Ditulis oleh Ayu Yuni Afifah, diedit oleh Neraca Cinta Dzilhaq, M.Psi., Psikolog
Manfaat bersyukur – Dalam penelitian psikologi positif, rasa syukur berkaitan erat dengan kebahagiaan. Rasa syukur bisa membantu seseorang merasakan emosi yang lebih positif, menikmati pengalaman yang baik, meningkatkan kesehatan mereka, menghadapi kesulitan, dan membangun hubungan yang kuat.
Penelitian juga menunjukkan bahwa bersyukur dapat mengubah hidupmu. Berikut adalah 7 manfaat bersyukur yang telah terbukti secara ilmiah. Simak ya!
Keutamaan Bersyukur dari Kacamata Psikologi
1. Membuat hidup semakin bahagia
Bersyukur berarti memperhatikan apa yang sudah kita miliki, sehingga dapat membuat kita merasa lebih positif tentang kehidupan kita.
Kamu mungkin akan tetap iri karena orang lain memiliki apa yang tidak kamu miliki. Tapi, ada penelitian lain yang telah menunjukkan, bahwa rasa syukur bisa mengurangi rasa iri, memfasilitasi emosi positif, dan membuat kita lebih ulet. Lagi pula, jika kita bersyukur atas apa yang kita miliki, ruang apa yang ada untuk membuat kita iri?
Sebuah penelitian tahun 2014 menyebutkan bahwa bersyukur yang diwujudkan dengan menulis gratitude journal ternyata dapat meningkatkan optimisme sebesar 5% hingga 15%, lho! Maka dari itu, jika kamu pengen bahagia setiap saat, senantiasa bersyukur adalah kuncinya.
2. Menuntunmu ke hubungan yang lebih bermakna
Mengatakan “terima kasih” bukan hanya perilaku yang baik, tetapi juga menunjukkan bahwa kamu menghargai dan mensyukuri bantuan yang diberikan orang lain.
Tahukah kamu? Dengan melakukannya, kamu bisa menemukan teman baru karena kamu dianggap sebagai orang yang sopan dan terpercaya!
Contohnya, hari ini kamu bertemu dengan seorang klien dan kamu mengatakan terima kasih sudah mau memenuhi undanganmu untuk datang. Dan suatu saat, orang ini akan menggunakan jasamu. Mungkin saja, bukan?
Selain itu, mengucapkan terima kasih juga bermanfaat buat well-being kita, lho! Sejumlah studi yang dilakukan membuktikan bahwa mengucapkan terima kasih kepada orang lain dapat meningkatkan hubungan sosial kita dengan orang lain, di mana hubungan sosial berlaku sebagai support yang bagus untuk kesehatan mental kita. Jadi, sudahkah kamu berterima kasih kepada orang asing yang membantumu membukakan pintu untukmu? Atau mengirimkan ucapan terima kasih kepada kolega yang telah membantumu? Perubahan diri yang positif bisa dimulai dari kebiasaan-kebiasaan kecil.
3. Membuatmu makin sehat
Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam Personality and Individual Differences, ditemukan fakta bahwa orang yang pandai bersyukur lebih jarang sakit daripada mereka yang banyak mengeluh.
Tidak mengherankan, orang-orang yang bersyukur juga lebih cenderung menjaga kesehatan mereka.
Mereka berolahraga lebih sering dan lebih rutin memeriksakan kesehatannya. Itu sebabnya kenapa mereka jadi lebih sehat, bahkan umurnya lebih panjang lho!
4. Meningkatkan self-esteem?
Peserta yang menyelesaikan program kontemplasi syukur selama 4 minggu dilaporkan memiliki kepuasan hidup dan self-esteem yang lebih tinggi lho, daripada yang tidak mengikutinya.
Rasa syukur dapat membantumu merasa lebih baik tentang keadaanmu, yang dapat menyebabkan kamu merasa lebih baik tentang diri sendiri.
Penelitian lain dari Bartlett (2020) juga menunjukkan bahwa rasa syukur adalah cara kita mengakui bahwa diri kita berarti. Alih-alih membenci diri sendiri, kita jadi bisa mendalami tentang makna hidup kita.
5. Mendapatkan dukungan sosial yang lebih baik
Tidak mengherankan, mengingat manfaat sosial lainnya dari rasa terima kasih, mereka yang lebih bersyukur memiliki akses ke lebih banyak dukungan sosial.
Studi yang sama yang mengkonfirmasi temuan ini, dan melaporkan bahwa rasa syukur yang lebih tinggi juga mengarah pada tingkat stres dan depresi yang lebih rendah.
Hal ini menunjukkan bahwa rasa syukur membantumu mendapatkan dukungan sosial yang kamu butuhkan untuk melewati masa-masa sulit.
6. Mengatasi trauma
Banyak penelitian telah menunjukkan rasa syukur tidak hanya mengurangi stres, tetapi juga memainkan peran utama dalam mengatasi trauma.
Sebuah studi tahun 2006 yang diterbitkan dalam Behavior Research and Therapy menemukan bahwa veteran Perang Vietnam dengan tingkatan rasa terima kasih yang lebih tinggi, mengalami tingkat gangguan stres pasca-trauma yang lebih rendah.
7. Membuat tidur lebih berkualitas
Menulis gratitude journal ternyata bisa meningkatkan kualitas tidur lho! Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Applied Psychology: Health and Well-Being, meluangkan waktu 15 menit untuk mencatat hal-hal yang kamu syukuri hari ini sebelum tidur, bisa membuat tidurmu lebih baik dan lebih lama.
Wah, ternyata manfaatnya udah teruji secara ilmiah ya. Nggak kaleng-kaleng lagi nih! Kita semua memiliki kemampuan dan kesempatan untuk memupuk rasa syukur.
Manfaat dan Cara Bersyukur dalam Pandangan Psikologi Positif
Menurut sebuah penelitian neurosains yang dilakukan oleh Wood, et. al. (2008), rasa syukur yang kita sampaikan bisa memicu munculnya neurotransmitter dopamin dan serotonin yang berperan terhadap rasa bahagia. Perasaan positif kita pun meningkat dan rasa takut kita pun akan berkurang, sehingga bisa dikatakan bahwa bersyukur bisa membuat kita punya pandangan optimistis tentang hidup.
Pandangan inilah yang selama ini menjadi inti utama dari psikologi positif, yang menganggap bahwa hidup itu seharusnya bisa kita nikmati dengan penuh asalkan individu memiliki kekuatan dan resiliensi untuk menghadapi setiap tantangan yang ada.
Namun, ada kalanya kamu tidak harus bersikap optimis setiap saat. Bersyukur bukan berarti mengabaikan kekurangan yang kamu miliki. Memang, sih, dengan bersyukur, kita dapat mengatasi stres dan mengurangi gejala depresi, namun jika tidak dibarengi dengan evaluasi diri, maka bersyukur itu tidak ada gunanya. Maka dari itu, selain bersyukur, mari kita sama-sama bermawas diri. Mengevaluasi diri sendiri tidak hanya membantu kita mengenali kekurangan untuk mengoptimalkannya, namun juga membantu memahami perilaku kita sendiri dan menyadari apa saja yang memotivasi kita untuk melanjutkan hidup.
Jadi, daripada mengeluh tentang hal-hal yang menurutmu pantas kamu dapatkan, luangkan waktu sejenak untuk fokus pada semua yang kamu miliki, yuk!
Penutup
Bersyukur memang tidak semudah yang diucapkan. Namun tidak ada salahnya juga jika kamu ingin mencoba secara rutin mensyukuri kehidupan yang dimiliki. Kamu bisa mencoba meditasi online yang ada dalam aplikasi Riliv. Tetapi jika kamu membutuhkan bantuan profesional, kamu bisa mencoba konseling online dengan psikolog profesional Riliv.
Referensi:
- Bartlett, M. Y., Valdesolo, P., & Arpin, S. N. (2020). The paradox of power: The relationship between self-esteem and gratitude. The Journal of social psychology, 160(1), 27–38. https://doi.org/10.1080/00224545.2019.1601609
- Kashdan, T. B., Uswatte, G., & Julian, T. (2006). Gratitude and hedonic and eudaimonic well-being in Vietnam war veterans. Behaviour research and therapy, 44(2), 177–199. https://doi.org/10.1016/j.brat.2005.01.005
- Cunha, L. F., Pellanda, L. C., & Reppold, C. T. (2019). Positive Psychology and Gratitude Interventions: A Randomized Clinical Trial. Frontiers in psychology, 10, 584. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2019.00584
- Tsang, J.-A., Carpenter, T. P., Roberts, J. A., Frisch, M. B., & Carlisle, R. D. (2014). Why are materialists less happy? The role of gratitude and need satisfaction in the relationship between materialism and life satisfaction. Personality and Individual Differences, 64, 62–66. https://doi.org/10.1016/j.paid.2014.02.009