“Aduh, aku lagi stres banget karena kerjaan nggak selesai-selesai!”. Pernahkah mendengar kalimat tersebut, Dear? Atau bahkan, kamu pernah mengucapkan itu kepada orang terdekatmu? Stres memang menjadi salah satu kondisi yang seringkali kita alami, terutama ketika sedang menjalankan suatu aktivitas yang menguras tenaga, baik secara fisik maupun psikis. Sebenarnya, apa saja, sih, faktor penyebab stres?
Kita perlu mengetahui penyebab stres agar dapat mengendalikan kondisi tersebut, Dear. Hal ini juga bisa membantu kita untuk mencegah terjadinya stres yang berkepanjangan. Untuk lebih memahami tentang penyebab stres, yuk, simak penjelasannya berikut ini!
1. Menggunakan standar tertinggi sebagai perbandingan dengan diri sendiri merupakan penyebab stres yang sering terjadi
Ketika sedang melihat dunia di sekeliling kita, tak jarang kita merasa bahwa orang lain selalu berhasil memenuhi standar pencapaian yang tinggi.
Kita melihat banyak sekali orang-orang yang jauh lebih pintar, lebih kaya, ataupun lebih menarik secara fisik. Ketika hal ini terjadi, kita lantas merasa bahwa diri kita sudah sangat jauh tertinggal di belakang.
Fenomena ini membuat kita seringkali lupa bahwa standar tersebut sebenarnya tidak ada, kan, Dear? Bukankah standar yang kita jadikan acuan sebagai perbandingan diri itu merupakan suatu hal yang relatif dan bisa saja berbeda bagi setiap orang?
Oleh karena itu, perlu diingat baik-baik untuk tidak membuat perbandingan yang terlalu jauh dengan diri sendiri. Berusaha terlalu keras untuk menjadi sesempurna orang lain justru berpotensi membuat kita tertekan dan stres, lho!
2. Interaksi dengan manusia dengan latar belakang yang beragam juga bisa menjadi faktor penyebab stres
Kita berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki latar belakang berbeda (Photo by Antenna on Unsplash)
Sepanjang hidup, kita berinteraksi dengan banyak orang yang memiliki latar belakang beragam. Mereka juga memiliki pola pikir, cara pandang, perilaku, atau gaya hidup yang berbeda-beda pula. Seiring berjalannya waktu, kita juga akan bertemu dengan orang-orang yang mungkin tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Apalagi saat ini, kita hidup di era modern dengan akses komunikasi yang semakin berkembang pesat. Tidak hanya di dunia nyata, kita juga menjumpai beragam karakter manusia yang berbeda-beda dari lingkup interaksi di dunia maya.
Bahkan, interaksi di dunia maya ini tidak memiliki batasan. Kita bisa saja berkenalan dan berkomunikasi dengan orang-orang dari seluruh penjuru dunia.
Seperti halnya mereka semua, kita juga manusia, Dear. Kita pun memiliki latar belakang pribadi yang turut memengaruhi prinsip hidup kita. Prinsip hidup yang kita pegang tentunya tidak akan selalu sejalan dengan prinsip hidup orang-orang di sekitar kita, bukan?
Jika kita terlalu memaksakan diri untuk menyatukan segala perbedaan ini, maka kita bisa saja mengalami stres, lho! Maka, yang harus kita lakukan adalah senantiasa mengingat bahwa perbedaan adalah hal yang wajar.
Tidak apa-apa jika kita memiliki pendapat yang berbeda dengan orang lain, meskipun orang tersebut adalah anggota keluarga kita sendiri.
Namun, bukan berarti lantas kita menjadikan perbedaan ini sebagai alasan untuk berselisih, ya, Dear! Justru, perbedaan-perbedaan inilah yang bisa kita gunakan untuk memperluas wawasan dan pandangan kita.
3. Kompetisi ekonomi yang terus terjadi
Hidup ini adalah kompetisi yang membuat kita terus berusaha untuk memacu diri. Salah satu kompetisi yang sangat terasa pengaruhnya adalah kompetisi di bidang ekonomi. Terlebih saat ini, kita dihadapkan dengan era globalisasi, yang tentu akan semakin memperketat persaingan ini.
Kita akan kalah jika tidak mau bergerak untuk mengembangkan diri, karena setiap hari selalu ada kemampuan baru yang ditawarkan oleh orang lain. Kemampuan-kemampuan baru tersebut akan mendapatkan nilai ekonomi yang lebih tinggi, bukan? Tanpa sadar, kita selalu bergerak jika tidak ingin tertinggal.
Kompetisi ekonomi yang terus terjadi berpotensi membuat kita mengalami stres, Dear! Terutama, jika kita sudah berada di dunia kerja yang semakin ketat persaingannya. Keadaan ini harus kita waspadai, karena kita tetap seorang manusia yang punya batas lelahnya masing-masing.
Jika tuntutan pekerjaan terasa semakin memberatkan dan mulai mengganggu keseimbangan hidup, kita tidak perlu ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog. Apalagi saat ini, layanan konseling dapat kita akses dengan mudah melalui Riliv. Konseling akan membantu kita untuk mencegah kemunculan stres yang lebih parah. Jangan ragu untuk datang ke psikolog, ya!
4. Adanya peristiwa besar yang mengubah hidup juga bisa menjadi penyebab stres
Perubahan pola hidup usai menikah juga bisa menjadi salah satu faktor penyebab stres (Photo by Jeremy Wong Weddings on Unsplash)
Kehidupan tidak selalu berjalan mulus, kan, Dear? Kehidupan memiliki berbagai lika-liku yang terkadang tidak mampu diprediksi. Kita pasti akan menjumpai peristiwa dalam hidup yang cukup besar untuk berpotensi membuat kita mengalami stres.
Contoh peristiwa ini antara lain seperti kehilangan orang terdekat karena kematian, perubahan pola hidup usai menikah, perceraian, kehilangan pekerjaan, ataupun mengalami sakit yang membutuhkan waktu lama agar bisa sembuh.
Meski bisa saja memberikan efek yang berbeda bagi setiap orang, tetapi peristiwa-peristiwa tersebut tergolong cukup besar untuk menimbulkan stres. Di sinilah pentingnya peranan orang-orang terdekat atau profesional untuk membangun kembali kekuatan yang sempat runtuh.
5. Adanya masalah dalam kehidupan pribadi
Stres tidak hanya disebabkan oleh faktor eksternal, lho, Dear! Ada kalanya, penyebab stres dari situasi internal. Contohnya seperti sikap pesimis atau kemunculan negative self-talk dalam pikiran kita.
Selain itu, tuntutan eksternal yang terlalu berat juga bisa menumbuhkan sikap perfeksionis. Kita akan mulai memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi dan tidak realistis terhadap kemampuan diri sendiri.
Adanya kesenjangan antara ekspektasi dengan realitas inilah yang berpotensi untuk menyebabkan stres, Dear!
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali diri sendiri beserta segala kelemahan kita. Kemampuan untuk mengenali diri sendiri ini akan berguna dalam membantu kita menyelesaikan masalah internal yang bisa memicu terjadinya stres.
Itulah 5 faktor yang bisa menjadi penyebab stres, Dear! Akan tetapi, faktor yang melatarbelakangi kemunculan stres memang tidak bisa digeneralisasi.
Kita mungkin saja mengalami stres karena berbagai macam penyebab. Jika kita merasa bahwa stres yang kita alami sudah cukup berat, kita harus segera berkonsultasi dengan psikolog untuk mengetahui penyebab pastinya, ya!
Sama halnya dengan sakit fisik, sakit psikis pun berpotensi untuk menjadi semakin parah apabila tidak segera ditangani. Oleh karena itu, kita wajib waspada terhadap tanda-tanda yang ditunjukkan oleh tubuh, agar diri kita bisa segera mendapat pertolongan yang tepat.
Referensi:
- Segal, J., Smith, M., Segal, R., Robinson, L. (2020). Stress Symptoms, Signs, and Causes. HelpGuide. Disadur dari https://www.helpguide.org/articles/stress/stress-symptoms-signs-and-causes.htm
- Stone, J. (2017). 5 Sources of Stress and Anxiety in The Modern World. Psychology Today. Disadur dari https://www.psychologytoday.com/us/blog/clear-organized-and-motivated/201703/5-sources-stress-and-anxiety-in-the-modern-world
Ditulis oleh Nur Nisrina Hanif Rifda dan disponsori oleh Indika Foundation.