Di tahun 2009, terdapat sebuah reality show Amerika berjudul Hoarders, yang menayangkan bagaimana perawatan dan perjuangan kehidupan nyata dari orang-orang yang menderita gangguan compulsive hoarding. Hoarding adalah sebuah gangguan ketika menimbun barang menjadi sebuah kebiasaan tersendiri.
Pada Juli 2020, dunia Twitter pun dihebohkan dengan keberadaan foto sebuah kamar yang berantakan dan penuh berisi barang-barang yang tergolong sampah.
Banyak warganet menduga pemiliknya merupakan seorang hoarder. Namun, banyak juga yang berpendapat kalau sang pemilik hanya malas saja untuk membersihkan kamar.
Jadi, apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan hoarding? Yuk simak penjelasan dari Riliv di bawah ini!
Hoarding adalah sebuah gangguan psikologis di mana seseorang gemar menimbun barang
Photo by CHUTTERSNAP on Unsplash
Hoarding adalah suatu kondisi yang membuat orang sulit membuang barang, terlepas dari nilainya. Hoarding disorder diklasifikasikan sebagai gangguan dalam edisi kelima dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders.
Hoarding dapat terjadi ketika seseorang memperoleh barang dalam jumlah berlebihan dan menyimpannya dengan cara yang kacau atau berantakan, serta menghasilkan jumlah barang yang tidak terkendali.
Gangguan ini dianggap menjadi masalah yang signifikan, jika:
- Jumlah kekacauan sudah mengganggu kehidupan sehari-hari. Contohnya, apabila orang tersebut tidak dapat menggunakan dapur atau kamar mandi, juga tidak bisa mengakses kamar tidurnya.
- Kekacauan sudah berdampak negatif pada kualitas hidup seseorang atau keluarganya. Contohnya, orang tersebut akan kesal kalau ada orang lain yang ingin mencoba untuk membersihkan tumpukan barang yang ada. Hingga menyebabkan hubungan mereka terganggu.
Penyebab seseorang dapat menderita hoarding adalah seperti adanya kepuasan tersendiri
Sebetulnya, alasan mengapa seseorang mulai melakukan hoarding tidak sepenuhnya dapat dipahami. Tapi, bisa juga menjadi gejala dari kondisi lain.
Misalnya, seseorang dengan masalah mobilitas, mungkin secara fisik tidak dapat membersihkan sejumlah besar barang-barang yang mereka miliki.
Selain itu, seperti orang tua yang memiliki penyakit demensia pun mungkin tidak dapat mengkategorikan dan membuang barang-barang tersebut.
Dalam beberapa kasus, hoarding adalah suatu kondisi tersendiri dan sering dikaitkan dengan pengabaian diri, seperti berikut ini:
- Orang-orang yang tinggal sendiri
- Orang-orang yang tidak menikah
- Orang yang memiliki trauma pada masa kanak-kanak atau kekurangan materi, serta adanya hubungan buruk antar anggota keluarga
- Memiliki kebiasaan hoarding secara turun-temurun
- Tumbuh di rumah yang berantakan dan tidak pernah belajar untuk menyortir barang
Kebanyakan hoarder (penimbun barang) memiliki keyakinan yang kuat terkait dengan memperoleh dan membuang barang, seperti “Mungkin nanti aku butuh barang ini” atau “Kalau aku beli ini, maka bisa membuatku bahagia”. Itulah yang disebut dengan adanya kepuasan tersendiri oleh para hoarder.
Perbedaan hoarding dan collecting
Photo by Eduardo Romero from Pexels
Saat ini, banyak K-Popers mengoleksi album lagu dan photocard idolanya, dan itu tidak menjadi sebuah masalah. Perbedaan utama antara menimbun dan mengoleksi adalah bagaimana barang-barang ini diatur.
Sebuah koleksi biasanya tertata rapi dan barang-barangnya mudah diakses. Contohnya lagi adalah koleksi make-up, yang biasanya disusun dalam sebuah kontainer kecil.
Nah, sedangkan timbunan biasanya sangat tidak teratur, serta memakan banyak ruang, yang mengakibatkan ruangan dan barang lain tidak dapat diakses.
Tanda-tanda dari hoarding adalah sulitnya mengatur dan mengkategorikan barang
Orang-orang yang memiliki hoarding disorder biasanya melakukan hal ini:
- Menyimpan atau mengumpulkan barang-barang yang mungkin tidak memiliki nilai jual sama sekali, seperti kertas pembungkus barang, nota bekas, dan kantong plastik
- Sulit mengkategori dan menyusun barang
- Sulit membuat keputusan
- Perlu usaha keras untuk mengelola tugas sehari-hari, seperti memasak, membersihkan rumah, ataupun membayar tagihan-tagihan yang ada
- Memiliki rasa keterikatan sendiri pada barang, sehingga dapat menolak siapapun untuk menyentuh atau meminjamnya
- Memiliki hubungan yang buruk dengan keluarga atau teman
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hoarding adalah gangguan psikologis yang bisa menjadi masalah karena beberapa alasan.
Selain itu, hoarding dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan membuatnya sangat sulit untuk bergerak di rumah. Hal itu bisa menyebabkan produktivitas kerja, kebersihan diri, dan hubungan sosial jadi terganggu.
Tapi, kalau kamu melihat bagian tanda dari hoarding, jangan self-diagnose dulu ya, Dear. Ada baiknya untukmu konsultasi langsung dengan psikolog yang ada di Riliv. Dengan begitu, kamu akan dapat penjelasan yang lebih detail tentang gangguan ini!
Referensi:
- Huizen, J. (2019, September 17). What is hoarding disorder? Retrieved from medicalnewstoday.com: https://www.medicalnewstoday.com/articles/326369
- Myers, W. (2011, January 18). Could You Be a Compulsive Hoarder? Retrieved from everydayhealth.com: https://www.everydayhealth.com/anxiety-pictures/9-top-signs-of-hoarding.aspx
- NHS. (2018, June 12). Hoarding disorder. Retrieved from nhs.uk: https://www.nhs.uk/conditions/hoarding-disorder/
- Silver, N. (2020, July 31). Hoarding: Understanding and Treating. Retrieved from healthline.com: https://www.healthline.com/health/hoarding#hoarding-disorder