Hati dan Logika Tak Sejalan – Masih terjebak dengan masa lalu bersama mantan atau sudah berkali-kali disakiti pasangan tetapi masih tetap bertahan?
Kamu mungkin sering berpikir ingin menyudahi hubungan, tetapi tidak rela karena masih cinta, lalu akhirnya terjebak dalam situasi di mana hati dan logika tak sejalan.
Hati dan Logika Tak Berjalan, Kenali Perbedaan Mencintai Buta dan Menerima Apa Adanya
Banyak orang yang menganggap kalau mencintai sudah pasti dapat menerima. Padahal, mencintai adalah sesuatu yang kamu rasakan dan asalnya dari hati, namun di luar kehendak pikiranmu.
Itu sebabnya, kadang orang bilang cinta itu buta, tuli, atau bahkan cinta tidak ada logika.
Sebaliknya, menerima adalah sesuatu yang berasal sepenuhnya dari kehendak pikiran atau logika. Dengan logika, kamu memiliki kontrol penuh tentang hal-hal yang bisa atau tidak bisa kamu terima.
Jika Ada yang Belum Bisa Kamu Terima, Saatnya Bicara Empat Mata
Pada dasarnya, mencintai dan menerima adalah dua hal yang berbeda. Tapi, kamu sering tidak sadar, nih, kalau yang kamu cintai itu juga manusia yang tidak lepas dari kesalahan dan masa lalu yang mungkin kelam.
Nah di saat pasangan kamu ternyata memiliki beberapa karakter atau pun pengalaman yang tidak bisa kamu terima, apa yang bisa kamu lakukan?
Tentunya hal ini perlu dibicarakan oleh kedua pihak. Jika salah satu dari kalian belum dapat menemukan titik temunya, kalian bisa memanggil pihak ketiga yang netral seperti konselor pasangan.
Konselor akan membantu kamu atau pasangan untuk menemukan jalan tengah. Selain itu, konselor bisa membantu kamu pribadi untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dan juga berhadapan dengan situasi kompleks dalam percintaan kamu.
Konsultasikan Hubungan Sekarang
Kenyataannya, Memang Mencintai Butuh Proses dan Usaha!
Ketika bertengkar dengan pasangan, mungkin kamu tidak sadar bahwa ada sesuatu dari pasangan yang tidak bisa kamu terima dengan logika, seperti perbuatannya, sifatnya, atau masa lalunya.
Nah, kondisi itulah yang membuat hati dan logika tak sejalan. Cinta namun benci. Benci namun cinta.
Dari sini kamu tahu bahwa mencintai tidak sekadar menyamakan hati, namun juga menyamakan pikiran atau logika.
Sebab, kalau hati bilang cinta, tapi logika menolak untuk menerima, kemungkinan besar akan sering terjadi cekcok dalam hubunganmu.
Jika Sudah Memutuskan Untuk Berhenti, Bukan Berarti Kamu Tidak Bisa Bangkit
Ya, kenyataannya memang berat jika ternyata kamu tidak dapat melanjutkan hubunganmu karena tidak lagi bisa kompromi.
Tidak apa-apa, pilihan itu memang bukan pilihan mudah dan kamu berhak untuk patah hati.
Namun kamu juga bisa mempelajari apa saja yang kamu dapatkan selama menghadapi perbedaan-perbedaan tersebut, lo.
Tidak Semua Hal Harus Menjadi Satu, Apalagi Memaksakan Diri Menjadi Seperti Dia
Meskipun kamu benar-benar mencintai dia, kamu tidak boleh terebak pada prinsip “Kalian harus menjadi satu orang yang utuh”.
Seperti selalu menyetujui omongannya atau pun memaksakan diri untuk mengikuti cara berpikirnya.
Kamu menjadi takut untuk mengembangkan dirimu sendiri atau pun memiliki pendapat atas dirimu. Hal ini bukannya memperkuat hubungan, justru merusak dirimu perlahan, lo.
Selalu miliki kendali atas dirimu dan jadilah dirimu sendiri yang otentik. Kamu tetap manusia utuh yang memiliki opini atau pun pandanganmu sendiri. Kemampuan berkomunikasilah yang menentukan kesuksesan hubungan kamu.
Kamu Bisa Mengenali Tandanya Mulai Dari Sekarang
Jika ternyata kamu memulai hubungan baru dan ada hal yang tidak beres menurut logika kamu, ambil jeda sejenak.
Tunggu waktu, jangan reaktif. Kamu mungkin perlu memproses apa yang logika kamu pikirkan dan hati kamu katakan.
Mungkin ada kebiasaan atau pandangan pasanganmu yang berbeda dan aneh? Atau pun tidak umum? Kamu belum bisa toleransi?
Hal ini bisa menjadi tanda-tanda apakah kamu mau melanjutkan atau menerimanya? Tidak ada jawaban benar atau salah, selama hal ini tidak membuatmu kehilangan jati dirimu.
Berlatihlah membangun healthy boundaries dan hormati dirimu sendiri dalam hubungan ini agar kamu tidak terjebak dalam pola yang sama.
Salah satu caranya? Berlatih agar lebih mindful dengan meditasi harian yang sangat singkat dan mudah. Tanpa memakan waktu lama, kamu bisa mengalihkan pikiranmu sejenak agar lebih segar dan siap untuk menghadapi kenyataan lagi.
__
Shabrina Ayuningtyas – “Jangan berperasaan dengan logika juga Jangan berpikir dengan hati”- Temanku, Elsa. Disunting oleh Adismara Putri Pradiri, S.Psi., kandidat psikolog klinis Universitas Airlangga.
Referensi:
- D.L. Davis. After the Break-up: Embracing the Lessons. https://www.psychologytoday.com/intl/blog/laugh-cry-live/201505/after-the-break-embracing-the-lessons
Baca juga:
Mau Tidur Nyenyak? Kenali 6 Penyebab Susah Tidur Ini!
Discussion about this post