Sindrom asperger – Sindrom asperger atau juga dikenal sebagai Asperger’s Disorder pertama kali ditemukan pada tahun 1940-an oleh Dokter Anak Wina bernama Hans Asperger.
Waktu itu, beliau sedang mengamati perilaku dan kesulitan keterampilan sosial dan kesulitan berkomunikasi, seperti autisme, yang terjadi pada anak laki-laki yang memiliki kecerdasan dan perkembangan bahasa yang normal.
Kemudian, pada tahun 1981 seorang psikiatri dari British, Lorna Wing mengumumkan kasus yang serupa, yang diberi nama Sindrom Asperger.
Pada 1994, Sindrom Asperger dicatat sebagai salah satu gangguan mental di Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-4).
Kemudian tahun 2013, dengan beberapa tipe autisme lainnya, menjadi satu golongan dan dipayungi dengan diagnosa gangguan spektrum autisme pada DSM–5.
Sindrom asperger terjadi pada anak-anak dan bisa bertahan hingga dewasa.
Banyak profesional merasa bahwa sindrom ini hanyalah bentuk autisme yang lebih ringan dan menggunakan istilah “autisme yang berfungsi tinggi” untuk menggambarkan mereka dengan sindrom ini.
Uta Frith, seorang profesor di Institute of Cognitive Neuroscience of University College London dan editor Autism and Asperger Syndrome, menggambarkan individu dengan asperger sebagai “mengalami sedikit autisme”.
Belum diketahui penyebab pasti dari sindrom asperger, tapi…
Dalam beberapa kasus, penyebab sindrom asperger diduga dipicu oleh infeksi kehamilan, dan atau terpapar gen atau faktor yang menyebabkan perubahan pada bentuk janin.
Anak dengan sindrom asperger memiliki kemampuan kognitif rata-rata bahkan ada yang di atas rata-rata!
Yang membedakan gangguan asperger dari autisme klasik adalah gejalanya yang ringan atau tidak begitu parah.
Nah, berikut ini adalah ciri-ciri sindrom asperger yang Riliv rangkum:
1. Mereka dengan sindrom asperger mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan pertemanan
Penderitanya biasanya merasa sulit untuk berbicara, serta memahami emosi atau perasaan orang lain.
Hal itulah yang membuat mereka dianggap kurang peka. Karena adanya kesulitan itu jugalah, mereka merasa kesulitan untuk menjalin pertemanan atau untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelompok.
Mereka sebenarnya bisa jadi sangat ingin bergabung dengan rekan-rekannya, namun kesulitan atau tidak tahu bagaimana cara memulainya.
Selain itu, mereka juga mengalami kesulitan dalam melakukan kontak mata dengan orang yang mereka ajak berbicara.
Beberapa diantara mereka mengatakan bahwa ketika melakukan kontak mata dapat membuatnya sangat tidak nyaman, bahkan terasa menyakitkan.
Ada yang berpendapat bahwa kondisi ini disebabkan karena kurangnya rasa percaya diri. Ada juga teori yang mengatakan bahwa orang dengan sindrom asperger tidak menyadari betapa pentingnya kontak mata untuk komunikasi sosial.
2. Memiliki fokus yang tinggi pada topik yang disuka
Ketika berinteraksi dengan orang lain, orang dengan sindrom ini bisa hanya berfokus menceritakan diri sendiri dan tidak memiliki ketertarikan dengan apa yang dikatakan oleh lawan bicara.
Mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam membahas hobi yang disenanginya, misalnya membicarakan tentang klub, pemain, dan pertandingan sepak bola yang disukainya, kepada lawan bicara.
3. Tidak ekspresif
Penderita sindrom asperger jarang menampilkan ekspresi wajah atau gerakan tubuh yang berkaitan dengan ungkapan yang sebenarnya.
Ketika bahagia, mereka akan susah untuk tersenyum atau tidak bisa tertawa, meskipun menerima suatu candaan yang lucu. Mereka juga akan berbicara dengan nada yang datar-datar saja, tidak jauh berbeda dengan robot yang berbicara.
Mereka juga terkadang tidak memahami penggunaan gerak tubuh sehingga akan terlihat seperti memunculkan perilaku sarkasme.
4. Orang dengan asperger tidak memiliki keterlambatan dalam berbicara, bahkan memiliki kemampuan bahasa yang baik, namun…
Mereka hanya menggunakan bahasa dengan cara yang berbeda. Pola ucapan yang mungkin tidak biasa, seperti kurang nada atau memiliki sifat ritmis, atau mungkin formal, tetapi terlalu keras atau bernada tinggi.
Anak-anak dengan gangguan ini mungkin tidak memahami seluk-beluk bahasa, seperti ironi dan humor, atau mereka mungkin tidak memahami sifat memberi dan menerima dari sebuah percakapan.
5. Orang dengan sindrom asperger sangat terpaku dengan rutinitas dan kurang menyukai perubahan
Penderita sindrom asperger sangat terpaku dengan rutinitas. Mereka menjadi sangat tertekan dan cemas saat jadwal mereka berubah, atau ada kebiasaan yang berubah. Situasi baru menjadi hal yang menakutkan bagi mereka.
6. Orang dengan sindrom asperger terkadang memiliki bakat khusus
Banyak dari mereka memiliki bakat dan kemampuan khusus. Ada banyak orang dewasa dengan kelainan ini yang merupakan pengacara, dokter, artis, penulis, profesor, dan pendidik yang sukses.
Orang dengan asperger juga ada yang memiliki IQ yang tinggi, kemampuan untuk fokus pada sesuatu secara intens, memori hafalan yang luar biasa, dan berorientasi pada detail.
Sehingga, hal itu membuat beberapa penderitanya tersinggung dengan anggapan bahwa gejala sindrom asperger yang mereka alami perlu “diobati” atau “disembuhkan”.
7. Tekun adalah salah satu kelebihan yang dimiliki oleh orang dengan sindrom asperger
Tidak peduli pekerjaan apa yang dipilih seseorang dalam hidupnya, salah satu atribut paling penting dan mendasar yang dapat membantu dalam segala hal adalah ketekunan. Kemampuan untuk bertahan, tekun, dan terus berjuang adalah kelebihan yang dimilikinya
8. Memiliki integritas tinggi
Ciri utama lainnya yang dimiliki oleh banyak orang asperger yang dikagumi oleh banyak orang lainnya adalah tingkat integritas yang tinggi.
Banyak dari mereka yang enggan terlibat dalam “drama” yang kompleks dan tidak perlu. Mereka bisa dengan sangat lugas menyampaikan niat dan loyalitasnya.
9. Perkembangan motorik tertunda
Beberapa anak dengan sindrom asperger mengalami keterlambatan perkembangan dengan keterampilan motorik halus dan kasar.
Anak-anak dengan keterampilan motorik halus yang terlambat mungkin kesulitan untuk memegang pensil dengan benar atau memegang benda dengan jari mereka.
Keterampilan motorik kasar yang tertunda mungkin termasuk ketidakmampuan untuk melempar bola ke atas tangan atau mengayun di palang titian, bahkan setelah diberikan contoh berulang kali.
Karakteristik ini sangat bervariasi dan dapat dilihat pada kasus yang ringan dan yang lebih parah.
***
Mendiagnosa suatu gangguan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Jadi, jangan melakukan self diagnose ya! Akan lebih bijak kalau kamu pergi ke psikolog untuk mencari tahu. Kamu bisa melakukan konsultasi psikologi dengan konselor online terpercaya melalui aplikasi Riliv.
Baca Juga:
Sering Dikaitkan dengan Autisme, Apa Itu Sindrom Savant?
Yuk Bantu Spiritual Pada Anak Autism Spectrum Disorder (ASD) Memiliki Kualitas yang Baik
Waspadai Penyebab Sindrom Asperger, Salah Satunya Gen!
Referensi:
- autismspeak. org. What is asperger syndrome ?
- appliedbehavioranalysisprograms.com. 10 Characteristics of a Person with Asperger’s Syndrome
- medicinenet. com. Asperger’s Syndrome (Asperger Syndrome, Asperger Disorder)