Ditulis oleh Hafiyyan Faza, diedit oleh Neraca Cinta Dzilhaq, M.Psi., Psikolog
Cara agar Dihormati Orang Lain – Setiap orang pasti ingin dihormati oleh orang lain. Namun, bagaimana sebaiknya sikap kita jika ingin dihormati? Berikut ini adalah cara agar dihormati orang lain versi Riliv!
Mengapa Kita Ingin Dihormati?
Nah, sebelum kita masuk ke tips dan triknya, Riliv mau tanya dulu nih sama kamu. Kira-kira, kenapa sih kamu pengen jadi orang yang dihormati? Jawabannya adalah karena setiap orang punya harga diri atau self worth.
Secara tidak langsung, manusia punya pandangan terhadap dirinya sendiri yang juga akan menentukan sikapnya terhadap dirinya. Menurut kamus Merriam-Webster, definisi self worth adalah sebuah sense of value yang dimiliki orang lain, yang mendefisikan dirinya sebagai seorang manusia. Dengan kata lain, jika kamu memiliki self worth yang tinggi, kamu punya perasaan internal untuk menjadi cukup baik dan layak untuk dicintai oleh orang lain.
Lalu, apa bedanya dengan self-esteem? Self-esteem dan self worth sebetulnya saling berkaitan. Self-esteem mengacu kepada apa yang kita rasakan atau pikirkan tentang diri sendiri, sementara self worth merupakan perasaan yang lebih spesifik, yang mengacu bahwa kita layak mendapatkan apa yang seharusnya kita dapatkan.
Manfaat Dihormati oleh Orang Lain
Menurut Abraham Maslow, kebutuhan seseorang akan esteem termasuk dalam kebutuhan tingkat tinggi setelah kebutuhan dasar, yang meliputi kebutuhan fisiologis, rasa aman, dan saling memiliki. Orang dengan kebutuhan esteem yang tercukupi akan merasakan peningkatan status. Ia juga akan merasa lebih kuat dan bebas melakukan apa pun yang dia inginkan.
Maka dari itu, bisa disimpulkan dari teori Maslow, jika kebutuhan kita untuk merasa dihargai dan dihormati tercapai, kita akan lebih percaya diri, termotivasi, dan memiliki relasi yang positif dengan diri sendiri dan orang lain. Dengan adanya penghargaan positif terhadap dirimu sendiri, kamu akan lepas dari kecemasan, stres, dan risiko terkena depresi. Kemudian, kamu akan menjadi lebih ulet dan resilien dalam menghadapi dunia di sekitarmu.
Sebaliknya, jika seseorang nggak punya self worth yang cukup, ia akan cenderung menilai diri sendiri secara kritis dan menempatkan nilai negatif secara umum pada diri sendiri.
Cara Yang Harus Kamu Lakukan Supaya Dihormati Orang Lain
Orang dengan harga diri dan pandangan yang positif tentang dirinya cenderung akan memiliki well being yang terjaga dengan baik (Weinlemann, 2021). Namun, jika kita terus menerus meminta orang lain menghormati kita, sementara kita sendiri tidak mengubah sikap, bagaimana mereka akan percaya bahwa kita layak dihormati? Apalagi, kamu tak bisa memaksa mereka, karena kamu hanya akan dipandang sebagai orang narsistik. Nggak mau seperti itu, kan? Yuk, teruskan membaca! Riliv akan mengulas perilaku apa saja yang bagus untuk kamu terapkan!
1. Bersikap sopan
Cobalah senantiasa bersikap sopan kepada semua orang yang kamu temui, mulai dari anggota keluarga kamu hingga rekan kerja kamu, bahkan hingga petugas kasir di toko kelontong. Beri orang lain rasa hormat yang sama yang ingin kamu terima sendiri.
Carilah tindakan yang dapat kamu lakukan untuk menawarkan kesopanan. Misalnya, membuka pintu di kedai kopi untuk orang di belakangmu, menyingkir saat ada orang yang mau parkir, atau memberikan tempat duduk untuk wanita yang sedang hamil di busway. Oiya, jangan lupa mengucapkan terima kasih kalau kamu yang ditolong, ya!
2. Bertindak dengan hormat
Tahu, nggak, sih? Ketika kamu ngobrol sama orang lain, tapi nggak memperhatikan, itu berarti kamu nggak menghormati lawan bicaramu, lho! Perilaku tidak sopan seperti memutar mata, menyela atau berbicara buruk tentang seseorang juga bisa membuat kamu gagal dihormati. Hal seperti itu juga dapat menghalangi atau mencegah keterlibatan atau penyelesaian masalah lebih lanjut, dan menciptakan irisan yang bisa berdampak permanen.
Cobalah sesekali perlakukan orang lain dengan penuh hormat. Semua orang layak dihormati, bahkan jika kamu tidak setuju dengan pandangan atau pendapat seseorang. Pertimbangkan bagaimana kamu ingin diperlakukan jika kamu memiliki sesuatu untuk dikatakan, terutama jika ada masalah penting.
3. Dengarkan apa yang dibicarakan
Sama halnya dengan poin kedua. Mendengarkan adalah proses yang aktif, bukan pasif. Jika kamu ingin memberi tanggapan, coba tunggu sampai mereka selesai bicara, lalu pikirkanlah baik-baik apa yang mau kamu sampaikan. Orang lain nggak akan tersinggung jika kamu tidak langsung ‘menyerang’ mereka. Ingat, percakapan apa pun nggak harus menjadi perdebatan yang nggak perlu!
Cobalah untuk melakukan probing untuk mendorong pembicara untuk memberi tahu kamu lebih banyak tentang detail yang mereka sampaikan. Dengan demikian, orang akan tersanjung dan merasa bahwa kamu peduli dengan mereka.
4. Rajin membantu
Orang mendapat rasa hormat karena selalu siap mengulurkan tangan kapan pun dibutuhkan. Sesekali, carilah kesempatan untuk membantu orang, entah kamu diminta atau tidak. Mungkin ada rekan kerja yang perlu bantuan dengan proyek besarnya, atau sekedar mengambilkan kopi buat atasan yang lagi suntuk. Membantu itu nggak harus memberi sesuatu berupa materi, namun hanya dengan membersamai seseorang, atau memberi dukungan emosional, itu sudah termasuk membantu mereka, kok!
5. Jangan sering cari alasan nggak jelas
Pernah, nggak, kamu diajak pergi oleh seseorang, lalu kamu menolaknya? Meskipun hal tersebut terdengar sepele, mungkin tindakanmu tersebut melukai orang tersebut, lho! Bisa jadi dia sudah meluangkan waktu dan tenaganya, sedangkan kamu nggak punya alasan kuat untuk menolaknya. Jika memang kamu harus memberi alasan yang jelas, tanyakanlah perspektif orang tersebut. Mengapa dia ingin mengajakmu? Apa pentingnya baginya?
Kasus kedua, ketika kamu harus hadir tepat waktu di sebuah meeting, tapi kamu terlambat, berikanlah argumen yang masuk akal. Jika kamu nggak punya argumen yang bagus, jangan berbohong atau mencari pembelaan. Minta maaflah kepada bos atau rekan kerjamu, lalu berjanjilah sungguh-sungguh untuk tidak mengulanginya lagi. Berlatihlah bertanggung jawab atas tindakanmu.
6. Atur emosimu
Nggak mudah memaafkan orang lain, apalagi jika mereka berbuat salah yang cukup fatal. Namun, daripada mengembangkan dendam dan amarah yang membara, lebih baik kamu memaafkan mereka. Riliv paham, kok, nggak semua orang suka disakiti. Akan tetapi, menyimpan dendam kesumat hanya akan menyakiti diri kamu sendiri.
Jika kamu marah, biarkan diri kamu untuk sesaat marah, lalu maju terus dan perbaiki situasi atau letakkan di belakangmu. Beri diri kamu waktu untuk memproses emosi yang kamu rasakan.
7. Bersedialah untuk berubah
Tidak semua orang bersedia untuk berubah. Bener, nggak, sih? Tapi, bagaimana jika sikapmu itu terus menerus membuat orang lain kesal? Menjadi keras kepala tidak akan membawamu ke mana pun. Sadarilah bahwa proses menjadi pribadi yang lebih baik membutuhkan kesediaan dari dirimu sendiri. Berubah itu tidak serta merta bertransformasi layaknya superhero, namun dengan mempelajari keterampilan baru, mencoba kegiatan baru, dan memperbanyak refleksi diri. Oiya, jangan lupa untuk memberi selamat pada diri sendiri atas kemajuan yang kamu buat, ya!
Demikianlah artikel tentang cara agar dihormati orang lain ala Riliv. Adakah cara-cara yang sudah kamu terapkan? Jika kamu menginginkan saran profesional untuk memperbaiki dirimu sendiri, jangan ragu untuk melakukan konsultasi psikologi melalui aplikasi Riliv!
Referensi:
- Ackerman, C. E. (2018). What is Self-Esteem? A Psychologist Explains. Retrieved from Positive Psychology: https://positivepsychology.com/self-esteem/
- Ackerman, C. E. (2018). What is Self-Worth & How Do We Build it? (Incl. Worksheets). Retrieved from Positive Psychology: https://positivepsychology.com/self-worth/
- Wahome, C. (2022). What is Maslow’s Hierarchy of Needs?. Retrieved from WebMd: https://www.webmd.com/mental-health/what-is-maslow-hierarchy-of-needs
- Weilenmann, S., Schnyder, U., Keller, N., Corda, C., Spiller, T. R., Brugger, F., Parkinson, B., von Känel, R., & Pfaltz, M. C. (2021). Self-worth and bonding emotions are related to well-being in health-care providers: a cross-sectional study. BMC medical education, 21(1), 290. https://doi.org/10.1186/s12909-021-02731-7