Netizen tengah berduka. Media sosial Path akan ditutup pada pertengahan bulan Oktober 2018. Kabar Path ditutup langsung menjadi viral dan dibicarakan banyak orang. Para pengguna Path sekarang sedang asyik mengenang unggahan-unggahan mereka.
Di Instagram, banyak pengguna yang menscreenshoot kenangan mereka di Path sembari menuliskan kata perpisahan terakhir.
Ada juga yang nampak begitu emosional.
Tim RIliv penasaran.
Kira-kira kenapa ya netizen bisa bereaksi seperti itu? Kenapa sih orang bisa seolah merasa kehilangan dengan path yang akan ditutup?
Nostalgia adalah perasaan pertama yang muncul setelah tahu path ditutup
Riliv menduga bahwa orang-orang yang mengunggah postingan lama mereka dari Path ke Instagram merasa teringat kembali dengan kenangan-kenangan manis yang pernah dilalui. Bisa jadi kenangan-kenangan itu adalah kenangan bersama, ehm, orang terkasih yang (mungkin) sekarang tak lagi akrab seperti dulu.
Nostalgia ini biasanya diiringi dengan kemunculan kembali ingatan-ingatan menyenangkan, membuat orang terngiang-ngiang akan masa lalunya.
Baca juga: How I Met My Depression
Path adalah kapsul waktu, mengingatkan namun tak dapat membawa kita kembali
Mengenang masa-masa indah yang diabadikan di akun Path memanglah melenakan. Tapi, perlu disadari bahwa kita tak lagi hidup di masa lalu dear. Momen-momen yang kita bagi lewat akun Path telah sirna dan tak bisa kita raih kembali.
Baca juga: 5 Pelajaran Hidup dari Crazy Rich Surabayan
Matinya path mengingatkan kita akan fananya hidup, yang dianggap besar ternyata bisa tumbang
Nostalgia dengan momen-momen di akun Path kita menyadarkan kita bahwa tak ada yang tak lekang oleh waktu, dear. Hari ini bisa jadi Path yang tutup, besok mungkin Instagram, Facebook, atau bahkan Riliv. 🙁
Baca juga: Easy Ways to Stop Talking to Your Ex!
Pada akhirnya, waktu terus berjalan dan kita tak boleh diam di tempat
Path mengingatkan kita akan momen-momen indah yang pernah kita lalui dulu. Namun, kita tak boleh tergila-gila dengan kenangan kita.
Masih banyak asa yang harus diraih.
Ada hati lain yang bisa diketuk.
Kita mungkin tak dapat lagi berjumpa dengan komentar-komentar iseng teman kita, atau postingan-postingan lucu nan inspiratif. Namun, kenangan itu akan selalu bersama menemani kita.
Hingga nanti kitanya yang tiada.
Tentang Penulis
Handy is a shamelessly rebellious researcher. He is currently obsessed with growth hacking. Reach him out via linkedin.