Sindrom Tourette dan tic adalah dua istilah yang beriringan. Kita tahu bahwa tic ada sebagai gejala dari penyakit tersebut. Simak artikel yang Riliv sajikan berikut, untuk lebih memahami tentang tic dan sindrome Tourette, yuk!
Kelainan neurologis
Sindrom Tourette adalah kelainan neurologis yang membuat penderitanya membuat gerakan atau mengeluarkan ucapan dengan spontan dan tak disengaja. Gerakan dan ucapan ini disebut tic.
Kelainan ini pertama kali dideskripsikan pada tahun 1885 oleh neurologis asal Prancis, Dr. Georges Gilles de la Tourette. Ia mengobservasi gejala kelainan pada seorang wanita ningrat Prancis.
Tic sebagai gejala sindrom Tourette
Tic diklasifikasikan menjadi dua: kompleks dan sederhana. Tic motorik sederhana terjadi pada beberapa otot tertentu saja secara tiba-tiba, singkat, dan repetitif.
Contoh tic motorik yang umum adalah berkedip, meringis, mengangkat bahu, dan menyentakkan kepala atau bahu. Tic vokal sederhana umumnya berbentuk deheman, dengusan, atau suara dengkuran.
Tic kompleks bentuknya khas, berpola, dan melibatkan beberapa kelompok otot, umumnya berupa meringis sambil memutar kepala dan mengangkat bahu. Tic vokal kompleks berupa kata atau frasa.
Yang mengkawatirkan nih, Dear, kadang ada tic motorik yang melukai diri sendiri seperti meninju wajah sendiri.
Ada juga tic vokal yang disebut coprolalia, dimana penderitanya akan melontarkan kata-kata kotor atau dianggap tidak sopan di masyarakat. Tetapi coprolalia adalah kondisi yang cukup langka, dimana hanya 10-15% penderita sindrom Tourette yang mengalaminya.
Beberapa tic biasanya diawali dengan dorongan tertentu atau sensasi khusus pada kelompok otot yang akan mengalami tic. Ini disebut dengan ‘premonitory urge‘.
Tic seringkali bertambah parah ketika penderitanya sedang bersemangat atau merasa cemas. Tic lebih jarang terjadi saat penderitanya sedang tenang, berkonsentrasi, atau melakukan aktivitas yang membutuhkan fokus.
Tic juga kadang dapat dipicu oleh beberapa keadaan fisik di sekeliling penderitanya, misalnya jika ia mengenakan kemeja yang kerahnya terlalu sempit, bisa jadi itu akan memicu tic.
Permulaan
Umumnya, sindrom ini pertama kali muncul di usia 5-7 tahun. Tapi, ada juga yang pertama kali muncul sebelum usia 5 tahun, atau setelahnya. Ada juga yang baru pertama kali muncul di usia remaja, Dear.
Penyebab
Penyebab sindrom ini belum diketahui, Dear. Sindrom Tourette adalah kondisi medis yang kompleks, sehingga sulit menemukan sebab pastinya.
Saat ini, riset terkait fokus pada abnormalitas pada bagian-bagian otak tertentu, sirkuit yang menghubungkan bagian-bagian tersebut, dan neurotransmitter yang berperan dalam komunikasi antar sel syaraf.
Penyakit keturunan
Studi pada anak kembar dan keluarga membuktikan bahwa sindrom tersebut adalah penyakit yang dapat diturunkan. Pola penurunan penyakit ini sangat kompleks.
Tahukah kamu, Dear, menurut riset, ternyata Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dan Obsessive Compulsive Disorder (OCD) secara genetis terhubung dengan keadaan medis ini. Orang dengan warisan genetik Tourette tidak selalu turut mengalami penyakit ini, kadang mereka mengalami OCD.
Penyakit lain yang menyertai tic sindrom tourette
Sindrom Tourette sifatnya komorbid. Artinya, selain sindrom itu, penderitanya juga mengalami penyakit lain yang menyertai.
Pada banyak kasus, sindrom Tourette muncul dalam bentuk Tourette Triad yang terdiri dari gejala-gejala tic, ADHD, dan OCD.
Sembilan puluh persen penderita sindrom Tourette mengalami ADHD. Selain hiperaktif, ADHD juga seringkali menyebabkan emosi labil. Orang dengan ADHD kadang terkesan tidak sabaran dan mudah marah.
Delapan puluh persen penderita sindrom Tourette mengalami OCD. Gejala OCD termasuk perilaku repetitif, kecemasan, dan pikiran-pikiran intrusif.
Selain ADHD dan OCD, ternyata penderita sindrom Tourette juga rawan terkena gangguan depresi dan kecemasan. Secara genetik, tidak ada hubungan langsung antara depresi dan gangguan kecemasan dengan sindrom Tourette.
Ketika gejala-gejala depresi dan gangguan kecemasan muncul, umumnya gejala-gejala itulah yang membuat orang kesulitan menghadapi kehidupan.
Pengobatan sindrom Tourette dan Tic
Umumnya, tic tidak menyebabkan penurunan fungsi kinerja. Jadi, kebanyakan penderita sindrom Tourette tidak membutuhkan pengobatan khusus.
Pengobatan dapat dilakukan apabila ada gejala-gejala yang mengganggu fungsi kinerja penderitanya. Umumnya, dokter memberikan pengobatan neuroleptik untuk menekan frekuensi terjadinya tic.
Tidak ada satu jenis obat yang sesuai untuk setiap penderita sindrom ini, dan tidak ada obat yang sepenuhnya menghilangkan gejala tic. Pengobatan neuroleptik hanya berfungsi sebagai pengendali saja.
Akan tetapi, obat-obatan kadang memiliki efek samping, begitu pula obat-obatan neuroleptik. Apabila pasien melaporkan adanya efek samping dan dirasa merugikan, umumnya dokter akan melakukan penurunan dosis.
Neuroleptik terbukti paling efektif dalam mengendalikan tic, tetapi kadang obat-obatan lain juga digunakan. Kadang, gejala-gejala sindrom ini memiliki implikasi sosial dan memberi beban pada penderitanya.
Referensi:
- https://www.ninds.nih.gov/Disorders/Patient-Caregiver-Education/Fact-Sheets/Tourette-Syndrome-Fact-Sheet#top
- https://medium.com/@honeybadgershike/tmis-guide-to-what-you-need-to-know-about-tourette-syndrome-61e3f89ce7b
Ditulis oleh Fida Aifiya Chusna.