Setiap hubungan pasti tidak lepas dari perselisihan dan bertengkar dengan pasangan. Tetapi, tidak pernah ada yang membenarkan kekerasan dalam pacaran.
Meski demikian, mengapa masih ada yang bertahan dalam hubungan yang kurang sehat seperti mengalami kekerasan dari pasangan? Ini alasannya!
Khilaf: Satu kata yang membuat kekerasan dalam pacaran justru dimaklumi
Sama seperti hubungan pada umumnya, bila salah satu pihak membuat kesalahan, hendaknya ada permintaan maaf dan pengakuan.
Namun, kekerasan dalam pacaran bukanlah suatu kesalahan yang dapat dimaklumi, Dear.
Kekerasan dalam pacaran bukan terjadi semata-mata karena khilaf. Jika dibiarkan, semakin lama sikap kasarnya bisa menjadi semakin parah.
Jangan pernah memaklumi perbuatan yang satu ini, ya, Dear. Kamu tentu tidak ingin perilakunya merenggut kebahagiaanmu, bukan?
Toleransi terhadap ‘karakter’ pasangan
Sebagian orang mungkin terpaksa menerima perlakuan kasar karena beranggapan bahwa itu adalah karakter dari pasangannya.
Selain itu, masih banyak juga yang menganggap bahwa memberi toleransi pada karakter pasangan yang kasar adalah wujud dari “menerima apa adanya”.
Setujukah kalian?
Kekerasan verbal maupun fisik, keduanya berdampak buruk
Menurut ahli, kebanyakan perempuan merasa baik-baik saja dengan kekerasan fisik yang dialami, selama tidak menyakiti perasaannya seperti kekerasan verbal; dicaci-maki atau dihina oleh sang pacar.
Namun, anggapan itu salah karena kekerasan dalam pacaran, baik verbal maupun fisik, bisa merusak kesehatan mental dan kondidi emosional sang korban.
Bahkan, bukan tidak mungkin kekerasan dalam pacaran akan membuat korban melampiaskannya pada orang yang kelak akan berhadapan dengannya.
—
Mempertahankan hubungan harus dilakukan oleh kedua pihak. Keduanya pun harus merasakan kebahagiaan yang sebanding.
Kasih sayang semestinya dipupuk oleh perlakuan baik dan tanpa ada unsur menyakiti.
Oleh karena itu, kekerasan dalam pacaran tidak patut dilakukan karena tidak ada cinta kasih di dalamnya.
Jika kamu atau orang terdekatmu mengalami kekerasan dalam pacaran, jangan segan untuk melapor atau bercerita pada orang yang bisa dipercaya, ya, Dear!
Referensi:
- https://link.springer.com/article/10.1007/BF00978514
Ditulis oleh Rizka Annisa.
Discussion about this post