Berduka Karena Meninggal – Kehilangan sosok orang yang begitu dekat akibat meninggal dunia bukanlah hal yang mudah. Ada perasaan syok, tidak percaya, hingga berusaha untuk memutar balikkan waktu. Apalagi bila sosok itu merupakan sosok yang begitu berharga untukmu.
Perasaan sakit yang menetap akibat kehilangan merupakan perasaan ‘berduka’ atau grief. Perasaan ini merefleksikan sesuatu yang kamu cintai dan kehilangannya akan membuatmu merasa kehilangan segalanya.
Bukan hanya sakit hati, tetapi juga ada perasaan menyesal dan kebingungan.
Artikel ini akan membahas proses dan tahapan berduka karena kehilangan sosok yang meninggal dunia serta apa yang bisa dilakukan untuk mendukung proses pemulihan ini.
Proses Berduka Secara Umum
Berduka merupakan proses yang harus dilalui setelah mendengar kabar yang menyedihkan. Tidak ada garansi waktu berduka yang singkat serta menghindari perasaan sedih itu.
Saat kamu tengah berduka, kamu tidak boleh menekan perasaan itu karena hanya akan memperpanjang proses kedukaan dan meningkatkan risiko emosinal yang lebih dalam.
Selain itu, tidak ada “cara berduka yang tepat” atau “terbaik”. Semua memiliki prosesnya sendiri.
Namun bila proses berduka ini begitu panjang dan rumit bahkan menyebabkan kamu mengalami emosi lain seperti depresi dan menjauhkan diri dari lingkungan sekitar, maka perlu adanya bantuan profesional seperti psikolog.
Tahapan Berduka Saat Sosok Tercinta Meninggal Dunia
Tahapan ini merupakan tahapan yang dikembangkan oleh psikiater Elisabeth Kubler-Ross. 5 tahapan di bawah ini merupakan tahapan yang umum digunakan untuk menjelaskan proses melewati kedukaan saat kerabat atau orang yang dicintai meninggal dunia.
Denial/Penyangkalan
Tahapan ini merupakan tahapan awal saat berduka. Menyangkal situasi yang ada bisa membantu kita untuk mengurangi rasa sakit akibat kehilangan tersebut.
Saat memproses realita, kita harus memproses emosi yang begitu sakit. Karena itu pada tahapan ini, otak berusaha untuk mengurangi kadar sakit dengan proses penyangkalan.
Namun bukan berarti kita tidak akan bisa menerima, namun secara perlahan kita diajak untuk mengenal kembali kenyataan dan beradaptasi.
Meskipun begitu menyakitkan, pada tahapan ini kita justru belajar untuk slow down dan berusaha menerima semua dengan perlahan.
Istilah take it slow mungkin menjadi salah satu kunci dari tahapan ini.
Anger/Kemarahan
Tahapan berduka saat orang terdekat meninggal selanjutnya adalah kemarahan.
Emosi ini muncul sebagai reaksi dari ketidaknyamanan emosional yang ekstrim. Menariknya, emosi ini juga muncul untuk menutupi perasaan takut dan sedih.
Emosi marah juga bisa membuat kita melepaskan tekanan emosi yang mungkin sulit diungkapkan dengan menangis.
Pada tahapan ini, sangat mudah untuk menjauhi orang sekitar dan berjalan sendiri. Namun koneksi dan dukungan sangat diperlukan untuk menjaga perasaan positif dan berproses lebih lanjut.
Bargaining/Negosiasi
Saat mengalami perasaan kehilangan yang begitu berat, ada perasaan putus asa untuk melakukan apapun agar kamu bisa mengurangi perasaan ini.
Di titik ini, kita mungkin akan melakukan beberapa hal seperti:
- Aku akan melakukan apapun agar Tuhan bisa mengembalikan orang ini
- Aku berjanji akan lebih baik bila Tuhan membangunkanku dari mimpi buruk ini
Proses ini membuat kita menyadari bahwa kita adalah manusia yang tidak dapat melakukan apapun untuk mengubah masa lalu. Perasaan ini muncul dari perasaan ketidakberdayaan.
Depression
Pada tahapan ini, pikiran kita seolah menjadi lebih tenang dan mulai melihat realita dengan perlahan.
Namun titik ini justru membuat kita merasa semakin kehilangan dan panik, mengalami emosi yang kacau, serta merasa semakin hampa.
Momen ini seringkali mendorong kita untuk menarik diri dan tenggelam dalam perasaan sedih ini.
Di titik ini cukup rentan muncul masalah psikologis, sehingga sangat wajar untuk memohon bantuan kepada psikolog profesional yang bisa membantumu memproses kehilangan ini.
Acceptance/Penerimaan
Ini merupakan tahapan terakhir dan sudah mulai bisa menerima kenyataan tanpa perlu negosiasi.
Emosi tidak nyaman masih ada dan mungkin tidak akan hilang, tetapi kondisi emosional intens saat tahapan sebelumnya sudah semakin memudar.
Bagaimana Mendukung Sahabat dan Kerabat yang Tengah Berduka
Berduka dapat dilalui dengan berbagai bentuk yang sangat berbeda. Oleh karena itu, tentu kamu tidak bisa memaksakan orang terdekat kita untuk “segera” memproses kedukaannya.
Kamu bisa membantu mereka sesuai kebutuhan mereka dan tidak menghakimi apakah mereka sudah terlalu lama berduka atau tidak.
Hal ini dikarenakan bertanya “Apakah kamu sudah selesai berduka” sama dengan memaksa “mengakhiri” proses yang belum tuntas.
Menawarkan bantuan psikolog profesional bisa menjadi salah satu langkah tepat ketika mereka semakin sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Mendengarkan dan bertanya kabar juga bisa sangat membantu.
***
Sumber:
- https://www.psychologytoday.com/us/basics/grief
- https://www.verywellmind.com/five-stages-of-grief-4175361