Pacaran Beda Agama – Dalam psikologi, fenomena pacaran beda agama telah dikaji melalui berbagai macam penelitian yang terbukti sering menimbulkan berbagai macam konflik mulai dari batin hingga konflik hubungan antar anggota keluarga.
Konflik batin ini biasanya terjadi dalam bentuk ketakutan atau tidak percaya diri yang menimbulkan munculnya keraguan terhadap pasangan. Untuk itu perlu bagi kamu yang sedang berpacaran beda agama untuk mengelola konflik yang ada secara bijak.Ā Sekaligus membantu kamu untuk memperjelas arah hubungan.
Mengelola Konflik Batin
Berdasarkan teori konflik dari Lewis A. Coser, konflik batin termasuk dalam konflik realistis atau konflik secara langsung, yang timbul sebagai akibat adanya larangan untuk berpacaran atau menikah dengan beda agama. Pastinya ketika kamu melakukan sesuatu yang dilarang, secara naluri akan muncul perasaan takut yang kemudian berkembang menjadi keraguan atas hubungan juga pasanganmu sendiri.
Kalau kamu sedang mengalami konflik batin, coba tanyakan beberapa hal ini supaya tidak terjebak dalam hubungan cinta yang dalam tanpa solusi.
Bagaimana pasangan mengimani kepercayaannya?
Saling mengenali kepercayaan, adalah kunci dalam menjalani pacaran beda agama. Sebelum berpacaran pasti kamu juga sudah tau sedikit tentang kepercayaan dia. Tapi itu pasti belum cukup. Selama pacaran, sebaiknya kamu juga harus memahami bagaimana dia memberi value kepada imannya.
Dengan ini kamu akan mendapatkan beberapa jawaban seperti, apakah dia menganggap iman adalah hal yang begitu berharga sehingga ingin kamu juga bisa mengikutinya? Atau dia menganggap itu berharga tapi hanya ingin dia sendiri yang menjalaninya tanpa mengusik kepercayaan kamu?
Ini merupakan hal yang penting karena bagi kebanyakan orang yang menjalani hubungan dengan perbedaan iman, salah satu pihak mungkin ingin untuk membagikan kepercayaannya kepada orang yang dia percaya dan sayangi. Mungkin kamu bisa berdiskusi dengannya mengenai kepercayaan kalian masing-masing.
Tapi ingat, jangan memaksa dia untuk mengikuti kamu tapi cari titik tengah dimana perbedaan iman kalian masih bisa dicari kesamaan dari nilai-nilai didalamnya. Jika belum ada jawaban dan konflik batin ini terus menyerang hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, jangan ragu untuk ke psikolog supaya dibantu menemukan jalan keluarnya.
Mengelola Konflik Hubungan Antar Keluarga
Konflik lain yang bisa muncul biasanya datang dari pertentangan anggota keluarga atas hubungan yang sedang kamu jalani. Hal ini muncul karena adanya kekhawatiran jika salah satu anggota keluarga melakukan perpindahan agama.Ā Untuk itu beberapa hal ini bisa kamu lakukan demi menghindari konflik yang akan terjadi.
Komunikasi dengan Orang Tua
Jika kamu sedang berada dalam hubungan beda agama, komunikasi dengan orang tua adalah hal yang penting. Mungkin bagi sebagian orang, terbuka dengan orang tua adalah hal yang sulit. Namun jika kamu sudah berada dalam hubungan yang serius, maka orang tua perlu memberikan pendapatnya. Bagi sebagian besar keluarga mungkin akan menolak, tapi jika kamu memberikan pengertian yang jelas tentang hubungan, kamu mungkin bisa menemukan solusinya.
Mencari Katup Penyelamat
Menurut teori Lewis A. Coser, ketika restu orang tua belum juga kamu dapatkan maka penting untuk mencari katup penyelamat sebagai langkah tambahan untuk menyelesaikan konflik. Pastikan katup penyelamat ini merupakan salah satu anggota keluarga yang menjembatani hubungan tersebut agar tetap berjalan. Biasanya hal ini akan memudahkan kamu untuk meluluhkan hati orang tua.
Apabila kedua hal diatas sudah kamu lakukan namun konflik masih sering terjadi, mungkin butuh bantuan pihak profesional. Kamu akan mendapatkan arahan untuk bisa menemukan penyelesaian atas konflik hubunganmu.
Menjalani Pacaran Beda Agama Bukan Berarti Tidak Membuat Komitmen
Kalau kamu sudah melakukan langkah-langkah diatas dan merasa bahwa hubungan kamu bisa untuk dipertahankan dan diberikan support dari lingkungan, maka bangun komitmen dengan pasanganmu secepatnya. Komitmen bukan hanya menikah tapi juga komitmen untuk saling respect selama hubungan pacaran sampai akhirnya menuju ke pernikahan.
Menjalani pacaran beda agama memang sulit, namun akan manis jika berakhir baik. Jika hubunganmu berakhir tidak baik, maka belajarlah hal positif yang kamu dapatkan dari dia yang membangun dirimu menjadi pribadi yang lebih baik. Tanamkan di hubungan selanjutnya bersama orang yang seiman denganmu. Tapi percayalah, tak ada cinta yang sia-sia. Jika kamu masih ragu untuk menjalani hubunganmu dengan dia, kamu bisa bercerita keĀ psikolog online melalui aplikasi curhat online Riliv untuk membantumu mencari jalan keluar dalam hubunganmu.
Referensi:
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/4f07a7717a41019eba70f07b14c31085.pdf
https://www.huffpost.com/entry/why-you-need-to-think-twi_b_3530077
Ditulis oleh Sarah Aurelia dan diedit oleh Riliv.
Discussion about this post