Dear, kamu tentu sepakat kalau sakit adalah suatu hal yang tidak menyenangkan. Saat tubuh sakit, baik secara fisik atau mental, kita menjadi kurang bergairah untuk bekerja, atau bahkan bergerak. Mungkin saat kamu flu, kamu jadi malas untuk berinteraksi. Ketika kamu sedang stres, misalnya karena sedang banyak tugas, mungkin kamu jadi ogah sekali untuk pergi ke mall dan akhirnya memutuskan untuk tidur saja. Sebenarnya sah-sah saja, Dear. Tapi, jangan sampai menjadi kebiasaan ya. Ketika tubuhmu tidak nyaman, kamu perlu mengetahui penyebabnya dan mencari solusi.
Bagi orang-orang dengan gangguan mental, konsultasi ke psikolog atau psikoterapi bisa menjadi cara yang menjanjikan untuk mengatasi permasalahan mereka. Nah, kali ini, Riliv akan mengajakmu untuk mengenali lagi tentang depresi, dari macam-macam terapi yang bisa diterapkan. Yuk disimak!
Interpersonal Therapy (IPT), salah satu terapi psikologi untuk depresi
Sesuai namanya, pemberian IPT pada orang dengan depresi mengindikasikan bahwa depresi dapat disebabkan oleh masalah hubungan interpersonal. Bisa jadi pasien/klien memiliki hubungan yang menyakitkan dengan orang lain, kehilangan orang yang disayanginya, atau terlibat konflik dengan orang lain, Dear.
Selama rentang waktu 12-16 minggu, psikolog akan fokus mengidentifikasi kebutuhan pribadi dan harapan klien terhadap orang-orang di sekitarnya, gaya komunikasi dalam berinteraksi, dan pandangan diri klien terhadap dirinya sendiri dalam hubungan tersebut.
Jika ternyata klien seringkali bertengkar dengan orang lain karena kekeliruan dalam menyelesaikan konflik, psikolog akan membantu klien berlatih cara resolusi konflik yang tepat. Dalam pertemuan berikutnya, psikolog akan menanyakan apakah cara tersebut menghasilkan dampak positif bagi hubungan interpersonal klien.
Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
Jika IPT menekankan pada hubungan interpersonal, CBT berpendapat bahwa akar terjadinya depresi adalah kesalahan dalam berpikir dan persepsi. Mereka yang depresi sering mendramatisir masalah yang mereka alami. Ketika mereka mendapat nilai buruk dalam 1 mata pelajaran, mereka berpikir bahwa mereka paling bodoh di antara teman-temannya, dan tidak ada kesempatan lagi untuk memperbaiki. Akibatnya, mereka menjadi murung dan putus asa.
Contoh lain ketika ia tidak diajak untuk kerja kelompok oleh siapapun di dalam kelas, klien yang depresi akan menyangka bahwa hal itu pasti disebabkan karena teman-temannya tidak menyukainya, padahal bisa saja teman-temannya memilih kelompok berdasarkan jarak rumah. Oleh sebab itu, CBT mengajarkan pasien/klien untuk mampu menyingkirkan pikiran negatifnya yang sering muncul dan membenarkan keyakinan yang salah.
IPT dan CBT telah terbukti menjadi terapi psikologi untuk depresi dengan tingkat efektivitas yang paling signifikan dibandingkan terapi lain, Dear. Walaupun begitu, masih ada beberapa terapi yang bisa dicoba untuk depresi, seperti:
Family Therapy
Psychodynamic Therapy
Supportive Therapy
Semakin cepat, semakin baik, Dear. Terapi psikologi untuk depresi dapat lebih cepat selesai jika klien mampu mengenali gejala depresi dan tidak malu untuk berkonsultasi. Nah, itu tadi tentang depresi, Dear. Apakah ada gangguan mental lain yang ingin kamu kepoin tentang terapinya?
Disadur dari:
- https://www.apa.org/helpcenter/depression
- Markowitz, John C., & Weissman, Myrna M. (2004). Interpersonal psychotherapy: principles and applications. World Psychiatry, 136 – 139
- https://www.nationalelfservice.net/mental-health/depression/ipt-cbt-best-depression-children-young-people-says-network-meta-analysis/
Ditulis oleh Elvira Linda Sihotang