Bukankah menyenangkan jika kita semua bisa membesarkan anak-anak dengan rasa percaya diri dan keberanian? Beberapa cara untuk membuat anak berani dan percaya diri ini akan membantumu mewujudkannya!
Dikarenakan setiap anak pasti mengalami masa-masa sulit di dalam hidupnya, tingkat bunuh diri di kalangan remaja menjadi semakin meningkat. Lebih dari satu dari setiap lima anak mengatakan bahwa mereka telah diganggu di sekolahnya.
Selain itu, tekanan yang tinggi bagi anak-anak untuk mencapai prestasi akademis yang selalu tinggi juga dapat membuat anak menjadi kurang keberanian dan kepercayaan diri. Itulah sebabnya memperkuat kepercayaan diri anak menjadi sangat penting.
Berikut adalah beberapa cara membuat anak menjadi berani dan percaya diri yang telah dirangkum oleh Riliv!
Anak yang berani dan percaya diri adalah anak yang merasa dicintai, karena itu, cara membuat anak menjadi berani yang utama adalah cintai mereka sepenuh hati
Cinta adalah hal paling penting yang bisa kamu berikan kepada anak. Bahkan jika kamu melakukannya tidak dengan sempurna, berikanlah selalu cinta yang banyak kepada anak.
Anak perlu merasa diterima dan dicintai, dimulai dari keluarga lalu meluas ke kelompok lain, seperti teman sekolah, tim olahraga, dan komunitas. Biarkan anak tahu bahwa kamu mencintainya, bahkan ketika dia gagal atau membuat keputusan yang buruk.
Jika semua yang kamu bicarakan adalah tentang kinerja, dia akan berpikir bahwa kamu hanya mencitainya karena rapornya atau beberapa keunggulan yang dia miliki.
Selain itu, jika kamu berteriak atau mengabaikan atau melakukan kesalahan lain dalam hal mengasuh anak, segera beri pelukan pada anak dan katakan padanya bahwa kamu menyesal telah melakukannya dan bahwa kamu sangat mencintainya.
Cinta tanpa syarat merupakan fondasi yang kuat untuk membangun kepercayaan diri pada anak.
Berikan pujian saat pujian memang harus diberikan
Penting untuk memberikan pujian dan umpan balik yang positif kepada anak karena anak-anak – terutama anak-anak muda – mengukur nilai diri dan prestasi mereka berdasarkan apa yang kamu pikirkan.
Meskipun pujian sering disalahgunakan, ketika pujian itu spesifik dan pantas diterima, pujian merupakan hal yang penting untuk membangun kepercayaan diri. Tetapi, bersikaplah realistis dalam memberikan pujian kepada anak.
Jika seorang anak gagal pada sesuatu atau tidak menunjukkan bakat pada keterampilan tertentu, pujilah usahanya, tetapi jangan secara berlebihan memuji hasilnya. Yakinkan anak bahwa tidak masalah jika tidak dapat melakukan semuanya dengan sempurna.
Katakan padanya bahwa beberapa hal perlu upaya dan latihan berulang-ulang – dan kadang tidak apa-apa untuk terus berjalan melanjutkan hidup atau move on setelah melakukan upaya terbaiknya.
Lorna Crosse, seorang mantan guru musik terkenal, ingat bahwa beliau meminta murid-muridnya untuk menyimpan “berkas kebanggaan” penuh pujian yang mereka peroleh. Setiap mereka melihat nama mereka di artikel pada surat kabar atau menerima catatan pujian, mereka harus memasukkannya ke dalam berkas.
“Ketika anak-anak mengalami hari yang buruk, mereka akan mengeluarkan kata-kata pujian itu dan membaca semua hal baik yang telah mereka lakukan, dan itu akan membuat mereka merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri.”
Berkas kebanggaan menunjukkan keberhasilan karena hal itu mengajarkan anak-anak bahwa banyak hal yang baik ada pada diri mereka dan mengajari mereka bahwa latihan akan menghasilkan hasil yang baik.
Dan dalam praktiknya, upaya merekalah yang harus menjadi fokus. Misalnya, jangan hanya mengatakan ‘permainan yang bagus’. Tetapi katakan padanya bagaimana luar biasanya caranya mengoper bola pada rekan setimnya.
Bantu anak untuk menetapkan tujuan yang realistis
Ketika anak mulai belajar bermain sepak bola, tidak apa-apa baginya untuk berpikir bahwa dia akan bisa berada di tim olimpiade.
Tetapi jika dia gagal memasuki tim sepak bola di sekolah dan dia masih berpikir bahwa dia adalah pemain sekaliber olimpiade, maka dia harus fokus pada tujuan yang lebih realistis.
Alih-alih, kamu bisa menyarankannya untuk bergabung dengan tim yang tingkatannya lebih rendah, di mana dia bisa merasa menjadi seperti bintang daripada menjadi yang terakhir dipilih di tim yang tingkatannya lebih tinggi.
Intinya, kamu harus bisa membimbing anak untuk menetapkan tujuan yang masuk akal untuk membantunya terhindar dari perasaan gagal.
Beri teladan tentang self–love dan self–talk yang positif
Photo by Bart LaRue on Unsplash
Kamu harus dapat mencintai dirimu sendiri sebelum dapat mengajarkan anak untuk mencintai dirinya. Kamu bisa meneladani perilaku ini dengan memberi penghargaan dan pujian kepada diri sendiri, ketika kamu melakukan sesuatu dengan baik.
Entah kamu berhasil menyelesaikan maraton, mendapatkan promosi di tempat kerja, atau mengadakan makan malam yang sukses, rayakanlah keberhasilanmu bersama anak-anak.
Bicarakan tentang keterampilan dan bakat serta upaya yang kamu perlukan untuk mencapai prestasi tersebut. Dalam percakapan yang sama, kamu dapat mengingatkan anak tentang keterampilan yang mereka miliki dan bagaimana keterampilan itu dapat dikembangkan dan digunakan.
Terakhir tentang cara membuat anak menjadi berani, ajarkan mereka tentang ketahanan
Tidak ada seorangpun yang berhasil mencapai kesuksesan dalam segala hal sepanjang waktu. Akan selalu ada kemunduran, kegagalan, kritik, dan rasa sakit.
Gunakan rintangan-rintangan ini sebagai pengalaman untuk belajar daripada memikirkan kejadian-kejadian tersebut sebagai kegagalan atau kekecewaan.
Pepatah lama, “coba, coba, dan coba lagi,” memiliki manfaat yang sangat hebat, terutama dalam mengajar anak-anak untuk tidak mudah menyerah.
Tetapi, penting juga untuk mengakui perasaan anak daripada hanya mengatakan, “Sudah, jangan menangis,” atau, “Kamu seharusnya tidak merasa begitu buruk.”
Hal ini membantu anak-anak untuk belajar mengakui perasaan mereka, sehingga mereka dapat merasa nyaman untuk membagikannya denganmu. Anak-anak akan belajar bahwa kemunduran atau kegagalan adalah bagian normal dari kehidupan dan hal itu dapat diatasi.
Jika anak mengerjakan ujian dengan buruk, jangan mengasihaninya atau mengatakan padanya bahwa ia tidak akan pernah menjadi pembelajar yang baik.
Alih-alih seperti itu, membicarakan langkah apa yang bisa dia ambil untuk melakukan hal yang lebih baik di kesempatan berikutnya, jauh lebih baik. Sehingga, ketika dia berhasil, dia akan bangga dengan prestasinya.
Selain itu, kamu juga harus memberikan cukup ruang bagi anak untuk mengeksplorasi kebebasan dan petualangannya. Misalnya, kamu dapat menunjukkan cara membuat roti lapis dan kemudian membiarkan dia untuk mencobanya sendiri tanpa campur tangan darimu.
So, semoga beberapa cara untuk membuat anak berani dan percaya diri di atas bisa membantumu untuk dapat mendidik anak agar lebih berani dan percaya diri ya, Dear!
Referensi:
- https://www.workingmother.com/content/10-tips-helping-your-child-build-self-confidence
- https://www.todaysparent.com/family/parenting/how-to-build-your-childs-self-esteem/