Mengatasi Broken Home – Anak yang tumbuh dalam keluarga yang broken home tidak semuanya sengsara dan gagal. Banyak dari mereka justru bangkit dan mengalahkan rasa depresi mereka. Mereka mengatasi broken home dan belajar dari itu. Berikut, Riliv menyiapkan beberapa hal yang dapat kamu pelajari dari broken home. Simak yuk!
Memahami kerentanan akan membantumu mengatasi broken home lebih mudah
Ketika kamu datang dari keluarga yang berantakan, kamu dapat memahami kerentanan di mana kamu melihat kelemahan dalam keluarga kamu yang tidak pernah kamu inginkan untuk dilihat sejak awal. Dari pertengkaran terus-menerus, menjerit, dan membanting pintu, kamu telah menyaksikan patah hati sejak usia muda.
Ini hampir seperti kamu dipaksa untuk tumbuh dewasa dan menjadi orang yang kuat dalam keluarga dan kamu ada begitu banyak untuk orang lain sehingga kamu tidak pernah ada untuk diri sendiri.
“Rumah” menjadi punya arti berbeda
Orang-orang yang tumbuh dalam keluarga yang hancur memahami perasaan tidak pernah ingin pulang. Kami menemukan kenyamanan rumah di tempat lain, jadi kamu berusaha sekeras mungkin untuk pulang sejauh mungkin. Lari adalah hal yang paling dekat dengan kita yang terasa seperti rumah.
Mengatasi broken home dengan memahami kasih sayang
Jika ada yang tahu rasa sakit, itu adalah kita. Kita tahu bagaimana rasanya terluka sehingga ketika kita menemukan orang lain yang terluka, kita melakukan yang terbaik untuk berada di sana untuk mereka.
Kami menunjukkan sisi empati dari diri kami sendiri karena ketika kami berada di rumah sakit, kami menginginkan orang-orang yang bukan untuk kami yang membuat kami memberikan hal-hal yang selalu kami inginkan, tetapi tidak mampu melakukannya.
Cinta
Ketika kamu tumbuh dewasa di rumah yang berantakan, kamu dapat memahami perasaan ingin dicintai. Itu adalah sesuatu yang akan selalu kamu inginkan dalam hidup karena itu adalah sesuatu yang kamu tidak tumbuh dewasa.
Kamu cenderung memiliki hati yang besar untuk orang-orang, dan terus-menerus berharap bahwa kamu dapat memiliki cinta yang sama sebagai balasannya. Bahkan jika kamu tidak menerima cinta yang sama dari orang lain, kamu masih berusaha memberi karena kamu mengerti bagaimana rasanya tidak merasakan cinta sejati, dan kamu tidak ingin orang lain merasakan hal yang sama.
Emosi juga tak kalah penting
Banyak orang yang secara tidak sengaja akan memendam emosi mereka. Kita cenderung menjaga emosi kita, hanya karena rasa takut yang kita miliki. Kita takut bahwa emosi yang kita miliki, akan digunakan untuk melawan kita di kemudian hari, yang membuat kita tetap diam tentang bagaimana perasaan kita yang sebenarnya. Kami memiliki waktu yang sulit untuk mengekspresikan emosi kami karena kapan pun kami miliki, itu adalah saat yang salah.
Semoga beberapa hal diatas dapat membantu kamu menyelesaikan masalah yang kamu hadapi sekarang ya. Jika kamu butuh teman curhat akan masalah ini, kamu bisa memanfaatkan aplikasi konsultasi psikologi Riliv untuk melakukan curhat online. Semangat!
Disadur dari :
- https://wehavekids.com/family-relationships/9-Things-I-Learned-From-Growing-Up-in-a-Broken-Home
Written by Fadlurrohman S.M, penulis magang dan content creator di youtube [Scionation]
Baca juga:
Yuk Coba Tantangan 7 Hari Aku Bersyukur dari Riliv!