Pernah nggak sih, kamu udah berharap banget untuk bisa “jadian” sama orang yang kamu suka, tapi ternyata kamu cuma dianggap teman aja? Nah, itu artinya kamu sedang terjebak di friend zone! Sedih sih pasti, ya Dear. Apa iya, kita harus ikuti kata tukang parkir yang bilang, “Mundur.. mundur..”?
Friend zone—keadaan atau situasi yang canggung, ketika kamu sedang bersama orang yang kamu suka, tapi hanya sebagai teman baik.
Biasanya, dia sering bercerita ke kamu tentang tingkah laku pacarnya saat ini yang membuatnya nggak suka. Bahkan, ada juga yang sampai membeberkan sikap buruk pacar atau mantannya.
Selain itu, dia ini biasanya suka meminta bantuanmu, sering menghubungi kamu ketika merasa tertekan dan sedih, dan akan berbicara serta menghabiskan waktu bersama kamu selama sekian waktu lamanya.
Ini bisa menjadi salah satu situasi yang membuat kamu frustrasi dalam hal percintaan. Terutama kalau kamu menyayangi orang itu dan tahu kalau kamu bisa menjadi pasangan yang jauh lebih baik daripada pasangannya yang sekarang atau mantan yang sering dia keluhkan.
Sebelumnya, kamu juga perlu tahu kenapa seseorang bisa berada dalam friend zone. Nah, pada dasarnya, semua hubungan adalah pertukaran sosial.
Ini berarti orang membuat kesepakatan give and take, dan biasanya tanpa adanya diskusi tentang itu, untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dari orang lain dan memberikan apa yang bersedia mereka berikan.
Tapi, nggak apa-apa, Dear. Berikut ini, Riliv sudah merangkum 5 tips untuk bisa atasi atau keluar dari friend zone. Simak ya!
1. Tetap tenang dan terima situasi yang terjadi, yaitu kamu berada dalam friend zone
Pertama-tama, jangan memohon kepada dia untuk memberimu kesempatan ya, Dear. Dia membuat keputusan secara sadar untuk tidak memiliki hubungan romantis denganmu, melainkan hanya berteman.
Akan lebih baik kalau kamu mulai mengurangi fokus pada dirinya dan lebih memperhatikan diri kamu. Hubungan kamu itu sudah nggak seimbang, karena kamu lebih menghargainya daripada orang lain. Jadi, ikuti kata tukang parkir ya, “mundur”.
Jadi, kurangi rasa minatmu pada dia dan bersiaplah untuk “pergi” kalau kamu nggak mendapatkan hubungan seperti yang kamu inginkan.
Mereka yang lebih bersedia untuk “pergi” memiliki kekuatan yang besar untuk membimbing suatu hubungan. Hal itu disebut dengan “Least Interested Principle” yang dicetuskan oleh Waller & Hill.
2. Tentukan seberapa besar atau kuat perasaanmu kepadanya adalah cara kedua untuk mengatasi friend zone
Photo by Burst from Pexels
Kalau orang yang kamu suka hanya sebatas crush, maka kemungkinan besar kamu akan bisa segera kembali ke pertemanan biasamu.
Tapi, kalau ternyata perasaanmu padanya sangat besar dan kamu sangat berharap untuk bisa menjalin hubungan romantis dengannya, maka kamu perlu memastikan dengan mempertanyakan beberapa hal dulu.
Kamu harus memperkirakan dulu apakah kamu memiliki kesempatan yang cukup besar untuk bisa melanjutkan hubungan tersebut atau tidak.
Kalau setelah kamu pikirkan jawabannya adalah tidak, maka kamu perlu menerima bahwa orang yang baru saja membuatmu berada dalam friend zone itu bukan untukmu. Tapi, kalau kiranya kamu masih punya kesempatan itu, maka lanjutkan saja apa yang sebelumnya sudah kamu lakukan!
3. Pertimbangkan untuk break sejenak dari pertemanan itu, serta beri waktu dan ruang lebih untuk diri sendiri
Luangkan waktu sejenak dari “teman” kamu dan jangan terlalu banyak interaksi dengan dirinya. Kalau dia benar-benar menghargai kamu, maka ketidakhadiran kamu akan membuatnya merindukanmu dan lebih menginginkan kamu ada di dekatnya.
Inilah yang disebut “Principle of Scarcity” oleh Cialdini, yaitu di mana orang akan lebih menghargai sesuatu ketika “langka” atau sudah diambil dari dirinya. Ketika kamu nggak lagi berada di sekitar dia atau mengurus kebutuhan dia, kemungkinan besar dia akan merasa kehilangan.
Bahkan, kalau kamu butuh, kamu bisa mencoba break dari hubungan pertemanan itu. Kalau kamu merasa akan terlalu menyakitkan jika kamu berada di lingkungan yang dekat dengan dia, maka jangan khawatir untuk istirahat sejenak dari hubungan itu. Siapa pun akan mengerti kenapa ini perlu dilakukan.
4. Cari distraksi atau kesibukan lain bisa membantumu untuk keluar dari friend zone
Photo by Jodie Louise from Pexels
Mungkin sulit untuk melangkah maju ketika kamu ada di dalam lingkaran friend zone. Rasanya, kamu benar-benar sedang terjebak dengan hubungan yang tidak pasti.
Walaupun kamu masih “digantungkan”, tapi di sini kunci utamanya adalah dengan mencoba. Kamu harus coba untuk membuka mata dan mencari kesibukan atau hal baru lain yang bisa kamu lakukan.
Mungkin kamu bisa mencoba daftar aplikasi dating yang ada untuk mendapat kenalan baru. Dari situ, mungkin kamu bisa mendapat “teman” lain yang membuatmu tertarik.
Selain itu, kamu juga dapat memperluas jaringan sosial kamu. Lalu, kamu juga bisa membicarakan tentang teman baru ini dengan teman yang berada dalam friend zone bersamamu.
Atau jika kamu bukan tipikal orang yang senang berkencan, kamu bisa alihkan perhatian kamu dengan banyak kegiatan lainnya, seperti hangout bersama teman-teman lain, atau memulai hobi baru seperti berkebun, berkuda, atau pun memasak.
Lagipula, tidak ada orang yang sempurna. Jadi, selalu ada banyak ruang dan waktu untuk melakukan perbaikan diri. Jangan lupakan juga untuk tingkatkan pola hidup sehat kamu ya, Dear. Dari situ, kamu bisa mendapat manfaat peningkatan diri sendiri.
5. Tetap jalin hubungan pertemanan pada umumnya dan kamu bisa habiskan waktu bersamanya melakukan hal-hal biasa
Kamu tahu nggak, Dear? Memiliki teman baik itu penting banget lho. Terlepas dari perasaan romantis yang kamu rasakan padanya, kamu telah menciptakan hubungan dengan dia, dan itu penting untuk dijaga.
Kamu bisa tetap berteman baik dengan orang yang kamu suka. Jagalah hubungan pertemanan yang telah kamu bangun dengan baik dari awal. Jangan sia-siakan apa yang sudah kamu mulai bersamanya, karena semuanya juga perlu usaha.
Mungkin sekarang kamu dapat menghabiskan waktu bersamanya dengan melakukan hal-hal biasa dalam pertemanan. Misalnya, makan-makan bersama, mengajaknya jalan-jalan ke taman bermain, atau belanja barang bersama. Lakukanlah hal-hal yang umum saja dengannya!
Nah, tapi kalau dari semua tips itu masih ada yang membuatmu ragu untuk dilakukan, kamu bisa lho, Dear bertanya pada pakar ahlinya di Riliv. Kami akan membantumu memberikan solusi yang tepat untukmu.
Keluar dari friend zone itu sangat memungkinkan juga kok, Dear. Ingatlah saja untuk tetap fokus pada value dirimu, tidak putus asa, dan bersedia untuk melangkah pergi bila memang harus begitu.
Referensi:
- Barnes, Z. (2015, April 6). Here’s How to Handle Being in the Friend Zone. Retrieved from glamour.com: https://www.glamour.com/story/heres-how-to-handle-being-in-t
- Buzznet. (2016, December 8). 7 Ways To Cope With Being In The Friend Zone. Retrieved from buzznet.com: https://www.buzznet.com/2016/12/cope-with-friend-zone/?chrome=1
- Harold, J. (2018). How To Deal with Being Friend Zoned. Retrieved from vocal.media: https://vocal.media/humans/how-to-deal-with-being-friend-zoned
- Jeremy Nicholson M.S.W., P. (2011, December 16). Escape the Friend Zone: Going From “Just Friends” to More. Retrieved from psychologytoday.com: https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-attraction-doctor/201112/escape-the-friend-zone-going-just-friends-more
- Williams, S. (2016). How To Get Out Of The Friend Zone In 6 Easy Steps. Retrieved from get-a-wingman.com: https://get-a-wingman.com/get-out-of-the-friend-zone/