Anak-anak – Masih dalam masa pertumbuhan, tidak heran jika anak-anak selalu berulah dan bikin kita geleng-geleng kepala. Jangankan menasihati, mendengarkan perkataan kita saja susahnya setengah mati. Rasanya ingin marah karena menguras emosi. Tapi ternyata, psikolog menilai bahwa memarahi anak-anak itu nggak sepenuhnya baik, lho! Kenapa bisa begitu? Dan apa yang bisa kita lakukan sebagai gantinya?
Parenting Itu Nggak Bisa Sembarangan!
Menurut American Psychological Assocication, parenting memiliki tiga tujuan utama: memastikan kesehatan, keselamatan, dan mempersiapkan anak untuk hidup sebagai orang dewasa yang produktif, dan mentransmisikan nilai-nilai budaya.
Jadi, sebagai orang tua, kita wajib memberikan pendidikan yang baik kepada anak, entah melalui contoh perbuatan atau melalui perkataan kita. Maka dari itu, parenting nggak bisa dilakukan tanpa arah yang jelas.
Para psikolog menyimpulkan bahwa mereka tidak hanya butuh diajari dengan tegas, namun mereka juga butuh dipuji jika mereka melakukan sesuatu yang membanggakan. Selain itu, orang tua juga sebaiknya tidak mengabaikan hal-hal yang kelihatannya sepele, namun berpengaruh terhadap bagaimana anak akan bertumbuh. Misalnya, ketika mereka bersikap pelit pada temannya, atau suka menangis bila adiknya lebih diberi perhatian.
Lalu, apa yang harus dilakukan nih ketika anak-anak mulai berulah?
3 Larangan dalam Mendisiplinkan
Menurut Alan Kazdin, Ph.D., mendisiplinkan anak dibutuhkan agar mereka bisa mengendalikan perilakunya yang maladaptif, entah kepada dirinya sendiri maupun orang di sekitarnya. Namun, ia melarang orang tua untuk melakukan hal-hal berikut:
- Menghukum secara fisik. Segala bentuk kekerasan fisik sangat tidak direkomendasikan, sebab hal ini bisa menimbulkan trauma berjangka panjang terhadap anak. Trauma tersebut bisa berefek kepada kesehatan psikologis, dan membuat mereka jadi kehilangan self-esteem.
- Durasi hukuman yang terlalu lama. Kazdin merekomendasikan durasi hukuman yang lebih singkat namun efektif, dan kalau bisa berfokus kepada perilaku maladaptif yang disasar. Buatlah hukuman sebagai bagian dari latihan mencegah perilaku yang tidak diinginkan dan mempromosikan perilaku yang dikehendaki. Misalnya, jika anak tidak mau berhenti main game dan menolak mengerjakan PR, berilah hukuman dengan menarik uang jajannya atau hak istimewa lain yang efektif.
- Mengabaikan anak. Sebetulnya, time out bisa menjadi cara efektif jika mereka mulai tantrum atau melakukan agresi. Namun, time out terlama hanyalah 3 menit. Jika sudah melewati batas tersebut, sebaiknya pengabaian dihentikan. Setelah itu, jangan pernah memberikan feedback negatif. Gunakan waktu untuk berbicara dari hati ke hati dan menjelaskan kepadanya terkait perilaku yang dia lakukan serta dampaknya terhadap orang lain. Setelah itu, berikanlah pujian tentang hal-hal baik yang dia lakukan.
Tahap Pertumbuhan Anak Mempengaruhi Parenting
Mengapa psikolog begitu concern dengan pertumbuhan anak dan tahap-tahap yang dilaluinya? Jawabannya karena setiap anak tidak tumbuh dalam tahapan yang sama. Bisa jadi yang satu lebih lambat atau lebih cepat daripada yang lain.
Menurut Jean Piaget, ada 4 tahap tumbuh kembang anak yang utama, yaitu tahap sensorimotor, pre-operasional, operasional konkrit, dan operasional formal. Untuk menghadapi masing-masing tahapannya, orang tua harus mengetahui sejauh apa perkembangan kognitifnya. Hal ini tentu dipengaruhi oleh bagaimana informasi dalam lingkungan diproses oleh mereka. Namun, perkembangan bukan hanya dilihat dari kemampuan kognitifnya, namun juga kemampuan sosial, emosional, dan gejala-gejala gangguan kesehatan yang mungkin menjadi concern.
Selain itu, perlu kita lihat kembali gaya pengasuhan kita terhadap anak. Jangan sampai gaya pengasuhan yang salah membuat anak kehilangan kemampuannya untuk berkembang sesuai dengan tahap pertumbuhannya. Salah satu gaya pengasuhan yang direkomendasikan Riliv adalah pengasuhan demokratis, yaitu di mana anak masih diberi kebebasan menentukan keinginannya, namun orang tua juga harus memberinya pengertian tentang apa yang baik dan buruk.
Sedangkan gaya pengasuhan yang tidak direkomendasikan ahli adalah uninvolved parenting, yaitu keadaan di mana orang tua tidak memperhatikan anak secara penuh, bahkan tidak pernah mencoba untuk mendekatkan dirinya kepada anak.
Baca juga: Psikologi Keluarga yang Bisa Dipetik dari Drama “Reply 1988”
Mendisiplinkan Anak Butuh Saran Profesional
Kita tidak bisa menjadi orang tua yang sempurna bagi anak-anak kita. Namun jangan cemas, karena selalu ada psikolog profesional yang siap membantu kita di manapun kita berada. Yuk, Parents! Konsultasikan segala permasalahan terkait tumbuh dan kembang anak dengan psikolog Riliv!
Referensi:
- Hamilton, A. (n.d.). Speaking of Psychology: Disciplining children effectively. Retrieved from American Psychological Association: https://www.apa.org/news/podcasts/speaking-of-psychology/disciplining-children
Novotney, A. (2012). Parenting that works. Retrieved from American Psychological Association: https://www.apa.org/monitor/2012/10/parenting