Apa itu self-esteem? “Percaya pada diri sendiri.” Itulah pesan yang kita temui secara terus-menerus, baik dalam buku, acara televisi, komik superhero, mitos, dan bahkan legenda. Kita diberitahu bahwa kita dapat mencapai apa pun jika kita percaya pada diri sendiri.
Tentu saja, kita tahu bahwa itu tidak benar. Kita tidak dapat mencapai apa pun di dunia hanya melalui kepercayaan.
Namun, kita tahu bahwa percaya pada diri sendiri dan menerima diri sendiri apa adanya adalah faktor penting dalam kesuksesan, hubungan, dan kebahagiaan dan bahwa self-esteem memainkan peran penting dalam menjalani kehidupan yang terus berkembang.
Self-esteem dapat memberi kita kepercayaan pada kemampuan dan motivasi kita untuk melakukan sesuatu, dimana pada akhirnya kita bisa mencapai pemenuhan saat kita menjalani kehidupan dengan pandangan yang positif.
Self-esteem yang terlalu sedikit dapat membuat seseorang merasa terkalahkan atau tertekan. Self-esteem yang terlalu sedikit juga dapat membuat seseorang membuat pilihan yang buruk, berada di dalam hubungan yang destruktif, atau gagal memenuhi potensi mereka yang sebenarnya.
Di lain sisi, rasa self-importance atau rasa mementingkan diri sendiri bisa mengusik orang lain, bahkan dapat merusak hubungan pribadi.
Self-importance juga bisa menjadi tanda gangguan kepribadian narsisistik, gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan kebutuhan berlebihan akan perasaan dikagumi dan kurangnya empati terhadap orang lain.
Tingkat self-esteem yang terlalu tinggi atau terlalu rendah bisa membahayakan. Jadi idealnya, yang terbaik adalah mencapai keseimbangan di suatu titik di tengah-tengah. Pandangan realistis namun positif tentang diri kamu, secara umum dapat dianggap titik yang ideal.
Selain itu, berbagai penelitian juga telah mengonfirmasi bahwa self-esteem memiliki hubungan langsung dengan kesejahteraan kita secara keseluruhan, dan kita sebaiknya selalu mengingat fakta yang satu ini — baik untuk diri kita sendiri maupun bagi orang-orang di sekitar, terutama anak-anak yang sedang berkembang yang berinteraksi dengan kita.
Tapi, apa itu self-esteem sebenarnya? Mengapa itu penting? Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya? Apa saja tanda dari self-esteem yang sehat dan rendah? Dalam artikel ini, Riliv akan menyoroti semua hal itu. Jadi, pastikan untuk terus membaca sampai habis ya, Dear!
Apa Itu Self-Esteem?
Dalam psikologi, istilah self-esteem digunakan untuk menggambarkan secara keseluruhan perasaan seseorang akan self-worth atau nilai pribadi.
Dengan kata lain, seberapa besar kamu menghargai dan menyukai diri sendiri. Hal ini melibatkan berbagai kepercayaan tentang dirimu, seperti penilaian penampilan, keyakinan, emosi, dan perilakumu sendiri.
Menurut pakar self-esteem Morris Rosenberg, self-esteem adalah sikap seseorang terhadap diri sendiri. Morris Rosenberg menggambarkannya sebagai sikap yang menguntungkan atau tidak menguntungkan terhadap diri sendiri.
Mengapa Self-Esteem itu penting?
Self-esteem dapat memainkan peran penting dalam motivasi dan kesuksesanmu. Self-esteem yang rendah dapat menghalangimu untuk berhasil di sekolah atau bekerja karena kamu tidak percaya diri bahwa kamu mampu untuk sukses.
Sebaliknya, memiliki self-esteem yang sehat dapat membantumu mencapai kesuksesan karena kamu menjalani kehidupan dengan sikap positif dan tegas dan percaya bahwa kamu dapat mencapai tujuanmu.
Teori Self-Esteem
Banyak ahli teori telah menulis tentang dinamika yang terlibat dalam self-esteem. Kebutuhan akan self-esteem memainkan peran penting dalam hierarki kebutuhan yang digagas oleh psikolog Abraham Maslow, yang menggambarkan self-esteem sebagai salah satu motivasi dasar manusia.
Maslow mengatakan bahwa seseorang membutuhkan penghargaan dari orang lain dan juga penghargaan dari diri sendiri. Kedua kebutuhan ini harus dipenuhi agar seorang individu dapat tumbuh sebagai “orang” dan mencapai aktualisasi diri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Self-Esteem
Photo by Pixabay from Pexels
Berbagai faktor yang diyakini dapat mempengaruhi self-esteem meliputi:
- Genetika
- Kepribadian
- Pengalaman hidup
- Usia
- Kesehatan
- Pikiran
- Keadaan sosial
- Reaksi orang lain
- Membandingkan diri dengan orang lain
Seperti yang kamu ketahui, banyak faktor yang dapat mempengaruhi self-esteem. Pemikiran batiniah, usia, segala penyakit yang mungkin diderita di kemudian hari, cacat, keterbatasan fisik, dan pekerjaan juga dapat mempengaruhi self-esteem kamu.
Selain itu, faktor genetik yang membantu membentuk kepribadian seseorang juga dapat ikut andil, tetapi seringkali pengalaman kita yang membentuk dasar untuk self-esteem secara keseluruhan.
Mereka yang secara konsisten menerima penilaian yang terlalu kritis atau negatif dari keluarga dan teman, misalnya, kemungkinan akan memiliki self-esteem yang rendah. Perlu dicatat bahwa self-esteem itu tidak tetap dan permanen.
Self-esteem bisa dengan mudah dibentuk dan diukur, artinya kita dapat menguji dan memperbaikinya.
Tanda Self-Esteem yang sehat
Ada karakteristik tertentu yang membedakan seberapa sehat self-esteem seseorang. Contoh dari karakteristik ini adalah terbuka untuk kritik, mengakui kesalahan, merasa nyaman dengan memberi dan menerima pujian, dan menampilkan kesinambungan antara apa yang dikatakan, dilakukan, terlihat, terdengar, dan digerakkan.
Orang-orang dengan self-esteem yang sehat tidak takut untuk menunjukkan keingintahuan mereka, mendiskusikan pengalaman, ide, dan peluang mereka. Mereka juga dapat menikmati aspek humor dalam hidup mereka dan merasa nyaman dengan ketegasan sosial atau pribadi.
Meskipun self-esteem yang rendah telah menerima lebih banyak perhatian daripada self-esteem yang sehat, gerakan positive psychology telah membawa self-esteem yang sehat menjadi sorotan.
Kita sekarang tahu lebih banyak tentang seperti apa self-esteem yang sehat dan bagaimana hal itu bisa dilatih. Ada beberapa cara sederhana untuk mengetahui apakah kamu memiliki self-esteem yang sehat. Kamu mungkin memiliki self-esteem yang sehat, jika kamu lebih cenderung :
- Menghindari memikirkan pengalaman negatif dari masa lalu
- Mengekspresikan kebutuhanmu
- Merasa percaya diri
- Memiliki pandangan hidup yang positif
- Berani mengatakan “tidak”
- Melihat kekuatan dan kelemahan secara keseluruhan dan menerimanya
Tanda Self-Esteem yang rendah
Photo by Pixabay from Pexels
Kamu mungkin perlu memperbaiki caramu memandang diri sendiri jika kamu cenderung mengalami masalah-masalah umum yang disebabkan oleh self-esteem yang rendah:
- Kamu percaya bahwa orang lain lebih baik darimu
- Kamu merasa sulit mengekspresikan kebutuhanmu
- Kamu fokus pada kelemahanmu
- Kamu sering mengalami perasaan seperti malu atau gelisah
- Kamu memiliki pandangan yang negatif tentang kehidupan
- Kamu memiliki ketakutan yang kuat akan kegagalan
- Kamu kesulitan menerima feedback yang positif
- Kamu kesulitan mengatakan “tidak”
- Kamu menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhanmu
- Kamu kesulitan untuk percaya diri
Sekarang, kamu telah mengetahui cukup banyak mengenai self-esteem, bukan? Bahkan sekarang, kamu sudah mengetahui tanda dari self-esteem yang sehat dan rendah.
Jadi, apakah kamu termasuk ke dalam golongan orang-orang yang memiliki self-esteem yang sehat? Atau sebaliknya?
Tak perlu khawatir jika kamu saat ini termasuk ke dalam golongan orang-orang yang memiliki self-esteem yang rendah. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, self-esteem bisa dengan mudah dibentuk dan diukur. Artinya, kita dapat menguji dan memperbaikinya.
Salah satu cara untuk membentuk self-esteem yang sehat adalah dengan meditasi. Lagi, tak perlu khawatir jika kamu belum terbiasa dengan meditasi.
Dengan aplikasi Riliv, kamu bisa lho mendapatkan lebih dari 500 konten meditasi yang dikemas secara praktis dan mudah untuk dipraktikkan.
Referensi:
- https://www.verywellmind.com/what-is-self-esteem-2795868
- https://positivepsychology.com/self-esteem/