Gen Z sering tes kesehatan mental – ’Generasi Si Paling Lemah’ jadi salah satu stereotype yang nempel sama Gen Z. Banyak alasan kenapa stereotype itu bisa muncul. Salah satunya karena Gen Z dianggap terlalu memperhatikan kesehatan mental hanya untuk memvalidasi kondisi mereka dibanding generasi lainnya. Kalau seperti ini, setuju nggak Gen Z lemah?
Gen Z Sadar Pentingnya Tes Kesehatan Mental
Bukan tanpa sebab, ada banyak alasan kenapa Gen Z bisa disebut sebagai generasi yang lebih vokal soal kesehatan mental . Dilansir dari kompas.com, seorang profesional kesehatan mental dari LifeStance Health, Dr Carl Nassar, berpendapat kalau generasi dulu kurang diajari buat mengekspresikan sedangkan Gen Z sebaliknya. Jadi nggak heran kalau sekarang banyak kita temui berbagi cerita soal kondisi kesehatan mental Gen Z di media sosial. Nggak sekedar cerita, ternyata hal ini juga punya filosofi sebagai bentuk pencarian dukungan atau medium saling menguatkan sesama. Itu kenapa banyak gerakan atau campaign tentang kesehatan mental bermunculan. Contohnya #UdahSaatnya dari Riliv yang ngajak kamu buat mulai berani lepas beban yang ada dengan berbagai cara menarik. Mulai dari konsultasi, meditasi, sampai isi worksheet.
Stereotype Gen Z dan Kesehatan Mental
Sayangnya, perhatian Gen Z tentang kesehatan mental ternyata dianggap sebagai “kelemahan”. Dilansir dalam kolom BBC berjudul ‘Are younger generations truly weaker than older ones?’ ditulis bahwa generasi muda menunjukan perilaku yang dianggap lemah sama generasi yang lebih tua. Padahal, kejadian ini cuma soal perbedaan persepsi antara generasi. Generasi terdahulu membandingkan kehidupannya di masa muda dengan kehidupan generasi sekarang.
Setiap generasi hidup di zaman & tantangan yang berbeda, begitu juga Gen Z yang tumbuh dewasa di tengah tantangan pandemi COVID-19. Di periode ini, Gen Z mengalami kesepian yang sebelumnya nggak pernah dirasakan dan punya dampak luas. Mulai dari jauh sama teman-teman, sulit cari kerja pas lulus kuliah, dan masih banyak lagi.
“Tantangan kesehatan mental dari jarak sosial dan isolasi selama pandemi, tantangan pembelajaran jarak jauh dan semua elemen formatif masa dewasa muda, dan mudah untuk melihat mengapa generasi merasa seperti itu adalah waktu yang menantang.” ujar Jason Dorsey, presiden Center for Generational Kinetics, dilansir dari BBC.
Selain itu, paparan media sosial juga punya pengaruh kenapa Gen Z lebih sadar soal kesehatan mental.
“Kenyataannya, Gen Z semakin dewasa menghadapi berbagai tantangan yang belum pernah dihadapi generasi lain pada tahap kehidupan yang sama, terutama pandemi Covid-19 dan tekanan media sosial yang selalu aktif langsung ke smartphone mereka” tambah Jason.
Cara Gen Z Atasi Kesehatan Mental
Seperti yang disebut sebelumnya kalau Gen Z suka mengekspresikan dirinya di media sosial dengan berbagi cerita kondisi kesehatan mental. Ini jadi salah satu cara Gen Z buat atasi kesehatan mentalnya. Didukung juga sama banyaknya influencer dan selebgram bahkan sampai artis papan atas yang ikut angkat suara soal kesehatan mental. Ditambah lagi munculnya layanan kesehatan mental online bikin Gen Z merasa semakin punya wadah buat isu ini*.*
Selain itu, layanan kesehatan mental ini juga melahirkan beragam solusi baru. Mulai dari konsultasi sama psikolog secara online, meditasi, sampai tes kesehatan mental mandiri secara online.
Tes Kesehatan Mental Favorit Gen Z, Mudah & Simple
Meskipun Gen Z punya kesadaran yang tinggi pada kesehatan mental, nyatanya masih ada yang nggak berani buat konsultasi ke psikolog. Penyebabnya ada banyak, mulai dari stigma masyarakat, khawatir di judge tentang masalah yang lagi dialami, sampai khawatir soal biaya.
Tau nggak, sebetulnya ada banyak layanan kesehatan mental yang terjangkau,lho! Salah satunya Riliv. Tapi, kalau kamu merasa belum siap buat konsultasi sama psikolog mungkin kamu bisa coba tes kesehatan mental dulu. Supaya kamu bisa lebih paham dan tau kondisi kesehatan mentalmu dengan akses yang secara online.
Hal ini cocok banget buat Gen Z yang suka hal-hal cepat dan simple. Meskipun banyak dan mudah diakses, kamu harus tetap berhati-hati saat ikut tes kesehatan mental. Karena banyak juga yang belum teruji kebenarannya (validitas) dan belum tentu bisa diandalkan (reliabilitasnya).
Itu kenapa jangan sampai kamu ikut tes kesehatan mental sembarangan. Dilansir dari health.detik.com dalam artikel ‘Viral Tes Kondisi Kesehatan Mnetal Google Form di TokTok, Seakurat Apa Sih?’ seorang psikolog klinis dari Pro Help Center, Nuzulia Rahma Tristinarum berpendapat ada dua hal yang perlu diperhatikan saat mau ikut tes kesehatan mental.
“Siapa yang memberikannya? misalnya nama lembaganya, adakah pakar seperti psikolog dan psikiater yang bertanggung jawab terhadap tes tersebut?” sebut Rahma.
Kamu bisa cari penyedia tes dengan sumber terpercaya seperti Riliv yang menyediakan tes kesehatan mental secara khusus disusun oleh tim ahli dan profesional. Tes kesehatan mental online ini GRATIS lho! Kamu cukup jawab beberapa pertanyaan. Jawab apa ada adanya sesuai kondisimu saat ini, supaya hasilnya lebih akurat.