Mungkin ada di antara kalian yang pernah terpikir untuk balikan sama mantan walau sudah lama putus. Manusia punya keinginan untuk mencintai dan dicintai, yang mana sering terpenuhi dalam sebuah hubungan romantis. Itu juga yang menjelaskan kenapa putus cinta bisa sangat sulit untuk diatasi.
Seperti banyak orang lainnya yang baru putus cinta, kamu mungkin pernah menjalani proses di mana kamu mempertimbangkan untuk bisa kembali bersama mantan.
Mungkin kamu juga pernah bertanya-tanya, apakah keputusanmu sudah tepat untuk meninggalkan dia? Atau haruskah kamu mencoba untuk menyambungkan kembali hubungan itu?
Tapi tenang saja, Dear. Kamu nggak sendirian kok memikirkan dan mempertimbangkan hal tersebut.
Menurut survei yang dilakukan oleh Associated Press, sebanyak 41% orang sudah balikan dengan mantan. Tentang apakah itu keputusan yang tepat untukmu atau tidak, tentunya adalah cerita yang beda lagi, ya.
Hanya karena kamu punya pilihan untuk bisa kembali bersama mantan, bukan berarti itu keputusan yang tepat. Masih ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan saat memutuskan apakah kamu harus kembali menjalin hubungan yang telah kandas itu.
Berpisah dari mantan itu bisa menyadarkanmu kalau kamu punya hal-hal baik dalam dirimu. Tapi, itu juga bisa membuatmu melihat betapa nggak sehatnya hubunganmu sebelumnya.
Ada banyak sekali penyebab putus cinta. Kalau kamu ingin coba untuk bisa balikan dengannya, setidaknya pertimbangkan 6 hal di bawah ini yang telah Riliv rangkum. Yuk, tanyakan hal-hal ini pada dirimu dulu!
1. Apa kamu benar-benar yakin ingin balikan, atau kamu hanya merasa patah hati atau kesepian?
Photo by Pixabay from Pexels
Putus cinta bisa membuatmu merasa bebas seketika dan juga meringankan beban. Tapi, itu hampir selalu membuatmu sedih, dan sedih itu terkadang dapat membuatmu menjadi sulit.
Jadi, kalau kamu bertanya apakah kamu harus balikan sama mantan, coba tanya dirimu: “Apa aku yakin bahwa aku telah melakukan kesalahan, atau aku hanya patah hati saja?”. Nah, jika jawabannya yang terakhir, lakukanlah kegiatan yang bisa meredakannya.
Kamu bisa bikin camilan favoritmu, makan kudapan kesukaanmu, atau menelepon teman untuk bercerita. Selain itu, kamu bisa mencoba olahraga ringan, atau bahkan meditasi. Biarkan dirimu me-refresh semuanya, lalu kamu bisa evaluasi kembali atas apa yang sudah terjadi pada hubunganmu.
Patah hati atau merasa kesepian saja bukan menjadi sebuah alasan yang penting dan mendasar untuk kamu bisa balikan dengan mantan. Pikirkan baik-baik terlebih dahulu apa yang sedang kamu rasakan ya, Dear.
2. Apa yang akan kamu ceritakan ke teman dekatmu kalau mereka ada di posisi yang sama sepertimu?
Orang-orang yang mendukung dan menyayangimu mungkin punya pendapat yang cukup kuat tentang mantan kamu.
Entah kamu yang mengakhiri hubungan atau kamu yang “diputuskan” oleh mantan, teman-temanmu kemungkinan besar akan dengan senang hati berbagi pendapat tentang haruskah kamu balikan sama mantan.
Orang yang kamu sayangi mungkin bisa menilai karakter mantan secara lebih baik daripada kamu. Mereka akan sebisa mungkin berbicara secara objektif, tanpa ada bias.
Mungkin sulit bagimu untuk mendengar dan menerima komentar yang bersifat negatif. Tapi, cobalah untuk nggak bersikap defensif ya, Dear. Support system kamu pasti menginginkan yang terbaik untukmu. Jadi, penting untuk nggak begitu saja mengabaikan kekhawatiran mereka ya.
Sebagai contoh, kamu bisa mencoba bertanya pada tiga orang yang kamu percaya, dan minta mereka untuk menyebutkan masing-masing hal terbaik dan terburuk tentang kamu saat kamu masih menjalin hubungan dengan mantan.
Minta mereka untuk jujur, dan kamu pun harus siap dengan jawabannya tanpa bersikap defensif.
3. Apa yang diperlukan untuk memperbaiki masalah yang kamu hadapi? Dan apakah kamu dan mantanmu mau mencobanya?
Kalau untuk menyelesaikan masalah yang ada harus melalui psikolog atau terapi, maka lakukanlah.
Contohnya, kamu bisa konsultasi pada Riliv tentang apa yang lebih baik dilakukan dan apa yang sebaiknya tidak dilakukan untuk memperbaiki masalah. Ada baiknya juga kalau kamu bisa bertemu langsung bersama mantanmu dengan psikolog.
Tapi, kalau ternyata mantanmu tidak mau, itu bisa jadi tanda bahwa dia kurang suportif dalam penyelesaian masalah. Tindakan tersebut juga mengatakan kalau mantan kamu tidak ingin berusaha lebih keras untuk memperbaiki hubungan kalian.
Di sisi lain, kalau mantan kamu mau sama-sama berjuang memperbaiki masalah, maka kamu bisa dengar saran dari pihak ketiga yang netral untuk mempertimbangkan balikan sama mantanmu.
4. Sudahkah kamu memberi ruang dan waktu jeda sejenak ketika putus?
Photo by Olya Kobruseva from Pexels
Kalau kamu mempertimbangkan untuk balikan sama mantan, coba beri waktu yang cukup untuk jeda sejenak.
Satu bulan mungkin nggak akan terasa begitu lama. Kamu perlu waktu untuk melepaskan pikiranmu dari permasalahan hubungan dahulu sebelum kamu bisa melihat dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi.
Kamu dan mantanmu harus bisa berefleksi dan mungkin memperbaiki diri sendiri selama masa perpisahan itu.
Pasangan yang seperti ini memiliki kemungkinan lebih besar untuk memperbaiki masalah hubungan daripada pasangan yang baru putus dua minggu, lalu balikan karena merasa insecure, nggak ingin merasa kesepian, atau karena alasan lainnya yang belum tentu benar.
Jadi, ingat ya, Dear, jangan pernah mempertimbangkan untuk kembali bersama sampai kamu bisa memberi ruang bagimu untuk “bernapas”.
5. Apa sih yang sebenarnya kamu takuti?
Photo by Kat Jayne from Pexels
Ini adalah salah satu alasan yang termasuk salah untuk memutuskan balikan sama mantan.
Rasa takut itu yang perlu kamu tanyakan pada dirimu. Apakah takut akan kesendirian, takut nggak pernah bertemu siapa pun, takut kalau ini adalah kesempatan terakhir untuk bisa kembali bersama, takut berpacaran, atau takut terhadap hal lain?
Kalau kamu bertanya-tanya dan merasa cemas apakah kamu akan menemukan orang lain atau jodoh setelah putus, itu nggak apa-apa, karena bisa dimengerti. Tapi, kekhawatiran itu seharusnya nggak menjadi yang mengarahkanmu pada keputusan akhir.
6. Apakah hidupmu lebih baik ketika bersama dengan mantan atau tanpanya?
Kamu harus bisa merenungkan dan bertanya hal ini pada dirimu ya, Dear. Kalau ada lebih banyak hari baik dengan hal positif ketika kamu bersama mantan, maka itu bisa jadi pertanda bagus.
Tapi, sebaliknya, kalau malah lebih banyak hal buruk yang kamu alami bersamanya, agaknya kamu perlu berpikir kembali.
Jujurlah pada dirimu ya, Dear. Apakah keberadaan mantan dalam hidupmu meningkatkan kebahagiaanmu atau malah menyakitimu secara mental atau pun fisik?
Jangan sampai kamu terjebak dalam lingkaran toxic relationship ya. Hubungan yang sehat itu terbentuk dari dua orang yang berkomitmen untuk bisa meningkatkan kualitas hidup diri sendiri, dan berusaha memberikan yang terbaik dari satu sama lain.
Memutuskan untuk balikan sama mantan adalah hal yang besar. Ketika kamu mempertimbangkan 6 pertanyaan di atas, pastikan kamu benar-benar jujur dengan diri sendiri ya, Dear.
Ingatlah kalau kamu yang dapat bertanggung jawab untuk diri sendiri dan hidupmu. Keputusan apapun yang kamu buat haruslah yang terbaik untukmu. Yakinkan diri sekuat mungkin demi kebahagiaanmu yang akan datang!
Referensi:
- Kristie Overstreet, P. L. (2019, October 9). 5 Ways To Know Whether You Should Get Back Together With Your Ex. Retrieved from mindbodygreen.com: https://www.mindbodygreen.com/articles/how-to-decide-whether-to-get-back-together-with-your-ex
- Nesmith, M. (2020, October 2). 5 Questions to Ask Yourself Before Getting Back Together With an Ex. Retrieved from repeller.com: https://repeller.com/getting-back-together-with-an-ex/
- Vincenty, S. (2019, September 30). 7 Things to Consider Before Getting Back With Your Ex. Retrieved from oprahmag.com: https://www.oprahmag.com/life/relationships-love/a29265984/should-i-get-back-with-my-ex/