Pengasuhan otoriter – Pernahkah kamu mendengar istilah monster parents?
Bukan orang tua para monster seperti dalam cerita fiksi, monster parents adalah istilah untuk orang tua yang mengasuh anak dengan keras. Mereka menerapkan pengasuhan otoriter untuk anak-anaknya.
Apa itu pengasuhan otoriter dan bagaimana efeknya bagi anak? Parents, cari tahu sama-sama di artikel Riliv ini, yuk!
Apa itu pengasuhan otoriter? Ini artinya
Pengasuhan otoriter adalah tipe pengasuhan yang menekankan kepatuhan, keseragaman, ketertiban, serta kontrol dan otoritas orang tua. Orang tua yang menerapkan pengasuhan ini mengharapkan anak-anaknya untuk selalu bertingkah baik, tetapi mereka melakukannya dengan cara yang keras.
Orang tua otoriter mendikte anak-anaknya untuk melakukan hal yang diinginkan orang tua, tanpa memberi penjelasan. Mau tidak mau, anak-anak harus mengikuti. Selain itu, orang tua otoriter juga memaksakan standar tertentu pada anak-anaknya. Jika anak tidak bisa memenuhi, orang tua akan menghukum dengan keras.
Apa dampak pengasuhan otoriter bagi anak-anak?
Sayangnya, cara pengasuhan otoriter punya dampak negatif bagi anak-anak. Inilah beberapa dampak negatifnya. Simak, ya!
1. Anak tidak bisa mandiri
Pengasuhan otoriter membuat anak-anak terlalu bergantung pada orang tua. Jelas saja, karena orang tua selalu memaksakan kehendak sehingga anak tidak bisa punya pilihan lain.
Akibatnya, anak jadi tidak bisa mandiri. Mereka jadi sulit memutuskan sesuatu dan mengambil tindakan, sebab dulu orang tualah yang memegang semua kendali.
2. Anak akan memiliki kepercayaan diri yang rendah
Bukan cuma mendikte dan memberi hukuman yang keras, orang tua otoriter juga sering mengkritik anaknya. Apalagi, jika apa yang anak kerjakan atau hasilkan tidak sesuai standar orang tua.
Selain itu, orang tua otoriter juga jarang sekali mengapresiasi anaknya. Misalnya ketika anak memperoleh nilai 85 di ujian, orang tua otoriter yang menetapkan standar nilai anak harus 100 tidak akan menyukainya. Padahal, anak sudah berusaha sangat keras untuk mencapai nilai 85.
Terlalu sering mengkritik dan tidak pernah mengapresiasi anak bisa membuat mereka ragu terhadap potensi dan kelebihan yang dimiliki. Anak jadi bertanya-tanya, apa aku tidak bisa apa-apa? Pada akhirnya, anak akan memiliki kepercayaan diri yang rendah.
3. Anak sulit bersosialisasi
Anak yang diasuh orang tua otoriter ternyata cenderung mengalami kesulitan bersosialiasi. Mereka sering merasa malu saat berbicara dan menghabiskan waktu dengan teman sebaya.
Ini karena orang tua otoriter biasanya mengekang anak untuk bermain dengan teman-temannya. Diharuskan berada di rumah dan belajar setiap hari, anak tidak diberi akses untuk bersosialisasi dengan orang lain. Sehingga, wajar saja jika anak tumbuh dengan ketidaktahuan bersosialisasi.
4. Anak bisa bersikap agresif
Anak mencontoh orang tua. Jika orang tua bersikap agresif terhadap anak dengan selalu mengekang dan memberi hukuman yang keras, anak juga akan bersikap agresif seperti itu.
Mungkin orang tua tidak melihatnya. Sebab biasanya, anak akan berlaku agresif di luar rumah. Sebagai bentuk perlawanan terhadap orang tua, anak bisa saja bersikap kasar terhadap teman-temannya di sekolah.
5. Pengasuhan otoriter bisa membuat anak mudah stres dan depresi
Berada di bawah tekanan pengasuhan orang tua tentu saja akan membuat anak mudah mengalami stres dan depresi. Bagaimana tidak? Anak yang diasuh secara otoriter selalu dituntut oleh orang tua, tidak memiliki pilihan sendiri, selalu dikritik dan tidak pernah diapresiasi, serta sering dihukum dengan keras.
Parents, anak adalah anugerah yang luar biasa dari Tuhan. Sebagai orang tua, Anda tentu tak ingin membuat anak-anak merasa sedih, bukan?
Karena itulah, pengasuhan otoriter bukan pilihan yang tepat bagi Anda. Meski Anda ingin menjaga anak-anak, menjadi monster parents dengan mengekang mereka bukanlah cara yang dianjurkan. Tetap jaga anak-anak Anda demi keselamatan mereka, namun berikanlah sedikit ruang kebebasan agar anak bisa kreatif dan bahagia.
Jika Anda memiliki kecenderungan mengasuh secara otoriter, apa yang bisa dilakukan? Salah satu cara yang Riliv anjurkan adalah berkonsultasi psikologi di aplikasi Riliv. Psikolog online Riliv bisa membantu Anda menemukan jalan keluar dari cara mengasuh otoriter dengan mengenali diri Anda terlebih dahulu. Sebab, bisa jadi alasan Anda bersikap otoriter terhadap anak merupakan buah dari luka di masa lalu.
Referensi:
- Bornstein, M.H. (2008). Parenting Styles and their Effects. Encyclopedia of Infant and Early Childhood Development, 496–509
- WebMD. (n.d.). What Is Authoritarian Parenting? https://www.webmd.com/parenting/authoritarian-parenting-what-is-it#1
Ditulis oleh Syifa Salsabila Ramadhani
Baca Juga:
Ayah Bunda, Ini Kesalahan Pengasuhan yang Perlu Dihindari!
Menumbuhkan Rasa Percaya Diri pada Anak dengan 5 Cara Berikut!
8 Ciri Toxic Parents yang Tanpa Sadar Bisa Merusak Kehidupan Anak