Cara Memahami Budaya Lain – Dengan teknologi komunikasi yang semakin canggih, kesempatan untuk berinteraksi dengan orang dari berbagai belahan dunia jadi semakin terbuka. Gegar budaya atau culture shock kerap kali dialami yang bisa membuat hidup lebih berwarna bila semua orang santuy. Beda cerita kalau ada pihak yang kurang bisa mengerem emosi.
Dari latar belakang tersebut maka memahami budaya lain amatlah penting. Dengannya, kita bisa terhindar dari salah paham yang tidak perlu. Riliv telah menyusun cara memahami budaya lain dalam artikel ini. Baca hingga tuntas, ya!
Berikut ini cara memahami budaya lain agar kamu bisa lancar berkomunikasi dengan siapa pun!
1. Kenali budayamu sendiri
Cara memahami budaya lain yang pertama adalah dengan mengenal budaya sendiri. Kadang kita begitu sibuk melabeli satu budaya salah atau kurang baik tanpa berpikir mungkin nilai dari budaya kita sendiri juga dinilai aneh oleh orang lain.
Dengan memahami budaya sendiri, kita bisa menelaah nilai apa yang ada pada budaya kita yang memiliki ciri persis seperti budaya lain. Dengan persamaan ini, kita bisa memahami tujuan kenapa orang dari satu negara melakukan ini dan itu karena ternyata di budaya kita sendiri ada hanya saja sedikit berbeda.
2. Berteman dengan orang dari background berbeda
Jangan pernah mempersempit lingkaran pertemananmu. Bertemanlah dengan orang dari budaya yang berbeda. Perlahan apa yang tadinya selalu aneh bagimu, kini tak lagi membuatmu bertanya-tanya.
Memiliki teman dengan budaya berbeda bisa membuatmu kaya akan ide. Bahkan cara menyelesaikan masalah pun bisa dilihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Ingin hidup lebih berwarna? Bertemanlah dengan siapa saja!
3. Berbincanglah dengan siapa pun
Matikan smartphone-mu karena tidak ada pesan baru yang masuk. Kamu hanya berusaha menghindari interaksi dengan orang lain. Cobalah membiasakan diri tidak sering mengecek smartphone-mu di tempat umum.
Hal ini akan memberikan banyak kesempatan bagi kamu dan orang lain untuk saling berinteraksi. Berbincanglah tentang hal ringan dan lihatlah bagaimana orang dengan background berbeda merespon satu isu. Cara ini bisa membuatmu lebih paham budaya masing-masing orang.
Untuk urusan berbincang hal serius seputar kesehatan mental, kamu tak boleh sembarangan. Carilah bantuan profesional seperti psikolog yang kini sudah bisa melayani curhat online.
4. Perbanyak wawasan dengan membaca
Buku adalah jendela dunia dan membaca adalah kuncinya. Maka dari itu, perbanyaklah membaca karya sastra yang ditulis oleh penulis berbeda. Bisa juga membaca novel dengan setting budaya yang berbeda.
Satu karya sastra yang baik pasti sangat merepresentasikan kehidupan nyata satu tempat lengkap dengan budayanya. Maka selain dari berteman dengan orang dengan budaya berbeda, kamu juga bisa memahami budaya lain dengan membaca buku.
5. Sering menonton film cara memahami budaya lain
Minat baca buku rendah tapi minat baca subtitle tinggi? Kamu bisa belajar memahami budaya lain dengan sering menonton film. Tentu, dengan catatan film yang kamu tonton memiliki latar belakang setting tempat yang berbeda-beda.
Jadwalkanlah menonton seminggu sekali untuk mengisi me time. Me time terpenuhi, kesensitifan akan budaya lain pun terasah. Satu kali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.
6. Dengarkan radio atau podcast
Cara memahami budaya lain yang keenam adalah dengan mendengarkan radio atau podcast yang membahas tentang budaya. Belajar tentang budaya lain dengan podcast atau radio menawarkan cara yang praktis dimana kamu bisa mengerjakan hal lain sembari mendengarkan.
Beberapa podcast tentang budaya yang bisa kamu dengarkan adalqh In Culture, Talking Culture, Global Culture & Diversity, dan Withlocals Unlocking Culture. Selamat mendengarkan!
7. Traveling untuk belajar memahami budaya lain
Tidak ada cara memahami budaya lain yang paling efektif selain langsung terjun ke tempatnya dengan cara traveling. Memang untuk saat ini traveling masih dibatasi tapi kamu bisa mulai merencanakannya dari sekarang.
Pergilah ke tempat yang sudah sangat ingin kamu kunjungi sejak dulu. Itu berarti kamu sudah memiliki banyak bekal pengetahuan akan tempat itu. Selanjutnya secara perlahan mulailah merambah ke daerah yang kamu benar-benar asing agar kamu lebih banyak belajarnya.
Penat dan rasanya burnt out karena dua tahun tidak bisa traveling? Jangan-jangan kamu traveling hanya untuk healing sesaat saja. Konseling online saja untuk bisa cari solusinya.
8. Menulis pengalaman untuk memahami budaya lain
Menulis selalu menawarkan manfaat bagi siapa pun. Kamu yang sedang mencoba belajar budaya lain pun bisa menulis tiap pengalaman berharga agar makin paham dan melekat.
Saat menulis, semua pengalaman tergambar lagi. Kamu pun akan mematenkannya dalam tiap kata yang kamu tulis atau ketik. Dengannya, secara tidak langsung kamu kembali terekspos dengan budaya tersebut. Rasa menghargai dan menghormati budaya lain pun tumbuh.
Itulah 8 cara memahami budaya lain yang bisa kamu terapkan. Praktikan saja satu persatu dulu, tidak usah langsung semuanya. Beri waktu yang lama dalam belajar agar melekat lebih lama pula. Ingat, yang instan menguarnya instan juga.
Riliv bekerja sama dengan Indika Foundation mendukung masa depan Indonesia yang damai, inklusif dan memiliki semangat toleransi. Tujuan ini akan dicapai melalui pemberian pendidikan karakter yang mengajarkan kemampuan bernalar kritis, menghormati perbedaan, mengasah empati dan kecerdasan sosial emosional.
Riliv dan Indika Foundation memiliki program kerjasama #MakeItEQual yang bisa Anda akses sebagai berikut:
- 10000 kode voucher free meditasi dengan menggunakan kode voucher makeitequal
- 100 artikel kecerdasan emosional dan mindfulness
- 15 modul dan e-book kecerdasan emosional dan mindfulness
- 3 workshop #MakeItEQual
Informasi lebih lengkap mengenai program #MakeItEQual silahkan kunjungi laman RILIV MAKE IT EQUAL untuk dapatkan seluruh keuntungan program kerjasama ini.
Referensi:
- Unifrog.org. How to show respect towards people from other cultures
- Bjerke, Joshua. (2014). Learning to Acknowledge and Understand Other Cultures by Recognizing Your Own. recruiter.com
Ditulis oleh Uyo Yahya
Baca Juga:
Dear Parents, Inilah 5 Bentuk Toleransi di Keluarga