Mengatasi pasangan yang pemarah –Â Setiap bertemu denganmu, pasanganmu marah-marah terus. Rasanya pusing sekali, kan? Kamu tidak tahu kenapa dia marah, yang jelas kamu tidak mau mendengar amarahnya lagi. Tapi saat kamu berusaha mengatasi pasangan yang pemarah, yang ada ia justru semakin marah.
Memiliki pasangan yang pemarah memang sulit. Kemarahannya seringkali memberi pengaruh negatif bagimu, kamu jadi ikut marah. Namun, jangan menyerah dengan pasanganmu begitu saja, oke? Kamu bisa mengikuti tips dari Riliv untuk mengatasi pacar pemarah seperti berikut.
1. Cara pertama mengatasi pasangan yang pemarah adalah dengan tetap tenang
Kalau ingin pasanganmu berhenti marah, sebaiknya kamu jangan ikut marah. Lebih baik, redakan dulu situasi dengan stay calm dan membiarkan pasanganmu marah sebentar. Semakin tenang dirimu, semakin cepat pula amarahnya menyusut.
Ketika ia mulai tenang, kamu bisa berbicara dengannya. Tetapi ingat, jangan berbicara dengan nada amarah, ya. Gunakan nada bicara yang netral untuk menjaga interaksi positif di antara kamu dan pasanganmu.
2. Ingin ikut marah? Lakukan kebalikannya!
Wajar sekali jika kamu ingin marah saat pasanganmu marah. Memang emosi negatif itu menular dan sulit bagimu untuk mengendalikannya.
Nah, karena kamu tahu bahwa emosi negatif bisa menular, jangan pengaruhi pasanganmu dengan emosi negatif lagi. Hal terbaik yang bisa kamu lakukan saat pasanganmu marah adalah dengan melakukan kebalikan dari apa yang ingin kamu lakukan
Ingin teriak? Cobalah untuk berkata lebih lembut. Ingin marah? Cobalah untuk melepas kepalan tanganmu dan menarik napas panjang.
3. Apakah kamu yang menyebabkan kemarahannya? Hmm, belum tentu kok!
Saat pasanganmu bad mood dan marah di dekatmu, biasanya akan berpikir bahwa dia marah karena apa yang kamu lakukan. Eits, belum tentu. Bisa saja dia marah karena hal lain dan hanya melampiaskan marahnya padamu.
Mungkin saja dia terlalu kesal untuk menjelaskan penyebabnya padamu. Jadi, jangan langsung berburuk sangka pada dirimu sendiri jika pasanganmu sedang marah, ya.
4. Memvalidasi perasaan pasanganmu bukan berarti kamu setuju dengannya
Tahukah kamu bahwa seringkali orang marah adalah karena mereka merasa tidak dihargai, tidak didengar, atau tidak diapresiasi?Â
Ketika pasanganmu marah, kamu bisa tunggu sebentar hingga ia tenang lalu lakukan percakapan dari hati ke hati dengannya. Saat pasanganmu berbicara, dengarkan sepenuhnya. Buatlah ia merasa dihargai dan dihormati.
Dalam percakapan tersebut, cari tahu perasaan terdalamnya, hal yang membuatnya marah, dan apa yang sebenarnya ia inginkan.
Terima semua hal tersebut, meski kamu mungkin tidak menyetujuinya. Yang penting, kamu berusaha untuk hadir di sisinya dan memahami perspektifnya.
Kamu juga bisa meyakinkan pasanganmu kalau kamu sudah mengerti perasaannya dengan bertanya, jadi kamu marah karena hal ini, kan? Percaya deh, dia akan merasa sangat senang jika kamu melakukannya.
5. Tahan dulu untuk tidak langsung komplain kepada orang lain
Photo by Andrea Piacquadio from Pexels
Curhat soal masalah hubunganmu kepada orang lain memang sangat melegakan. Beban dalam hubunganmu seakan-akan lepas dan kamu bisa bernapas lega. Saat kamu menggunakan orang lain untuk membantumu mengelola stres, keadaan ini disebut segitiga emosional.
Tapi sebenarnya, terkadang segitiga emosional membuat masalahmu dengan pasangan tidak selesai, lho. Kamu mungkin lega karena beban perasaanmu telah hilang, tetapi bagaimana dengan pasanganmu? Ia mungkin merasa tersisihkan dan tidak diperhatikan.
Jadi, ketika kamu kesal karena pasanganmu marah-marah seharian, kamu bisa bertanya pada dirimu sendiri sebelum curhat kepada orang lain. Apa yang aku inginkan, bantuan untuk menyelesaikan masalah atau persetujuan dari orang lain?
Jika kamu ingin orang-orang ikut kesal terhadap pasanganmu, cobalah untuk menenangkan diri terlebih dahulu sebelum menghubungi orang lain.
6. Kamu juga bisa bilang perasaanmu pada pasangan, lho
Kemarahan pasanganmu membuat kamu tidak punya waktu untuk menyadari dan memperhatikan perasaan sendiri. Kamu mungkin merasa kesal, marah, atau sedih ketika pasanganmu marah. Tapi sayang, dia nggak tahu soal itu.
Saat emosinya netral, kamu bisa lho bilang perasaanmu padanya. Kamu bisa bilang apa yang sebenarnya kamu rasakan ketika ia marah atau apa yang kamu tidak suka dari pasanganmu saat ia marah.
Kamu juga bisa bilang betapa sulitnya menahan emosi agar dia tidak semakin marah. Karena emosi pasanganmu sedang stabil, ia akan lebih terbuka untuk mendengar dan mengerti.Â
7. Cara terakhir untuk mengatasi pasangan yang pemarah adalah dengan tidak mengontrol pasanganmu
Kamu tidak bisa mengontrol orang lain, termasuk pasanganmu. Tapi kamu bisa memengaruhinya untuk menciptakan hubungan yang positif, kok.
Ketika kamu memperlakukan pasanganmu dengan baik, besar kemungkinan ia akan memperlakukanmu dengan baik pula. Ketika kamu berbicara dengan lemah lembut pada pasanganmu, ia akan berbicara dengan nada yang sama padamu. Jadi, saling berbuat baiklah!
Nah, itu dia 7 cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi pasangan yang pemarah. Meskipun marah adalah emosi yang wajar, kamu harus waspada jika pasanganmu sudah mengarah ke abusif. Kamu bisa curhat online melalui aplikasi Riliv yang bisa kamu unduh di Google Play atau Apple Store, kapan pun dan di mana pun!
v
Referensi:
- DiPirro, Dani. (2015). 5 Tactics for Coping with Cranky People. https://www.livehappy.com/relationships/5-tactics-coping-cranky-people?nopaging=1
- Ratson, Moshe. (2016). 8 Strategies for Dealing with an Angry Partner. https://www.goodtherapy.org/blog/8-strategies-for-dealing-with-angry-partner-1206165
- Smith, Kathleen. (2020). When Anger Becomes Emotional Abuse: How to Control Anger and Frustration in a Relationship. https://www.psycom.net/control-anger-frustration-relationship
Ditulis oleh Syifa Salsabila Ramadhani
Baca juga:
Jangan Marah-marah! Ini 7 Cara Tenang Saat Emosi Hampir Meledak!