Tips Mengelola Kemarahan – Apakah kamu setuju jika marah adalah emosi negatif yang tidak boleh diungkapkan? Jawabannya adalah: Bukan! Loh, apakah berarti marah itu boleh?
Layaknya emosi lainnya seperti sedih atau senang, marah adalah salah satu emosi yang boleh dikeluarkan, kok! Marah sendiri memiliki fungsi yang baik untuk regulasi perasaan kita dan sebagai bentuk respon pertahanan diri.
Kamu mungkin mengenalinya sebagai emosi yang seringkali wajib dihindari atau justru disematkan dengan perasaan tidak menyenangkan. Tapi bukan berarti harus diredam, ya.
Kamu hanya perlu membaca tips mengelola kemarahan agar bisa melampiaskannya tanpa menyakiti.
Kenali Dahulu Manfaatnya Sebagai Ekspresi Manusia
Dari perspektif psikologi evolusioner, semua emosi manusia hadir dan sudah terbukti mampu menjaga manusia untuk tetap bertahan hidup dan mencapai tujuan.
Bagaimana bisa? Contohnya kesedihan bisa mendorongmu menangis dan melegakan diri dari perasaan tidak nyaman yang membuatmu sedih. Selain itu sedih juga bisa membuat orang lain memberikan kamu sinyal untuk dipeluk atau disayang.
Begitu pula dengan marah yang terkendali bisa memfasilitasimu untuk maju terus ke depan dengan cara-cara yang khas.
Marah bukan hanya reaksi agresif, ya, tapi merupakan suatu bentuk emosi untuk memahami kondisi yang terjadi di lingkungan kita dan membantu lebih adaptif.
Bisa Membantu Manusia Bertahan Hidup
Salah satu prinsip dasar emosi dari segi evolusioner adalah emosi yang ada berarti sudah terbukti bisa menyelamatkan manusia selama ribuan generasi.
Emosi ini bisa membantu manusia untuk melindungi diri dari ancaman, baik berupa manusia dan ancaman fisik maupun psikis.
Marah bisa menajamkan fokus dan konsentrasi sehingga kamu akan lebih jeli dalam mengamati potensi-potensi ancaman yang muncul.
Tidak hanya ancaman fisik, namun juga perencanaan strategi seperti dalam bekerja atau pun berbisnis.
Tapi perlu dipahami, marah ini bukan dalam bentuk aksi namun emosi dalam diri, ya!
Bisa Melampiaskan Stres yang Mengganggu di Tubuh
Stres yang menumpuk di tubuh berperan seperti kotoran yang menempel. Tentu harus ada cara untuk bisa melepaskannya, bukan?
Siapa sangka bila emosi ini justru bisa membebaskanmu dari perasaan stres tersebut.
Contohnya jika kamu tertekan dengan pekerjaan atau tugas, emosi marah akan memuncak dan berusaha ‘melepaskan’ tegangan tubuh tersebut.
Efeknya? Tubuhmu akan menjadi rileks dan otot-otot tubuh akan melemas.
Inilah mengapa beberapa orang merasa lebih lega setelah marah.
Bisa Membantu Mendapatkan Kontrol Diri Akan Lingkungan
Salah satu masalah psikologis yang sering dihadapi adalah stres karena berusaha mengontrol hal-hal yang tidak dapat dikontrol.
Banyak hal terjadi di luar kendali kamu, dan seringkali justru membuatmu merasa tidak berdaya.
Emosi marah akan membantumu untuk mengambil alih kontrol tersebut dengan fokus pada hal-hal yang bisa kamu kendalikan.
Individu yang menunjukkan ekspresi marah bisa mendapatkan perasaan memegang kendali daripada mereka yang menahan perasaan marah.
Namun di sisi lain, perasaan ini juga berisiko menyebabkan ketagihan, loh! Tidak heran banyak orang yang marah bukan untuk melampiaskan emosi saja, namun juga mendapatkan kontrol atas orang lain.
Kamu perlu mewaspadai ini, ya!
Marah Bisa Mendorong Menyelesaikan Masalah
Pernahkah kamu memikirkan hal ini? Ya, marah rupanya bisa menjadi motivasi yang luar biasa, lo!
Ketika hal-hal tidak terjadi seperti yang seharusnya, manusia secara alamiah akan marah. Ini adalah hal yang wajar, kok!
Mengapa? Karena akhirnya muncul dorongan untuk membereskan atau memotivasimu untuk membenahi hal-hal tersebut agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Hal ini juga bisa diaplikasikan dalam masyarakat luas, seperti ketika kita menyadari adanya ketidakadilan atau perlakuan tidak menyenangkan dari orang lain.
Inilah mengapa para demonstran mengekspresikan kemarahannya karena memiliki dorongan untuk membenahi sistem yang salah atau mendapatkan perlakuan adil.
Tapi, Bagaimana Aku Bisa Mengendalikan Marah?
Memang sulit untuk menerima dan mengelola kemarahan jika kamu masih terikat pada hal-hal tidak menyenangkan saat marah.
Apalagi masyarakat Indonesia seringkali menganggap marah adalah sebuah emosi yang tidak boleh dikeluarkan karena bisa menyakiti orang lain.
Kuncinya adalah bagaimana bisa mengelola marah secara tepat agar tidak ada yang tersakiti, loh!
Karena jika kamu tidak mengeluarkan marah, hal ini bisa berujung pada masalah psikologis lain yang tidak terselesaikan karena kamu menekan emosi itu.
Coba simak tips mengelola marah yang bisa kamu praktikkan dengan mudah di bawah ini:
Tips Mengelola Marah
Kenali Penyebabnya dan Tidak Perlu Memikirkan Masa Lalu Lagi
Marah tidak datang begitu saja. Marah punya trigger, atau pemicu yang menyebabkan kamu marah.
Coba sadari pemicu amarahmu. Misalnya, apakah kamu selalu marah karena terjebak kemacetan? Jika iya, kemacetan adalah salah satu pemicu amarahmu.
Dari situ, kamu bisa mengambil tindakan. Contohnya kamu bisa mengambil rute lain atau menyesuaikan jadwal agar tidak berkendara di jam sibuk.
Kamu mungkin pernah marah karena suatu hal di masa lalu. Lantas, apakah sekarang kamu masih sering mengungkitnya?
Jika kamu terus membawa permasalahan di masa lalu yang membuatmu marah, emosi tersebut tidak akan pernah hilang.
Emosi marah akan terus berlanjut bahkan menumpuk sehingga jadi semakin sulit dikontrol.
Segera Praktikkan Relaksasi Untuk Menenangkan Diri
Kamu bisa melakukan relaksasi untuk menenangkan diri ketika merasa marah.
Relaksasi bisa dilakukan dengan beberapa cara. Bernapas secara pelan dan terkontrol adalah salah satu cara yang bisa dipilih. Saat bernapas, perhatikan hitungan napas tersebut.
Selain itu, kamu juga bisa mengingat memori yang menyenangkan untuk menenangkan diri.
Hal ini menjadi sangat penting karena kamu perlu membedakan emosi marah dan reaksi spontan saat marah.
Ingin mengetahui cara relaksasi yang mudah dan tepat? Kamu bisa mencari latihan meditasi tips mengelola marah di aplikasi Riliv.
Dengan lebih dari 500 konten meditasi online langsung dari handphone, kamu bisa mencoba berlatih mengelola kemarahan sambil menguasai emosi kamu.
Ubah Cara Berpikir dengan Mengadopsi Kalimat Lebih Lembut
Itulah mengapa penting sekali untuk mengubah cara berpikir ketika marah. Contohnya seperti ini.
Saat marah, kamu cenderung berpikir berlebihan. Padahal, hal yang terjadi sebenarnya tidak seburuk yang kamu pikirkan.
- Hindari kata “tidak pernah” dan “selalu”. Misalnya ini nggak akan pernah berhasil atau kamu selalu cari gara-gara. Dua kalimat tersebut membuatmu tidak bisa berpikir lebih luas.
- Beri penekanan pada “aku” untuk memberi penjelasan. Misalnya, katakan aku kecewa karena kamu lupa buang sampah pagi ini, bukannya kamu nggak pernah bersih-bersih.
Dengan begini, kamu juga berlaku lembut pada dirimu dan menghindari ekspektasi berlebihan yang tidak terpenuhi.
Coba secara perlahan, ya!
Time Out!
Sadar tidak, bila beberapa situasi seperti hari yang melelahkan dan membuatmu stres, emosi marah bisa muncul?
Untuk menghindarinya, kamu bisa menenangkan diri dengan memberi waktu untuk diri sendiri. Istirahatlah meski sejenak.
Beristirahat di hari yang melelahkan bisa melegakan pikiran dan perasaanmu.
Konsultasi Psikolog Terkait Pengelolaan Marah yang Meledak-ledak
Merasa ada permasalahan yang belum terselesaikan di masa lalu sehingga membuatmu marah terus menerus terhadap hal kecil?
Sudah mencoba langkah di atas dan belum berhasil?
Di saat itu, kamu bisa melakukan konsultasi psikologi dengan psikolog online di aplikasi Riliv.
Beberapa individu memang memiliki kontrol emosi yang kurang tepat, sehingga seringkali tanpa sadar menyakiti orang lain.
Di saat seperti ini kamu tidak perlu menyalahkan dirimu sendiri. Cukup berkonsultasi dengan psikolog untuk menentukan langkah pengelolaan emosi yang paling tepat denganmu, ya!
Sumber:
- https://www.goodtherapy.org/blog/value-of-anger-16-reasons-its-good-to-get-angry-0313175
- American Psychological Association. (n.d.). Strategies for controlling your anger: Keeping anger in check. apa.org