Indikator Stres Kerja – Seringkali kita mendengar, keluhan yang paling umum dilontarkan oleh pekerja adalah stres kerja. Memang, stres kerja adalah isu nyata yang merusak produktivitas dan buruk bagi kesehatan. Kali ini, Riliv akan membahas indikator stres kerja yang perlu kamu ketahui sebagai pekerja.
Apa itu stres kerja?
Stres kerja adalah keadaan tegang yang menimbulkan ketidakseimbangan pada diri karyawan, baik secara fisik maupun psikis. Ketidakseimbangan ini mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan perilaku karyawan.
Stres kerja dapat muncul pada pekerja ketika dihadapkan pada tuntutan dan tekanan kerja yang tidak sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan mereka.
Stres kerja dapat terjadi di berbagai bidang, dan itu dapat memburuk apabila tidak ada support dari atasan dan rekan kerja, ditambah lagi dengan kurangnya kontrol akan proses bekerja itu sendiri.
Seringkali, stres kerja menampakkan diri dalam bentuk perasaan tertekan, yang dirasakan karyawan ketika menghadapi pekerjaan. Umumnya, gejala lain yang sering muncul adalah tidak tenang, sulit tidur, tekanan darah meningkat, gangguan pencernaan, dan karyawan jadi sering menyendiri.
Faktor pemicu munculnya indikator stres kerja
Faktor lingkungan
Lingkungan tempat bekerja sangat mempengaruhi pekerja. Bagi beberapa individu, lingkungan bisa menjadi sumber stres.
Misalnya, kurangnya fasilitas, kurangnya cahaya dan udara segar, sanitasi yang buruk, dan hal-hal semacamnya, dapat dengan mudah mempengaruhi pekerja. Ini akan semakin buruk apabila ada ketidakpastian ekonomi dan fluktuasi siklus bisnis.
Faktor perusahaan
Tugas dan aturan yang diberikan perusahaan pada karyawan juga merupakan faktor pemicu stres kerja. Ini terkait dengan jenis pekerjaan, apakah dilakukan secara individu atau kelompok, berapa lama waktu yang diberikan, keragaman tugas agar tidak monoton, kondisi kerja, dan sebagainya.
Job description yang rinci dan jelas diperlukan agar tidak menyebabkan kecemasan dan stres berkepanjangan. Batasan kerja karyawan diperlukan agar beban dan tanggung jawab masing-masing karyawan jelas.
Selain itu, hubungan antarpribadi dalam perusahaan juga mempengaruhi. Hubungan atasan-bawahan maupun rekan sejawat perlu diperhatikan agar tercipta keharmonisan dalam bekerja
Faktor pribadi
Faktor pribadi berkaitan dengan masalah ekonomi pribadi, masalah keluarga, dan kepribadian diri pekerja. Pekerja yang mengalami masalah di sektor pribadi rentan mengalami stres kerja.
Tanda-tanda karyawan mengalami indikator stres kerja
Ada banyak sekali tanda-tanda karyawan mengalami stres kerja. Sebagai pekerja, umumnya yang mudah dilihat adalah sebagai berikut:
Mudah marah ke semua orang
Indikator stres kerja yang ini kadang diabaikan. Umumnya, orang kurang sadar akan korelasi tekanan dengan buruknya keadaan emosi seseorang.
Stres kerja mempengaruhi emosi dan suasana hati orang. Emosi dan suasana hati negatif dapat mempengaruhi sikap dan perilaku pekerja pada orang lain.
Misalnya, ketika seorang kolega meminta tolong fotokopi satu halaman dokumen saja, kamu merasa seolah-olah dia minta tolong agar kamu memfotokopi seratus halaman dokumen.
Karena kamu merasa itu sangat berat dan tidak mengenakkan, mungkin kamu akan menolak dengan muka masam, sehingga kolegamu tersinggung karenanya.
Keadaan seperti ini seringkali tanpa sadar membuat orang menjadi kasar pada orang lain. Stres kerja membuat orang merasa segalanya berlebihan, sehingga tanpa sadar menjadi kasar pada orang lain.
Memikirkan pekerjaan setiap saat
Sebenarnya, jam kerjamu hanya jam 9 pagi sampai jam 5 sore. Tetapi, pikiranmu dipenuhi pekerjaan selama 24 jam. Pekerjaan menjadi beban pikiran yang terbawa kemana-mana.
Tidak bisa fokus sehingga tidak bisa produktif
Produktivitas adalah tujuan utama dari bekerja. Agar dapat produktif, pekerja harus fokus pada pekerjaannya.
Sayangnya, ketika mengalami stres kerja, seringkali pekerja tidak bisa fokus. Kepala mereka dipenuhi dengan berbagai pikiran, berbagai ide, tapi tidak ada satu pun yang terarah dan dapat dikerjakan.
Kemudian, karena banyaknya pikiran-pikiran itu, pekerja merasa kewalahan, sehingga akhirnya dia tidak mengerjakan apapun. Ini adalah respon tubuh terhadap kecemasan yang timbul akibat stres. Konsentrasi menjadi terganggu.
Menjadi sakit fisik
Barangkali, ini adalah indikator stres kerja yang paling kentara dan menyiksa.
Ketika ada terlalu banyak tekanan dalam pikiran, tekanan-tekanan itu juga akan menampakkan diri dalam tubuh dengan beberapa cara. Umumnya, pekerja mengalami pegal-pegal di bagian punggung, leher, pinggul, dan bahu.
Tetapi, implikasi fisik dari stres kerja tidak hanya pegal-pegal saja. Pekerja yang tertekan seringkali juga mengalami sakit kepala dan gangguan pencernaan.
Ketika otak merasakan ancaman, ia akan mengaktifkan sistem syaraf sintetik dan memerintahkan gelenjar adrenal untuk mengeluarkan adrenalin, kortisol, dan hormon-hormon lain.
Pelepasan hormon ketika stres membuat otot menjadi kaku, pencernaan melambat, pembuluh darah menyusut, dan jantung berdetak lebih cepat.
Sebenarnya reaksi ini penting dalam keadaan yang memang bahaya dan menekan, misalnya ketika ada ular di dekat kakimu. Tapi di zaman sekarang, seringkali hal ini terjadi ketika kamu melihat tumpukan pekerjaan.
Bekerja adalah kewajiban setiap orang yang tidak bisa dihindari. Tetapi, apabila pekerjaan terasa berat dan kamu merasa tertekan, coba lakukan konseling online melalui aplikasi curhat online Riliv yang siap membantumu.
Referensi:
- https://www.who.int/occupational_health/topics/stressatwp/en/
- https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/work-related-stress
- https://www.themuse.com/advice/5-signs-youre-way-too-stressed-and-you-dont-even-know-it
- http://deepapsikologi.com/pengukuran-stres-kerja-karyawan
Ditulis oleh Fida Aifiya Chusna.
Baca juga:
Jangan Sepelekan Dampak Ibu Hamil Sering Menangis!