Inspirasi – Siapakah sosok yang menurutmu pantas menjadi teladan? Pastinya, setiap orang punya tokoh inspiratifnya masing-masing, kan? Entah itu tokoh ilmuwan, penggerak sosial, atau politisi. Sebenarnya apa sih yang menyebabkan kita punya sosok inspiratif? Yuk, kita bahas bareng-bareng!
Bagaimana Inspirasi Berpengaruh terhadap Kita?
Menurut Thrash & Elliott (2003), dalam proses terinspirasi, terdapat tiga karakteristik utama yang muncul, yaitu evocation, transcedence, dan approach motivation.
Evocation
Evocation mengacu pada fakta bahwa inspirasi dibangkitkan daripada diinisiasi secara sukarela oleh individu. Dengan kata lain, seseorang tidak merasa bertanggung jawab secara langsung untuk menjadi terilhami. Sebaliknya, yang menginspirasi mereka adalah benda-benda dan keadaan di luar diri mereka.
Transcendence
Selama suatu periode mendapat inspirasi, individu memperoleh kesadaran akan kemungkinan-kemungkinan baru yang melampaui urusan biasa atau duniawi. Kesadaran baru itu jelas dan konkret, dan melampaui batasan biasa dari ide-ide yang dihasilkan dengan sengaja. Dengan kata lain, kamu akan merasa seperti mendapatkan “aha” moment dan menyadari bahwa ada kemungkinan-kemungkinan baru dalam kehidupan sehari-hari yang sebelumnya nggak kamu pikirkan.
Approach motivation
Setelah kamu mendapatkan inspirasi, kamu akan cenderung tergerak untuk mengambil tindakan yang belum pernah kamu lakukan sebelumnya. Sebab melalui adanya inspirasi, kamu bisa membuka kemungkinan untuk mencapai sesuatu yang sebelumnya kamu anggap mustahil. Misalnya, ketika kamu mengidolakan seorang tokoh masyarakat yang berperan dalam komunitasnya, kamu pasti akan termotivasi untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dari perbuatan mereka.
Apa Efeknya dari Mendapat Inspirasi?
Menurut Collins Dictionary, inspiration atau inspirasi adalah perasaan semangat yang kita dapatkan dari seseorang atau sesuatu, yang memberi kita ide-ide baru dan kreatif. Beberapa orang merasa terinspirasi dengan apa yang dilakukan orang lain karena bagi mereka, sosok-sosok tersebut membuat self-esteem mereka meningkat. Sementara untuk beberapa kasus di dunia kerja, para manajer yang menginspirasi bisa meningkatkan kinerja suatu tim, meningkatkan inovasi, dan memperkuat resiliensi.
Jadi, sudah bisa disimpulkan bahwa terinspirasi oleh orang lain dapat mendorong kita untuk membuat sebuah perubahan positif. Kita akan menjadi termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik, meskipun tidak sepenuhnya seperti orang yang menginspirasi kita.
3 Inspirasi dari Tokoh Psikologi untuk Diri yang Lebih Baik
Viktor Frankl
Pernahkah kamu membaca Man’s Search for Meaning? Pernah menjalani hidup dalam kamp konsentrasi di zaman Hitler, Frankl telah menyaksikan sendiri kekejaman prajurit Nazi-Jerman terhadap orang-orang Yahudi. Namun, dari pengalamannya itulah, Frankl menyadari tentang pentingnya makna hidup.
“Hidup itu bukan hanya soal mencari kepuasan, namun juga mencari makna hidup.”
Viktor Frankl
Viktor Frankl adalah tokoh penyusun logoterapi, yaitu terapi psikologi yang bermaksud untuk membantu orang menemukan makna pribadi dalam hidup. Logoterapi terdiri dari tiga konsep, yaitu freedom of will (menegaskan bahwa manusia bebas untuk memutuskan dan dapat mengambil sikap baik terhadap kondisi yang terjadi dalam hidup mereka), will to meaning (menyatakan bahwa manusia selalu termotivasi untuk mencari makna dalam hidupnya), dan meaning in life (menyadari bahwa ada makna dalam setiap situasi, sehingga kita bisa menampilkan diri mereka sebaik mungkin). Jika kamu tertarik memahami tentang bagaimana menemukan makna hidup, kamu bisa membaca buku-buku karya Frankl. Dijamin, kamu bakal terinspirasi dengan pemikiran beliau!
Carl Rogers
Carl Rogers adalah pelopor person-centered therapy, yaitu pendekatan terapi yang berfokus kepada empati terhadap klien. Alih-alih memandang klien sebagai pribadi yang “sakit” dengan perilaku dan pemikiran bermasalah yang memerlukan perawatan, terapi person-centered mengidentifikasi bahwa setiap orang memiliki kapasitas dan keinginan untuk pertumbuhan dan perubahan pribadi.
“Orang-orang itu sama menakjubkannya dengan matahari terbenam jika Anda membiarkan mereka jadi diri mereka sendiri.”
Carl Rogers
Rogers percaya bahwa dengan lingkungan yang mendukung perkembangan pribadi manusia, seorang manusia akan menjadi pribadi yang utuh. Dukungan moral ini akan meningkatkan self-esteem dan self worth seseorang. Konsep terapi person-centered ini bisa kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari, lho! Kuncinya adalah jangan terlalu berasumsi dan asal judge mengenai apa yang dirasakan atau dialami seseorang. Bukan berarti kamu harus terus-terusan membantu mereka, namun jadilah pribadi yang terbuka dan siap menjadi fasilitator bagi mereka yang membutuhkannya.
Karen Horney
Karen Horney terkenal sebagai pelopor psikologi wanita dan sosok penting dalam pendekatan humanistik. Ia menentang gagasan Freud yang mengatakan bahwa masalah psikologis wanita kebanyakan berhubungan dengan dunia yang kurang memihak perempuan. Horney juga percaya bahwa nggak selamanya orang-orang bergantung dengan psikolog. Justru orang dapat bertindak sebagai terapis bagi diri mereka sendiri melalui self-analysis dan self-help.
Horney juga terkenal dengan teorinya tentang kebutuhan dasar manusia. Menurut Horney, ada kecenderungan seseorang untuk memiliki 3 kebutuhan dasar yang dinamakan neurotic needs. Ketiga kebutuhan dasar ini akan berpengaruh terhadap bagaimana orang berinteraksi dengan orang lain. Yang pertama adalah kebutuhan yang menggerakkan kita kepada orang lain, yang apabila berlebihan akan menimbulkan kecemasan. Yang kedua adalah kebutuhan untuk menjauhi orang lain, sehingga menyebabkan seseorang menjadi antisosial. Yang ketiga adalah kebutuhan untuk menentang orang lain, yang bisa berakibat pada keinginan orang untuk mengontrol pihak lain. Nah, dari sini kita bisa refleksi sejenak, nih. Mungkinkah perilaku kita terhadap orang lain dipengaruhi ketiga macam kebutuhan ini? Intinya, Horney mengajak kita untuk mengenal diri seseorang lebih jauh. Bukannya menyalahkan apa yang seseorang lakukan, tapi memahami kebutuhan di balik setiap perilaku manusia.
“Jika Anda ingin merasa bangga pada diri Anda sendiri, maka lakukan hal-hal yang Anda bisa Anda banggakan.”
Karen Horney
Nah, itu tadi sosok-sosok inpiratif dari ranah psikologi yang mungkin bisa memotivasi diri kamu lewat pemikiran mereka. Apakah kamu punya sosok inspiratif lainnya yang kamu teladani? Siapa pun yang kamu kagumi, semoga bisa menjadi pendorong kamu untuk menjadi pribadi yang semakin baik, ya!
Ingin mendapatkan inspirasi lainnya dalam menjalani hidup? Yuk, curhat bareng psikolog Riliv aja!
Referensi:
Schultz, D. P. (1977). Growth psychology: Models of the healthy personality. New York: D. Van Nostrand Company.
Thrash, T. M., & Elliot, A. J. (2003). Inspiration as a psychological construct. Journal of personality and social psychology, 84(4), 871–889. https://doi.org/10.1037/0022-3514.84.4.871