnya kalau kamu coba membicarakannya dengan pasangan. Ceritakan perubahan yang kamu rasakan, kalian bisa saling mendukung untuk menghadapi ini.Â
Dan kalau perasaan ini terus berlarut-larut dan tidak kunjung membaik, tidak pernah ada salahnya kalau kamu coba mendapatkan perspektif yang kredibel dari ahlinya. Kamu bisa mengkonsultasikan masalahmu dengan seorang profesional seperti dokter ataupun psikolog.
Seperti lutut yang terluka, para ayah juga perlu mengobati “lukanya” untuk menemukan kembali kekuatan dan keberaniannya untuk mengembalikan hidup ke jalur yang benar.
A word from Riliv
Bagaimana perasaanmu kalau ditugaskan dalam pekerjaan berisiko tinggi tanpa pelatihan, pengawasan, atau pendidikan? Kamu pasti sangat stres kan?
Itu juga yang dialami sebagian besar ayah ketika pertama kali menjadi orang tua. Ini bisa menjadi momen yang sangat menyenangkan sekaligus stressful. Tidak ada pendidikan maupun pelatihan formal untuk mempersiapkan diri menjadi orang tua.
Itu sebabnya, banyak orang tua baru yang merasa kewalahan ketika anak pertama mereka lahir. Terutama ayah, kebanyakan pria sibuk bekerja hingga melupakan waktu untuk “mempersiapkan diri menjadi ayah”. Padahal menjadi ayah sama beratnya dengan menjadi ibu.
Jangan khawatir, setiap kamu merasa lelah, istirahatlah.
Apapun yang kamu rasakan adalah valid. Sebagai orang tua baru, kamu tidak perlu menghakimi dirimu apakah kamu sudah menjadi ayah yang baik atau tidak.
Alih-alih bertanya pada diri sendiri apa yang salah denganmu merasa seperti ini, coba tanyakan pada diri sendiri apa yang bisa membuatmu merasa lebih baik. Dan kalau ini terasa begitu berat, kamu bisa menkonsultasikannya bersama Riliv.
Referensi:
- https://www.babycentre.co.uk/x564552/can-dads-get-the-baby-blues
- https://www.webmd.com/depression/postpartum-depression/news/20180809/new-dadscan-get-the-baby-blues-too
- http://postpartummen.com/
- https://www.parents.com/parenting/dads/sad-dads/
- https://www.psychologytoday.com/intl/blog/open-gently/201703/men-get-baby-blues-too
Ditulis Ayu Yuni Afifah.