Orang tua jahat – Apa iya ada orang tua yang bersikap jahat kepada anaknya? Hmm.. ada saja, sih. Baik disadari atau nggak.
Banyak sikap jahat orang tua—sekali lagi, baik dilakukan secara sadar atau nggak—yang bisa berakibat buruk pada anak dan bahkan bisa “meracuni” kehidupannya.
Jadi, apa saja sikap yang bisa membuat ayah atau ibu disebut sebagai orang tua jahat?
Meminta atau menyuruh anak berperan seperti orang tua
Menurut Brynn Burger, seorang penulis, pembicara, dan pelatih untuk orang tua dari anak-anak ekstrim, orang tua yang suka memberi tanggung jawab keluarga ke anak-anaknya, khususnya yang masih kecil, adalah tanda orang tua jahat.
Misalnya, orang tua yang meminta anaknya yang masih SD untuk mengawasi adiknya yang balita hampir seharian, dengan alasan sibuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga atau lebih parah lagi sibuk dengan ponsel pintarnya.
Padahal, orang tua tak seharusnya membuat anak-anaknya menjadi pengasuh atau pengurus rumah tangga, di luar tugas mereka sebagai seorang anak.
Membuat anak merasa bersalah juga tanda orang tua jahat
Orang tua yang playing victim dan selalu bersikap seolah dirinya yang menjadi korban dari sikap anak sehingga anaknya merasa bersalah, merupakan sikap orang tua yang sangat tidak terpuji.
Saat anak melakukan kesalahan atau sesuatu yang nggak kamu setujui sebagai orang tua, beritahukan konsekuensi dari perilakunya tersebut terhadap dirinya sendiri. Jangan langsung marah dan bilang kalau mereka sudah mengecewakanmu sehingga anak jadi merasa bersalah.
Membuat anak selalu merasa bersalah nggak membuat mereka jadi lebih disiplin. Justru anak jadi takut untuk melakukan sesuatu karena nggak mau membuat orang tua sedih (akibat rasa bersalah) dan menghambat tumbuh kembangnya.
Memarahi anak di depan umum atau di depan banyak orang
Sekecil apa pun anakmu, mereka sudah memiliki harga diri—yang memang seharusnya sudah diajarkan orang tua sejak kecil. Jika orang tua memarahi anaknya di depan umum atau di depan banyak orang, itu artinya kamu sudah melukai harga dirinya.
Menurut Roseanne Lesack, seorang direktur klinik psikologi anak, teriakan apalagi kata-kata kurang pantas yang disampaikan ke anak bisa menyakiti perasaannya. Jadi, bisa dibayangkan bagaimana perasaan anak jika itu dilakukan di depan umum, ya. Bisa-bisa mereka jadi memiliki trauma hingga dewasa.
Bertengkar dengan suami/istri di depan anak
Salah satu nasihat dari orang tua zaman dulu yang mungkin paling sering diberitahukan adalah jangan bertengkar di depan anak. Ternyata, hal ini memang ada benarnya.
Studi ilmiah menunjukkan, anak yang tumbuh di lingkungan yang sering terjadi konflik—termasuk pertengkaran orang tua, cenderung lebih sulit untuk beradaptasi, sulit bekerja sama dengan orang lain, dan rentan mengalami depresi.
Bahkan, kesehatan fisik anak juga bisa ikut terganggu, seperti badan lemas dan gampang sakit, khususnya setelah kamu dan pasangan bertengkar di depan mereka.
Baca Juga:
Bentuk Trauma Masa Kecil: Kekerasan dan Pengabaian Emosional Anak
Orang tua jahat memiliki ekspektasi tinggi pada anaknya
Misalnya, ingin anak selalu menjadi juara kelas, masuk perguruan tinggi ternama, meraih beasiswa, dan sebagainya.
Hal ini bukan saja jadi memaksa anak untuk menjalani hidup sesuai dengan ekspektasi tersebut, tapi tidak jarang ketika anak berhasil mencapainya, orang tua nggak memberikan apresiasi yang sesuai karena merasa itu sudah menjadi “tugas” anak. But, it’s not.
Ekspektasi tinggi dari orang tua yang tidak dibarengi timbal balik berupa apresiasi atau motivasi bisa membuat anak kehilangan semangat berjuang karena menganggap jerih payahnya nggak dihargai.
Membanding-bandingkan anak dengan orang lain
Mungkin ini yang paling sering dilakukan oleh para tua: “Eh, anaknya Ibu A seusia kamu sudah pintar ngomong bahasa Inggris, lho. Kok kamu belum bisa? Padahal sudah mama les-in” atau “Anaknya Tante B bisa masuk sekolah negeri, kok kamu nggak bisa, ya?”
Padahal, nggak ada yang suka dibanding-bandingkan dengan orang lain, termasuk anak. Sayangnya, orang tua justru suka melakukan hal tersebut dengan harapan anak merasa termotivasi. Kenyataannya, sama sekali tidak.
Banyak anak justru merasa sedih, kehilangan kepercayaan diri, bahkan merasa nggak berharga karena terlalu sering dibandingkan.
Jika kamu nggak mau jadi orang tua jahat, coba mulai introspeksi diri dan berani mengakui kesalahan sebagai orang tua. Jika perlu, konsultasi dengan psikolog atau terapi yang sekarang bisa dilakukan secara online, salah satunya di Riliv.
Lewat aplikasi konseling nomor satu di Indonesia ini, kamu bisa curhat online atau konseling online dengan para profesional bersertifikat, sambil belajar untuk menjadi orang tua yang lebih baik lagi untuk anak-anakmu.
Referensi:
- haibunda.com. Perlakuan Orang Tua yang Menyakiti Anak Seumur Hidup
- klikdokter.com. Sikap Orang Tua yang Bisa Merusak Anak
Ditulis oleh Elga Windasari
Baca Juga:
Ingin Menjalin Hubungan Baik dengan Mantan Suami? Ini Tipsnya!