Dampak Negatif Stres Kerja – Apakah karyawab Anda sering terlihat menunda gejala stres dan berusaha untuk tetap bekerja di kala sulit? Seringkali, hal ini dilakukan oleh karyawan dengan berbagai macam alasan: ambisi pribadi, etos kerja yang sudah berakar, rasa takut tertinggal, ingin menjaga kepercayaan atasan, dan masih banyak lagi.
Bila ini terlihat pada tim Anda, segera atasi! Jangan abaikan dampak negatif stres kerja.
Setiap pekerjaan dan setiap karyawan tentu akan bersinggungan dengan rasa stres; hal ini merupakan obyek yang tak terhindarkan, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
Seringkali, rasa stres hanya muncul seminggu, dan mudah ditepis dengan istirahat yang cukup dan hiburan sesuai hobi personal.
Namun, dampak negatif stres kerja tetap bukan hal sepele yang dapat diremehkan. Berikut ini Riliv akan menyajikan dampak-dampak negatif yang dapat menjadi pertimbangan Anda,.
Meski tujuannya untuk menjaga performa, mengabaikan stres kerja malah merusak ritme kerja
Pemikiran untuk mengabaikan stres dan tidak mengambil pertolongan pertama pada stres yang karywan Anda alami demi mempertahankan konsistensi kerja, adalah pemikiran yang cukup riskan untuk dipertahankan. Seringkali, karyawan meremehkan ciri stres karena ciri-cirinya tidak menonjol seperti penyakit fisik.
Tanpa disadari, hal-hal ini dapat mempengaruhi ritme kerja secara perlahan. Pekerjaan yang dilakukan dalam himpitan rasa stres yang diabaikan, tidak akan semaksimal pekerjaan yang dilakukan dengan kepala dingin dan tubuh yang bugar.
Maka, memaksa diri karyawan untuk terus-menerus adalah bentuk toxic positivity yang harus dihindari demi menjaga performa kerja dalam jangka panjang. Tentu hal-hal mendasar tentang pengorbanan ini wajib menjadi pertimbangan Anda dalam menyikapi stres kerja.
Ketika mengalami stres kerja, seringkali karyawan mengalami kondisi mudah marah, sulit tidur, dan sulit berkonsentrasi. Semakin gejala-gejala ini Anda abaikan, semakin besar pengaruh gejala-gejala ini berdampak pada profesi, performa, bahkan hubungan karyawan dengan lingkungan sosial di tempat kerja. Kalau sudah begini, kendalanya akan semakin besar!
Salah satu dampak negatif stres kerja yang dirasakan langsung: gangguan fisik!
Banyak penelitian dan jurnal yang membahas dampak stres terhadap kebugaran seseorang. Lebih spesifik lagi, meneliti dampak stres terhadap fisik karyawan di tempat kerja. Seiring berkembangnya penelitian ini, ditemukan banyak dampak fisik yang seringkali dianggap sepele, namun ternyata berasal dari stres kerja yang diabaikan.
Dampak terhadap fisik ini umumnya diawali oleh sakit kepala, sakit perut, gangguan maag, gangguan tidur, mudah marah, hingga sulit berkonsentrasi.
Seringkali, karyawan menyangkal stres kerja sebagai sumber dari masalah fisik tersebut dan berfokus hanya kepada penanganan fisik, seperti meminum obat sakit kepala dan obat maag. Tentu penting untuk menangani penyakit secara langsung, namun akan sangat baik bila masalah tersebut diselesaikan langsung ke akarnya.
Gejala fisik ini bisa mengarah pada penurunan produktivitas karyawan. Kinerja karyawan akan menurun sehingga produktivitasnya pun ikut berkurang. Ini sudah menjadi tugas HRD untuk memperhatikan masalah yang satu ini.
Gangguan fisik tersebut bisa semakin parah bila diabaikan!
Gangguan-gangguan fisik tersebut bisa jadi hanya sambutan awal dari efek samping stres terhadap tubuh. Jika Anda tetap bersikukuh untuk mengabaikan stres dan memaksakan diri untuk bekerja seperti biasanya, Anda memiliki kesempatan lebih besar untuk mengalami gangguan fungsi jantung, sakit sendi dan otot, pernapasan, bahkan dapat memicu kanker.
Anda mungkin tidak melihat stres sebagai musuh dengan senjata seberbahaya itu. Namun, hal ini dapat terjadi secara bertahap, sebab stres yang Anda pelihara dapat melemahkan imun Anda perlahan-lahan.
Dampak negatif stres terhadap kesehatan mental Anda juga harus diperhatikan!
Seringkali, karyawan mencoba untuk tetap berlaku prima dan kuat ketika sebenarnya sedang mengalami stres kerja selama belum mengalami gangguan-gangguan fisik tersebut. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, terdapat pula jenis stres yang dapat dihilangkan dengan istirahat dan hiburan.
Jika reward-reward kecil tersebut terus diabaikan dan malah ‘menghidupi’ stres dalam diri, bahaya yang sama dapat mengintai kesejahteraan mental karyawan. Ancaman-ancamannya seperti gangguan pola makan (bisa berkurang maupun berlebih), gangguan kecemasan, burnout, hingga depresi.
Anda perlu mengingat bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Maka, Riliv berharap Anda dapat mempertimbangkan dampak negatif stres kerja ini, tidak mengabaikannya, dan mulai mencintai diri sendiri lebih dalam.
Solusi terbaik untuk stres berkelanjutan adalah mengonsultasikan rasa cemas dan ketidaknyamanan yang Anda rasakan kepada tenaga ahli (psikolog, konselor, dll). Anda bisa mengajak mereka untuk melakukan konseling karyawan dengan profesional.
Riliv for Company memiliki program kerjasama Employee Assistance Program sebagai berikut:
- Konseling karyawan langsung melalui chat tanpa harus repot mengatur jadwal bertemu untuk konsultasi psikologi online
- Kelas untuk karyawan dari pakar dunia psikologi, karir, dan mindfulness untuk menemukan performa maksimal dari karyawan Anda
- Konten mindfulness berupa audio guide mindfulness content untuk menciptakan fokus dan keseimbangan dalam bekerja dan beristirahat
- Asesmen psikologis yang terpercaya sehingga Anda bisa memastikan masalah apa yang dihadapi untuk menentukan solusi tepat guna
- Harga terjangkau karena Anda akan langsung mendapatkan semua paket dalam harga yang masuk akal
- Produktivitas terjaga karena karyawan tidak perlu meluangkan waktu pergi atau meditasi yang lama.
Bila Anda tertarik untuk bekerjasama dengan Riliv for Company demi investasi kesehatan mental para karyawan Anda, kontak Taya – 0895-6097-98517 atau Indra 0857-8587-5736 untuk informasi lebih lengkap tentang motivasi karyawan dan peningkatan produktivitas karyawan.
Sumber:
- https://online.csp.edu/blog/business/understanding-work-stress
- https://www.apa.org/helpcenter/work-stress#:~:text=In%20the%20short%2Dterm%2C%20you,stress%20is%20all%20too%20common.
Ditulis oleh: Rachel Emmanuella
Baca juga:
Burnout dan Stres Kerja Karyawan, HR Bisa Bantu Apa?
Resiliensi dan Stres Kerja: Mengapa Penting Untuk Diperhatikan