Dalam kedokteran, dikenal konsep zero mistake tolerance, karena profesi kedokteran berkaitan dengan nyawa manusia. Itu sebabnya, pendidikan dokter itu sulit, dan stress kuliah kedokteran itu adalah sebuah problematika yang nyata.
Tenang, Dear, kamu tidak sendiri. Kami ada di sini untuk membantumu.
Kenali tipe-tipe stress kuliah kedokteran
Sebelum memasuki strategi manajemen stress, pertama-tama kamu perlu mengidentifikasi macam jenis stress itu sendiri. Secara umum, stress itu ada 2 jenis: stress jangka pendek (stress akut) dan stress jangka panjang (stress kronik).
Stress akut disebabkan oleh situasi-situasi ‘on the spot‘, ketika ada tuntutan pada saat itu atau tekanan yang telah diprediksikan akan datang dalam waktu dekat. Contohnya, ketika kamu merasa tertekan karena harus mempresentasikan poster risetmu di depan kelas, itu adalah stress akut.
Stress kronik adalah stress yang terjadi karena tuntutan yang berkepanjangan. Stress kronik adalah hasil dari beberapa rangkaian stress akut yang menyebabkan penderitanya kehilangan harapan karena tidak bisa menemukan solusi.
Dear, coba kenali, tipe stress mana yang kamu alami. Apakah yang kamu alami lebih condong ke stress akut atau ke stress kronis? Itu akan menentukan bagaimana cara mengatasinya.
Menangani stress akut
Ketika sebuah episode stress akut terjadi, kamu perlu mengendalikan situasi dan respon emosimu. Bayangkan skenario ini: dua jam lagi kamu akan menghadapi ujian, dan jika kamu gagal ujian itu, kamu harus mengulangi mata kuliah itu semester depan.
Dalam situasi seperti ini, pertama-tama, kamu perlu mengambil napas dan menyadari kenyataan bahwa kamu memang harus menjalani ujian itu. Kemudian, sadari bahwa kamu memang stress.
Sensasi stress muncul dari aktivitas neuron di hypothalamus yang menyebabkan sekresi kortisol ke gelenjar adrenal. Artinya, kamu perlu sadar bahwa bukan situasinya yang stressful, melainkan responmu terhadap situasi itu.
Setelah itu, cobalah untuk melihat situasi dengan lebih kritis: apa yang bisa kamu lakukan untuk membuat dirimu lebih siap dan tidak stress? Dengan kata lain, apa yang sebaiknya kamu lakukan dalam dua jam antara sekarang dan ujian itu?
Jika kamu merasa ada materi yang belum kamu kuasai, kamu bisa belajar lagi. Jika kamu takut lupa apa yang sudah kamu pelajari, kamu bisa me-review. Jika kamu merasa sudah siap, sedikit relaksasi sejenak juga boleh.
Menangani stress kronis
Dalam penanganan stress kronis, dibutuhkan pendekatan yang lebih kompleks. Jika kamu merasa kewalahan karena rangkaian episode-episode stress akut yang berlebihan, penting untuk mengkomunikasikannya pada konselor, pembimbing, dosen/staff atau mentormu.
Mengkomunikasikan stress kronis juga penting dilakukan kelak jika kamu sudah menjadi dokter. Mengkomunikasikan stress adalah bagian penting dari manajemen stress kronis, mencegah burn out saat kuliah kedokteran dan kelak jika menjalani profesi sebagai dokter.
Selain mengenali stress jenis apa yang kamu alami, ada beberapa langkah yang bisa sangat berguna untuk mencegah dan mengatasi stress kuliah kedokteran, Dear.
Kamu bisa mengikuti langkah-langkah di bawah ini!
Take a step back
Kamu bosan belajar? Bosan membaca textbook? Kamu harus belajar karena besok ada responsi, dan kamu juga harus mengerjakan tugas yang dikumpulkan dalam waktu dekat.
Semuanya terasa berlebihan, kamu merasa khawatir.
Cobalah untuk meletakkan perspektif pada kekhawatiranmu. Kamu merasa sangat kewalahan dan mempertanyakan ulang, apakah sebenarnya kamu sanggup dan layak di bidang kedokteran?
Dear, menjadi panik karena sebuah situasi adalah hal terburuk dan hanya akan memperparah stressmu. Coba berhenti beberapa saat dan pikirkan, bahwa segala kesulitan hari ini tidak bertahan selamanya, bahkan suatu saat nanti kamu akan lupa kalau ini pernah terjadi.
Mengatasi stress kuliah kedokteran dengan tidur yang cukup
Sebagai mahasiswa, masih muda dan penuh semangat, mungkin kamu akan tergiur untuk mengikuti berbagai macam aktivitas dan hang out dengan teman, mungkin hingga larut malam.
Seringkali, banyak mahasiswa yang belajar SKS atau Sistem Kebut Semalam. Ini menjadi semacam tren dan kebiasaan yang dianggap wajar. Padahal sebenarnya, ini tidak baik lho, Dear.
Mengorbankan waktu tidur berarti mengambil risiko penurunan kesehatan. Sebagai mahasiswa kedokteran, tentunya kesehatanmu adalah sesuatu yang sangat perlu dijaga. Semua aktivitas tidak ada artinya jika kamu sakit.
Kesehatanmu, baik fisik maupun mental, harus menjadi prioritas, Dear. Jika kamu merasa perlu, jangan khawatir untuk meminta waktu istirahat atau meminta bantuan orang lain tentang masalahmu.
Jangan lupa ‘hidup’
Tidak usah ditanya lagi, kedokteran adalah bidang studi yang sulit, waktu tempuhnya pun juga lama. Jika ingin berhasil, harus mendedikasikan banyak sumber daya, termasuk waktu dan energi.
Kuliah kedokteran sudah pasti menyita sebagian besar waktumu, tapi jangan lupa, bahwa kamu punya kehidupan selain kehidupan akademik yang juga perlu ‘dihidupkan’.
Mungkin kamu suka hiking, main piano, menari, menyanyi, fotografi, dan sejuta hobi lainnya. Kamu punya teman, pacar, komunitas yang memberimu kebahagiaan apabila bertemu mereka.
Banyak hal menyenangkan untuk dilakukan, Dear. Belajar itu penting, tapi tenggelam dalam stress itu tidak menyenangkan. Jadi, jangan lupa untuk bersenang-senang yaa!
Referensi:
- https://6med.co.uk/guides/interviews/interview-practice-questions/physician-heal-thyself-will-deal-stress-medical-school/
- https://www.themedicportal.co/blog/dealing-with-stress-as-a-medical-student/
Ditulis oleh Fida Aifiya Chusna.