Ditulis oleh Aufa Miladya Izzah, diedit oleh Neraca Cinta Dzilhaq, M.Psi., Psikolog
Penyebab diskriminasi sosial – Pernahkah kamu menjadi korban diskriminasi sosial? Misalnya karena kamu seorang perempuan, kamu tidak diperbolehkan untuk menjadi pemimpin di organisasi, perusahaan, atau di lingkungan tempat tinggal, kamu kehilangan hak karena berasal dari suku atau agama atau etnis tertentu, atau kamu diperlakukan berbeda karena tidak memiliki uang dan tidak berpendidikan, dan lain sebagainya.
Tentu saja, menjadi korban diskriminasi sangatlah tidak menyenangkan dan juga menyakitkan. Bahkan untuk beberapa orang, luka psikologis karena pernah menjadi korban diskriminasi sulit untuk disembuhkan. Yuk, cari tahu bersama tentang bagaimana penyebab diskriminasi sosial dan bagaimana menghadapinya dari segi psikologis!
Dampak Diskriminasi Sosial
Makanya, apapun alasannya, melakukan diskriminasi adalah perbuatan yang salah karena perilaku diskriminasi memberikan dampak yang luar biasa pada kondisi kesehatan mental korbannya seperti membuat korban
- merasa malu atau minder
- merasa rendah diri dan tidak berharga
- kurang percaya diri dan menjadi lebih pesimis
- putus asa
- merasa terintimidasi, takut bahkan cemas
- memicu orang lain yang melihat perilaku diskriminasi meniru perilaku ini di masa depan
Selain itu, diskriminasi sosial juga memicu memunculkan permusuhan, perpecahan, masalah dan konflik sosial yang baru.
Penyebab Diskriminasi Sosial
Seperti yang Anda tahu, diskriminasi adalah perbuatan yang salah dan jahat. Namun sayangnya masih banyak orang yang melakukan perilaku ini bahkan tidak merasa kalau perbuatannya salah. Kira-kira apa yang menyebabkan seseorang melakukan diskriminasi?
Penyebab diskriminasi sosial dari sudut pandang psikologi
Psikolog Gwendolyn Keita, PhD mengatakan penyebab seseorang melakukan diskriminasi adalah karena dipengaruhi beberapa faktor. Mulai dari faktor sejarah atau masa lalu yang pernah dialami orang yang melakukan diskriminasi atau masa lalu yang pernah dimiliki korban diskriminasi. Misalnya dulu pelaku diskriminasi pernah mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari korban diskriminasi.
Selain sejarah, faktor lainnya adalah tekanan ekonomi, pengaruh budaya, dan pengaruh tren sosial. Semua faktor ini saling berkontribusi memengaruhi kepercayaan dan nilai yang dimiliki masyarakat terhadap kelompok atau orang yang berasal dari status sosial tertentu.
Generalisasi yang tidak tepat juga penyebab diskriminasi sosial
Diskriminasi juga muncul ketika seseorang melakukan generalisasi yang tidak tepat atas kesalahan satu atau dua orang kepada semua orang yang memiliki kesamaan status sosial atau jenis kelamin atau agama atau etnis dengan orang yang berperilaku kurang menyenangkan.
Contoh Perilaku Diskriminasi
Contoh perilaku diskriminasi disebabkan generalisasi:
Anda memiliki toko buah. Suatu hari buah di toko Anda dicuri oleh perempuan yang memiliki rambut panjang. Setelah mengalami kejadian ini, Anda menganggap kalau semua perempuan yang berambut panjang adalah pencuri. Dampaknya, Anda tidak mau menjual buah kepada perempuan berambut panjang dan juga melarang mereka masuk ke toko buah yang Anda miliki.
Contoh perilaku diskriminasi disebabkan karena faktor tekanan ekonomi:
Anda adalah pemilik toko obat. Saat ini Anda tidak mau melayani orang yang memiliki penampilan sederhana karena menurut Anda orang yang berpenampilan sederhana tidak akan mampu membeli obat yang Anda jual. Makanya, walaupun si A yang berpenampilan sederhana datang lebih dulu, Anda memilih untuk melayani pelanggan lain yang datang belakangan.
Cara menghadapi diskriminasi sosial
Seperti yang sudah dijelaskan tadi, ketika kita menghadapi diskriminasi sosial, kita sering merasa rendah diri, tidak percaya diri, dan merasa tidak bahagia dengan keadaan diri. Yang terparah, efek diskriminasi bisa menyebabkan orang mengalami depresi dan menginternalisasikan bias. Lalu, bagaimana caranya menghadapinya dari segi individu? Inilah saran yang diberikan oleh APA!
- Fokus pada kelebihan diri sendiri dan tidak mendengarkan kata-kata orang lain yang menyakitkan.
- Mencari support system dari orang-orang yang dipercaya.
- Melibatkan diri dengan masyarakat luas agar tidak diberi stigma, khususnya dengan komunitas yang mengalami kejadian serupa.
- Kelola emosi dengan baik, supaya tidak terus menerus tenggelam dalam pikiran negatif tentang diri sendiri.
Penanganan Luka Psikologis Akibat Diskriminasi
Nah itu dia penjelasan seputar diskriminasi sosial. Jika Anda saat ini sedang mengalami luka psikologis akibat diskriminasi, jangan pernah ragu untuk melakukan konsultasi psikologi. Kalau kamu ingin melakukan konsultasi psikologi, kamu bisa menggunakan Riliv. Riliv menyediakan konsultasi psikologi online yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja. Lebih praktis lagi, Riliv bisa diunduh di aplikasi Riliv di Google Play Store atau Apple Store, lho!
Referensi:
- Coimbra, B. M., Carvalho, C. M., Ota, V. K., Vieira-Fonseca, T., Bugiga, A., Mello, A. F., Mello, M. F., & Belangero, S. I. (2020). A systematic review on the effects of social discrimination on telomere length. Psychoneuroendocrinology, 120, 104766. https://doi.org/10.1016/j.psyneuen.2020.104766
- Fadli, R. (2019). Inilah Dampak Diskriminasi pada Kesehatan Mental. Retrieved from Halodoc: https://www.halodoc.com/artikel/inilah-dampak-diskriminasi-pada-kesehatan-mental
- Fulthoni, A., dkk. (2009). Memahami Diskriminasi. Jakarta: The Indonesian Legal Resource Center (ILRC).
- He, J., He, L., Zhou, W., Nie, X., & He, M. (2020). Discrimination and social exclusion in the outbreak of COVID-19. International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(8), 2933.
- Keita, G. (2016). Discussing discrimination: Gwendolyn Keita, PhD, former executive director of APA’s Public Interest Directorate discusses how and why to put discrimination on the conversation agenda. American Psychological Association (APA).
- Stokes, T. (1992). Discrimination and generalization. Journal of Applied Behavior Analysis, 25(2), 429.