Keluar dari pekerjaan – Pernah dengar istilah “people don’t quit their jobs, they quit their boss”? Menurut Anda sebagai HR, apakah hal ini relevan? Banyak karyawan khususnya Gen-Z yang sering keluar dari pekerjaan dengan cepat dalam jangka waktu bulanan. Sebenarnya keluar dari pekerjaan adalah hal yang wajar. Jika hal ini dilakukan pada banyak karyawan Anda, maka ada hal yang harus ada telusuri yaitu penyebabnya.
1. Tidak ada jenjang karir yang jelas jadi alasan keluar dari pekerjaan
Setiap karyawan Anda pasti punya rencana untuk bisa naik jabatan. Entah dalam waktu 2/3 tahun, kenaikan jabatan menandakan bahwa karyawan Anda sudah expert di bidang tersebut. Tidak hanya naik jabatan, jenjang karir yang jelas termasuk di dalamnya kesempatan untuk bisa mendapatkan proyek yang lebih besar, kesempatan untuk bisa mengubah divisi, atau mungkin kesempatan untuk bisa mendapatkan gaji yang lebih tinggi.
Jika perusahaan Anda tidak memiliki hal ini, maka karyawan akan lebih cepat untuk keluar dari pekerjaan. Pastikan bahwa perusahaan Anda memiliki program untuk mempersiapkan pemimpin perusahaan di masa depan.
Baca Juga:
Alasan Pindah Kerja Karyawan, Informasi Berharga untuk HR
2. Adanya masalah personal terkait kesehatan mental
Masalah personal terkait dengan masalah keluarga, perubahan peran pada karyawan wanita, atau mungkin burnout dan kesepian bisa menjadi alasan untuk keluar dari pekerjaan. Karyawan Anda bisa juga merasa bahwa pekerjaannya tidak menjadi passion dalam jangka waktu panjang.
Sebagai HR, jika karyawan Anda mengalami masalah personal dan mempengaruhi kinerjanya dalam bekerja maka perlu untuk diperhatikan.
Anda bisa memberikan terlebih dahulu rekomendasi untuk layanan kesehatan mental seperti konseling. Hal ini akan membantu karyawan Anda untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut terlebih dahulu. Jika penyebab keluar dari pekerjaan adalah burnout, maka Anda harus mengevaluasi kembali workload dari karyawan Anda. Hal ini penting untuk menghindari turnover selanjutnya di masa depan.
3. Budaya perusahaan yang tidak sesuai dengan value karyawan
Setiap karyawan punya value tersendiri. Mungkin Anda sebagai HR sudah mencoba untuk mencari tahu kecocokan ketika tahap wawancara namun terkadang hal itu berbeda dengan bagaimana perilaku karyawan saat bekerja. Karyawan bisa keluar dari pekerjaan jika melihat bahwa budaya yang ada di perusahaan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Sebagai contoh, karyawan akan keluar jika atasannya tidak menghargai dan bersikap seenaknya. Karyawan tersebut bisa saja sangat menyukai pekerjaannya tapi tidak suka dengan atasannya. Anda harus mengevaluasi tidak hanya karyawan yang keluar tapi juga pimpinan yang ada di perusahaan Anda.
Sekarang Anda sudah tahu beberapa alasan yang bisa menjadi alasan karyawan keluar. Jika hal ini sangat sering terjadi di perusahaan Anda, maka jangan sampai lengah. Perhatikan apa yang menjadi kebutuhan karyawan Anda. Jika hal itu adalah terkait kesehatan mental, maka HR harus serius menanggapinya. Cari tahu lebih lanjut mengenai dampak dari kesepian dan burnout pada karyawan Anda disini.
Referensi
- Jackson. (2021). Why your best employees are leaving and how to stop it. Retrieved from cultureamp.
Ditulis oleh Sarah Saragih