Netizen atau warganet kini menjadi lingkaran yang sering kita masuki di media sosial. Tidak jarang kita melihat munculnya para netizen dengan respon yang membuat kita terheran-heran atas unggahan di media sosial. Fenomena yang bahkan kerap menuai permusuhan di media sosial hingga memakan korban. Lalu, sebenarnya kenapa netizen selalu benar?
Tipikal netizen masa kini : kurang kerjaan, cari perhatian, atau keduanya?
Sebagian orang ketika sedang tidak beraktivitas cenderung menundukkan kepala menghadap handphone yang digenggam. Media sosial menjadi salah satu ruang untuk berinteraksi, berekspresi hingga hiburan.
Terlalu banyak waktu yang digunakan, hingga kerap merespon unggahan dengan komentar yang terkadang membuat sesama netizen heran bahkan ikut terpancing amarahnya. Disinilah adu argumen kerap membuat suasana panas hingga menuai korban di media sosial.
Mencari perhatian juga tidak kemungkinan menjadi jawaban kenapa netizen selalu benar. Mereka akan teguh terhadap respon yang diberikan hingga perhatian yang lain mengarah kepadanya.
Objek yang sedang dibahas bahkan tidak bisa melakukan apapun untuk melawan euforia netizen. Akan semakin ramai ketika media yang lain juga ikut mengangkat topik tersebut.
Mulailah berhenti memikirkan hidup orang lain
Menanggapi sesuatu yang tidak perlu direspon, membela orang yang tidak butuh pembelaan, dan mengangkat isu yang tidak seharusnya diangkat hanya akan membawa energi negatif di media sosial.
Masih banyak hal-hal positif yang lebih baik dilakukan, memotivasi, hingga menginspirasi yang perlu kita bagikan kepada sesama netizen. Jadi, mulailah berhenti ikut memusingkan urusan orang lain. Gunakanlah media sosialmu dengan bijak, Dear.
Sebagai sesama netizen pun kita juga perlu mengingatkan tanpamenghakimi. Apabila itu buruk hingga merugikan orang lain, maka tegurlah. Apabila sebuah unggahan tersebut baik, maka dukunglah. Kadang beberapa hal bisa menjadi sesederhana itu, Dear.
–
Kenapa netizen selalu benar adalah sebuah pertanyaan yang menunjukkan betapa kuatnya lingkaran dalam media sosial. Mengingat besarnya pengaruh media sosial atau internet hingga hari ini, jangan sampai rekam jejak kita justru mengancam diri sendiri.
Berbuat baik itu dimana dan kapan pun. Maka bijaklah mengguna media sosialmu agar tidak perlu merugikan diri sendiri hingga menuai korban orang lain.
Referensi :
- https://kumparan.com/@millennial/psikolog-fenomena-netizen-julid-ada-karena-mereka-kurang-kerjaan
Ditulis oleh Maulfa Putri, sebagai sesama netizen.
Discussion about this post