Ditulis oleh Nur Nisrina Hanif Rifda, diedit oleh Neraca Cinta Dzilhaq, M.Psi., Psikolog
Stres ringan – Aktivitas rutin sehari-hari ada kalanya membuat kita jenuh. Apabila tidak diatasi dengan baik, rasa jenuh tersebut dapat berdampak pada timbulnya stres dalam diri kita. Penting untuk mengetahui ciri-ciri stres, khususnya stres ringan agar kita bisa mewaspadai dan memberikan penanganan seawal mungkin bagi diri kita.
Jika dibiarkan berlarut-larut, maka tentu saja stres akan memberikan dampak negatif yang tidak bisa disepelekan. Stres ringan bisa memberikan efek negatif, tidak hanya kepada kesehatan psikis, tetapi juga kesehatan fisik, lho! Demi menghindari efek yang tidak diinginkan, yuk, kita kenali dan pahami bersama-sama tentang ciri-ciri stres ringan sebelum terlambat!
Apa yang dimaksud dengan stres?
Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang ciri-ciri stres ringan, alangkah baiknya jika kita memahami terlebih dahulu tentang definisi stres.
Stres dapat diartikan sebagai respons yang ditunjukkan oleh tubuh maupun pikiran kita atas suatu tuntutan serta interpretasi yang kita berikan atas tuntutan tersebut. Sebenarnya, stres tidak selalu berarti buruk, lho, Dear!
Stres merupakan respons alamiah tubuh kita terhadap suatu stressor (pemicu stres) yang akhirnya meningkatkan adrenalin kita untuk menyelesaikan tugas tersebut. Ketika kita berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, maka kita pun akan kembali merasa lega.
Namun, apabila kita tidak mampu mengendalikan stres dengan baik, maka kita akan mengalami stres tersebut secara berkepanjangan. Hal tersebut bisa membuat kita merasa hampa dan putus asa. Nah, inilah yang harus kita cegah!
Ciri-ciri stres ringan pada fisik
Setelah mengetahui definisi dari stres, kita akan mulai membahas tentang ciri-ciri stres ringan yang tampak secara fisik. Apa saja ciri-cirinya?
- Jantung berdetak dengan cepat. Stres atau tekanan akan membuat jantung berdetak dengan lebih cepat daripada biasanya. Hal ini sering kali disebabkan oleh peningkatan tekanan darah yang kemudian membuat jantung berdetak dengan cepat.
- Napas yang tidak teratur. Orang-orang yang sedang mengalami stres biasanya akan bernapas dengan berat dan tidak teratur. Pernapasan ini kemudian dapat memicu munculnya kepanikan. Selain itu, bernapas dengan tidak teratur dan berlebihan justru akan membuat kadar oksigen tubuh melebihi kapasitas yang diperlukan dan membuat kadar karbondioksida di dalam darah menurun. Penurunan ini akan memicu jantung untuk bekerja dengan lebih keras.
- Mengalami gangguan tidur. Saat kita mengalami stres, kita biasanya akan sulit untuk tidur karena terganggu oleh pikiran-pikiran yang kita miliki.
- Sakit perut. Ketika sedang mengalami stres, kita bisa mengalami sakit perut. Sakit pada perut ini beragam macamnya. Contohnya seperti konstipasi, mual, hingga diare. Hal ini bisa terjadi saat kita diminta untuk mempresentasikan suatu karya di depan publik. Apakah kamu pernah mengalami yang seperti ini, Dear?
- Mengalami sakit kepala. Stres sering kali memicu sakit kepala. Selain berupa rasa pusing, stres juga bisa menimbulkan efek berupa nyeri otot di area bahu, kepala, dan leher. Sebuah hasil studi yang dimuat oleh Journal of Behavioral Medicine menyatakan bahwa kecemasan dan kewaspadaan dapat meningkatkan intensitas sakit kepala saat menghadapi tekanan tugas.
Ciri-ciri stres ringan berdasarkan psikis
Selain ditunjukkan oleh fisik, gejala atau ciri-ciri stres ringan juga ditunjukkan secara psikis. Apa saja yang termasuk ke dalam ciri-ciri tersebut? Ciri-ciri stres ringan berdasarkan psikis antara lain yaitu:
- Merasa cemas dan gelisah. Ketika kita merasa stres akan suatu hal, tentu di saat yang sama kita akan merasa cemas dan gelisah pula, bukan?
- Susah berkonsentrasi. Ada kalanya, stres membuat kita terjaga dan fokus terhadap suatu tugas yang sedang kita kerjakan. Namun, tak jarang juga, stres justru membuat kita kesulitan untuk berkonsentrasi. Apalagi jika stres tersebut sudah mulai menimbulkan sakit secara fisik. Tentu hal tersebut akan semakin membuat kita sulit untuk memusatkan konsentrasi.
- Timbulnya rasa marah. Saat kita sedang suntuk dan tertekan karena mengerjakan sebuah tugas yang tidak kunjung selesai, kemudian mendengar celotehan teman di sebelah kita, terkadang kita tiba-tiba merasa marah. Padahal, jika dipikirkan lebih dalam, sebenarnya teman kita tidak membicarakan hal-hal yang sensitif. Yup, kondisi stres terkadang membuat rasa marah lebih mudah timbul.
- Merasakan kesedihan. Tidak hanya amarah, stres juga bisa memicu timbulnya kesedihan. Apalagi jika kita mengalami stres dalam jangka waktu yang panjang. Stres tersebut berpotensi membuat kita semakin merasa hampa, tidak berdaya, dan putus asa dalam menghadapi suatu tantangan. Di sinilah kita membutuhkan peranan orang-orang terdekat kita.
Bagaimana cara mengatasi stres ringan?
Tidak hanya mengetahui tentang definisi dan ciri-ciri stres, kita juga harus mengetahui tentang cara mengatasi stres ringan tersebut. Hal ini bertujuan agar kita bisa mengendalikan stres ringan dengan baik dan tidak berujung pada kesedihan yang berkepanjangan. Jadi, bagaimana cara mengatasi stres ringan?
1. Kenali tanda-tanda stres
Langkah pertama yang harus kita lakukan tentu saja dengan mengenali tanda-tanda stres ringan di tubuh kita. Untuk memudahkan mengenali tanda-tanda tersebut, kita bisa membuat jurnal atau catatan sederhana tentang perasaan yang kita alami setiap harinya.
Membuat jurnal atau catatan sederhana juga akan membantu kita untuk mengetahui hal-hal yang berpotensi menimbulkan stres.
2. Latihan relaksasi
Meditasi atau yoga merupakan cara yang bisa kita coba untuk mencegah terjadinya stres berkepanjangan. Jangan khawatir apabila kamu termasuk pemula dalam meditasi, Dear!
Saat ini, Riliv menyediakan layanan meditasi secara daring yang bisa kita dapatkan dengan mengunduh aplikasinya. Kita akan mendapat panduan lengkap tentang berbagai macam meditasi sederhana yang bisa kita coba.
3. Rutin berolahraga dan menjaga kesehatan fisik.
Berolahraga dan menjaga kesehatan fisik termasuk ke dalam cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya stres.
Berolahraga akan membantu untuk menurunkan tegangan pada otot dan juga turut menurunkan rasa sakit secara fisik akibat stres. Tidak harus olahraga berat, Dear! Kita bisa juga memulainya dengan aktivitas olahraga ringan, asal dilakukan secara rutin.
Selain berolahraga, kita juga jangan lupa untuk tetap memperhatikan kesehatan fisik dengan menjaga asupan konsumsi makanan bergizi dan istirahat yang cukup. Hal ini akan sangat membantu untuk menurunkan stres.
Setelah mengenali definisi, ciri-ciri, dan cara mengatasi stres ringan, kita bisa lebih mewaspadai apabila terjadi sesuatu yang berbeda dalam diri kita. Akan tetapi, perlu diingat selalu bahwa kita dilarang untuk melakukan self-diagnose atau diagnosis mandiri, ya, Dear! Kita boleh menjadikan ciri-ciri stres sebagai acuan awal, tetapi jangan lantas mendiagnosis diri sendiri.
Diagnosis hanya boleh dilakukan oleh profesional, seperti psikolog atau psikiater. Oleh karena itu, jika kita sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mengatasi stres yang kita rasakan, tetapi tidak kunjung berhasil, kita harus mencari bantuan profesional, ya!
Psikolog atau psikiater tentu sudah terlatih untuk menangani kasus serupa. Jadi, pastikan kesehatan kita berada di tangan pihak yang tepat.
Sudah menunjukkan tanda-tanda stres ringan? Yuk, konsultasi bersama psikolog Riliv!
Referensi:
- Berry, J. K. M., & Drummond, P. D. (2018). Psychological generators of stress-headaches. Journal of behavioral medicine, 41(1), 109–121. https://doi.org/10.1007/s10865-017-9872-9
- Biggers, A. (2020). Stress Symptoms: What to Watch for. Medical News Today. Disadur dari Medical News Today: https://www.medicalnewstoday.com/articles/stress-symptoms
- Ciampi, R. C. (2019). Stress and Burnout. Psychology Today. Disadur dari Psychology Today: https://www.psychologytoday.com/us/blog/when-call-therapist/201912/stress-and-burnout
- Jantz, G. L. (2014). The Physical Dangers of Stress. Psychology Today. Disadur dari Psychology Today: https://www.psychologytoday.com/us/blog/hope-relationships/201407/the-physical-dangers-stress