Halo Kak, selama 19 tahun hidup saya, saya tidak pernah berhubungan spesial dengan lawan jenis. Setiap saya mengagumi seseorang, saya merasa hanya saya pihak yang mengagumi tanpa adanya balasan. Kemudian, ketika saya mencoba untuk membuka hati, ada beberapa yang datang. Tapi semuanya tidak benar.
Mengapa saya bisa bilang begitu? Karena mereka semua sudah memiliki pasangan dan terang-terangan menunjukkan ketertarikan pada saya atau sedang mendekati perempuan lainnya. Saya sebagai seorang perempuan beranggapan lebih baik saya menghindar daripada menyakiti perempuan lainnya. Kemudian, saya mulai menjaga hati.
Saya meminta kepada Tuhan untuk mengharapkan pria baik. Teman-teman saya mengatakan saya mendikte Tuhan saya. Tapi di lain sisi, saya memimpikan seseorang yang tidak pernah saya temui di kehidupan nyata.
Saya tidak tahu apakah itu jawaban dari doa saya. Tapi saya jatuh cinta kepada sosok itu dan berharap segera menemukannya di kehidupan nyata serta menjadikannya sebagai suami saya. Saya tidak peduli meskipun dia datang detik ini juga dan meminta saya sebagai istrinya. Saya akan menerimanya. Apakah ini wajar ya mengharapkan pria baik seperti itu? Terima kasih
—
Halo, terima kasih sudah curhat di Riliv, ya.
Ketika berbicara tentang cinta, hampir selalu menganggu pikiran dan hati yang merasakannya ya. Perasaan ingin mencintai dan dicintai seseorang itu adalah hal yang wajar dialami cewek sesusia kamu, terlebih lagi kalau teman-teman kamu terlihat menjalani hubungan romantis dengan lawan jenis.
Menurut saya, usia kamu masih sangat belia. Kamu masih akan banyak menjalani dan mengalami sedih dan bahagianya jatuh cinta pada seseorang. Sejauh ini kamu memilih jalan yang aman dan kamu anggap benar. Kamu sudah berani menerapkan prinsip kamu untuk tidak menjalani hubungan romantis dengan cowok yang sudah memiliki pasangan. Untuk keberanianmu menerapkan prinsip itu saja, saya sudah apresiasi karena tidak semua cewek seusiamu mampu berpikir jauh ke depan.
Kamu pun kemudian memilih jalan yang lebih religius untuk mengatasi kegalauan yang kamu rasakan. Kamu berdoa kepada Tuhan untuk mengharapkan pria baik dan dipertemukan dengamu.
Saat ini mungkin kamu bertanya-tanya, apakah memimpikan seseorang yang belum kamu temui itu adalah hal yang wajar? Wajar atau tidaknya kamu sangat mengharapkan pria baik yang kamu temui di mimpi itu, bisa diukur dari “seberapa besarkah pengaruh sosok itu terhadap kehidupan nyata kamu sehari-hari?”
Bila memimpikan sosok itu sampai menganggu fungsi hidup kamu sehari-hari (misalnya jadi tidak ingin belajar, jadi menutup diri dalam pergaulan, kurang dapat bersikap terbuka terhadap lawan jenis yang datang mendekat, tidak nafsu makan, atau selalu membayangkan tentang hal itu sehingga kegiatan lain terbengkalai), saya akan bilang hal tersebut sudah menjadi tidak wajar dan menjadi sebuah gangguan dalam hidup kamu. Tetapi bila memimpikan sosok itu menjadi sebuah keyakinan bahwa Tuhan mendengarkan kamu, saya rasa itu masih wajar.
Kamu harus tetap menyadari bahwa sosok itu bukanlah sosok yang nyata ada dan sosok yang nyata kamu kenal. Kamu harus tetap bisa membedakan yang mana kenyataan dan “impian”. Jadi kalau menurut saya, selama hal tersebut tidak mengganggu fungsi hidupmu dan memberikan kamu sedikit ketenangan, tidak apa-apa untuk terus mempercayai hal tersebut. Tapi kamu harus tetap tahu batasnya ya 🙂
Percayalah bahwa cinta itu datang di saat yang tepat dengan orang yang tepat. Saat yang kamu anggap tepat, kadang bukan saat yang tepat menurut Tuhan.
Jadi bersabar ya, waktu kamu akan datang kok. Tetap semangat!
No One Understands You Like We Do.
Discussion about this post