Tips pola asuh orang tua – Setiap usia dalam perkembangan anak membutuhkan perlakuan yang berbeda. Anak berusia 6 tahun tentu saja tidak bisa diasuh dengan cara yang sama seperti anak berusia 12 tahun. Itulah mengapa orang tua harus tahu cara mengasuh anak sesuai dengan usianya masing-masing.
Riliv punya informasi cara mengasuh anak sesuai usia, simak di sini!
Tips pola asuh orang tua: Mengasuh dan mendidik anak sesuai usia
1. Usia 0-1 tahun
Di tahun pertama kelahiran, bayi belajar mengenali hal-hal di sekitarnya dan mengembangkan hubungan emosional dengan orang tua serta hubungan sosial dengan orang lain. Di usia ini, orang tua bisa:
- Bicara dengan bayi
- Membaca dan menyanyikan lagu untuknya
- Menjawab suara bayi
- Menghabiskan waktu dengan memeluk bayi
- Memberikan perhatian yang besar
- Bermain dengan bayi.
2. Usia 1-2 tahun
Di usia 1-2 tahun, anak senang berjalan dan mengeksplor lingkungan di sekitarnya. Selain itu, anak juga mulai menunjukkan kemandirian, mengenali dirinya di kaca, meniru perilaku orang lain, mulai bicara, serta mengenali nama orang dan benda di sekitarnya. Di usia ini, orang tua bisa:
- Membaca bersama anak
- Bermain mencari objek dan mencocokkan bentuk
- Berbicara dengan menambahkan kata-kata yang ia ucapkan
- Mendorong anak berpakaian dan makan sendiri
- Berkunjung ke tempat wisata untuk mengenal benda di sekitarnya.
3. Usia 2-3 tahun
Perkembangan anak di usia batita adalah mengikuti petunjuk, mengenali bentuk dan warna, mengekspresikan emosi, serta meniru orang dewasa dan teman sebaya. Di usia ini, orang tua bisa:
- Membaca dan bernyanyi bersama anak
- Bermain permainan pura-pura dan permainan pemimpin dengan anak
- Membawa anak jalan-jalan untuk mengeksplor lingkungan
- Mengajarkan anak cara menyebut nama dan usianya
- Memberikan pujian ketika anak mengikuti instruksi
- Mengajarkan anak cara menunjukkan emosinya.
Baca Juga:
6 Cara Mengontrol Emosi, Anti-Ngambek Nggak Jelas!
4. Usia 3-5 tahun
Di usia ini, anak sudah mulai masuk sekolah. Anak tidak lagi fokus pada keluarganya, tetapi juga orang lain di luar keluarga. Keinginan untuk mengeksplor pun semakin besar. Di usia ini, orang tua bisa:
- Mengajarkan anak bermain sepeda
- Mengajarkan anak perbedaan perempuan dan laki-laki
- Mengajaknya bermain dengan anak-anak lain
- Membiarkannya membantu pekerjaan rumah
- Mendorong anak untuk tidak bicara dengan bahasa bayi
- Mendisiplinkan anak dengan berkata ‘tidak’
- Memberi anak pilihan terbatas (misalnya apa yang bisa dimakan dan baju apa yang bisa dipakai).
5. Usia 6-8 tahun
Di usia 6-8 tahun, anak sudah mulai masuk sekolah dasar. Anak bersosialiasi dengan temannya dan menganggap persahabatan sangat penting. Selain itu, anak juga lebih mandiri. Di usia ini, orang tua bisa:
- Mengapresiasi pencapaian dan sikap baik anak
- Meningkatkan perasaan tanggung jawab anak
- Bercerita dengan anak, baik itu tentang sekolah, teman, atau hal yang disukai
- Mendorong anak dalam mencapai goals-nya dan mengambil tantangan baru
- Membuat aturan, misalnya waktu bermain gadget
- Mendorong anak bersikap empati
6. Usia 9-11 tahun
Pertemanan yang dijalin anak saat usianya 6-8 tahun mungkin menemui tantangan di tahap 9-11 tahun. Selain menghadapi tantangan dari teman, anak juga mulai menghadapi tantangan pubertas. Di usia ini, orang tua bisa:
- Bercerita dengan anak
- Mendorong anak mengikuti kegiatan sekolah
- Meningkatkan tanggung jawab anak
- Mengajarkan anak untuk menghindari hal buruk seperti rokok
- Berbicara dengan anak tentang pubertas
- Membuat aturan yang harus dipatuhi anak
- Membantu anak menciptakan tujuannya dengan mengenali kelebihannya
7. Usia 12-14 tahun
Remaja adalah tahap ketika anak mengalami perubahan fisik, mental, emosi, dan sosial karena pubertas. Di usia ini, orang tua bisa:
- Menunjukkan ketertarikan pada kehidupan sekolah anak
- Mengenal teman-teman anak
- Jujur kepada anak saat bicara topik sensitif
- Menghargai pendapat dan perasaan anak
- Bicara dengan jelas tentang ekspektasi Anda sebagai orang tua
8. Usia 15-17 tahun
Usia 15-17 tahun adalah masa remaja yang sangat kompleks bagi anak. Di usia ini anak mungkin menjauh dari orang tua dan bertindak sendiri. Sebagai orang tua, Anda bisa:
- Menghargai pendapat, perasaan, dan privasi anak
- Mendorong anak untuk bicara dengan orang tua tentang perasaan, pemikiran, dan keinginannya
- Mengapresiasi usaha dan pencapaiannya
- Menunjukkan perhatian pada anak
- Mendorong anak untuk menciptakan solusi atas masalah yang dialami
- Mendorong anak untuk aktif dalam komunitas
- Mendorong anak untuk merancang masa depannya
- Mengajarkan anak tanggung jawab di media sosial
Menjadi orang tua bukanlah pekerjaan yang mudah. Ada banyak tantangan yang dihadapi orang tua saat mengasuh anak. Salah satu tantangannya adalah mengasuh anak yang berbeda usia.
Saat Anda kesulitan mengasuh anak, apa yang bisa dilakukan? Salah satunya adalah melakukan konsultasi psikologi dengan psikolog. Karena orang tua sibuk mengasuh anak di rumah, Anda bisa melakukan konseling online lewat aplikasi Riliv. Jika orang tua bahagia saat mengasuh anak, percayalah anak juga akan bahagia!
Referensi:
- CDC. Positive Parenting Tips. cdc.gov
Ditulis oleh Syifa Salsabila Ramadhani
Baca juga:
Bullying Media Sosial Bentuk Baru Kenakalan Remaja
Waspada! Gangguan Makan Pada Remaja yang Menyebabkan Tidak Bahagia