Mengalami stress hamil memang tidak mudah. Saya didiagnosis dengan depresi pre dan pasca hamil setelah melahirkan bayi kedua saya. Saya tetap diam selama kehamilan saya hingga menghinjak minggu ke 32, lalu dokter saya mengatakan bahwa dia tidak bisa memberi penanganan apapun karena saya sudah terlalu parah. Simak kisahku yang mengalami stress hamil.
Tidak tahu apa yang harus saya lakukan untuk menghadapi stress hamil
Saya tetap diam selama 14 minggu setelahnya hingga sesuatu di dalam saya berubah, dan saya merasa bahwa saya harus mencari bantuan. Saya diberi enam sesi Cognitive Behavioural Therapy tetapi hanya bisa menyelesaikan tiga, karena masalah kepengurusan anak.
Kehadiran sahabat membantu saya bangkit
Selama saya menderita depresi, saya memiliki dua orang sahabat yang menanyakan kabar saya setiap hari. Saya berjanji kepada mereka untuk menghubungi mereka saat saya merasa sedih dan muncul pikiran bahwa saya adalah ibu yang gagal, sehingga mereka bisa mengingatkan hal-hal baik yang saya lakukan sebagai seorang ibu, dan mensupport saya sebisa mereka.
Mereka menyadarkan saya, membantu saya untuk kembali bangkit saat saya lemah. Saya bekerja sangat keras selama menghadapi stress hamil saya. Saya sangat kesepian selama menderita stress hamil, dan hal tersebut merubah hidup saya. Tetapi, sahabat-sahabat saya tetap memberikan dukungan, mereka yang menyadari senyum palsu yang selalu saya gunakan, saya sangat bersyukur memiliki sahabat seperti mereka.
Sekarang saya memiliki support group sendiri untuk membantu para ibu yang menderita stress hamil seperti saya. Saya mengerti betapa takut dan kesepiannya seorang penderita depresi, tetapi dengan bantuan sahabat, saya berhasil merubah hal tersebut. Jangan salah, semua memang sulit, tetapi saya memilih untuk tetap bahagia!
Pengalaman saya membuat saya ingin membantu orang lain
Sekarang saya membantu 20 orang ibu secara langsung dan lebih dari 400 orang online melalui media sosial saya. Ibu-ibu dari seluruh dunia bisa menguhubungi saya untuk bantuan. Saya bersyukur bisa menemukan pekerjaan yang luar biasa melalui suatu hal yang buruk. Saya juga bekerja dengan para professional untuk memberikan bantuan secara maksimal. Menjadi seorang ibu tidaklah mudah, tetapi hal tersebut adalah hal terbaik yang pernah dan akan saya lakukan.
—
Motto saya sekarang adalah menjalani satu hari demi hari. Saat suatu hari terasa sulit, bukan berarti selanjutnya juga akan sulit. Saya memiliki banyak teman yang berurusan dengan penyakit mental, dan saya juga melihat bagaimana mereka menghadapinya dengan sangat luar biasa. Saya senang bisa membantu sebanyak mungkin ibu. Menjadi penolong berarti saya harus selalu bisa mendengar, karena seringkali, hanya itu yang diinginkan oleh orang yang membutuhkan bantuanmu.
Referensi:
Translated and modified by Jonathan Robinsar.
Discussion about this post