Sadfishing – Alkisah, seorang mahasiswi bernama Oliv baru saja putus dari pacarnya. Terus, dia jadi aktif banget sharing quotes sedih di akun Twitter. Tapi lucunya, pas teman-temannya reach out ke Oliv, dia malah menyangkal dan bilang, “Aku nggak apa-apa, kok, cuma pengen sharing aja.” Teman-temannya pun bertanya-tanya. Sebetulnya, yang dilakukan si Oliv kenapa, sih?
Mengapa Sadfishing Terjadi?
Ternyata, yang dilakukan Oliv tadi termasuk sadfishing. Secara istilah, sadfishing adalah perilaku memancing perhatian lewat online community lewat postingan menyedihkan dan menguras emosi.
Uniknya, bisa jadi sebenarnya orang-orang yang sadfishing itu nggak benar-benar sedih, lho! Mereka cuma memanfaatkan engagement untuk mendapatkan atensi. Usut punya usut, perilaku ini ternyata tergolong maladaptif. Alasannya karena pelaku sadfishing cenderung punya anxious attachment terhadap komunitas yang mendukungnya sharing hal-hal sedih tersebut.
Di Indonesia sendiri, fenomena sadfishing yang sempat bikin heboh adalah #JusticeForAudrey, yaitu sebuah gerakan pembelaan terhadap siswa bernama Audrey yang diduga di-bully oleh teman-teman sekolahnya. Gerakan ini dilatarbelakangi oleh Audrey yang mem-posting kesedihannya di medsos secara mendetail tentang ‘bullying’ yang ia dapatkan. Padahal setelah ditelisik lebih lanjut, Audrey tidak benar-benar mengalami bullying tersebut.
Penyebab kecenderungan orang melakukan sadfishing dalam kasus Audrey tersebut dikaitkan oleh Putri, Damayanti, dan Hamzah (2020) dengan teori media system dependency, yaitu kecenderungan individu untuk bergantung kepada media tertentu karena merasa kebutuhannya dipenuhi media tersebut. Dalam hal ini, Audrey bergantung kepada medsos karena baginya, medsos adalah tempatnya mendapat dukungan dari orang-orang yang menolak keras bullying.
Lalu, apakah kita salah bila kita berempati dengan pelaku sadfishing, khususnya yang menipu khalayak seperti Audrey?
Tentu saja tidak! Manusia dilahirkan dengan kemampuan merasakan emosi tertentu, tak terkecuali emosi sedih. Ketika kita berempati dengan keadaan seseorang yang kurang beruntung, hal itu bisa mendukung munculnya perilaku prososial dan mempengaruhi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Nah, itulah yang menyebabkan #JusticeForAudrey ramai di medsos.
Dampak Negatifnya bagi Pengguna Medsos
Kita sudah tahu bahwa sadfishing adalah perilaku maladaptif, tapi apa sih bahaya nyatanya bagi kesehatan mental kita?
Dari sisi orang yang menjadi viewer, orang yang melakukan sadfishing bisa membuat orang salah paham dan tidak lagi mempercayai si pelaku. Lebih parahnya, peristiwa ini bisa memperburuk stigma orang-orang tentang kesehatan mental sendiri.
Sementara itu, akibatnya bagi si pelaku juga nggak kalah buruk. Kembali lagi pada kasus Audrey yang menghebohkan warganet dengan postingan sedihnya, Audrey membuat orang-orang di Indonesia punya emotional attachment terhadapnya. Tapi, karena ternyata kasusnya bohongan, orang-orang yang kecewa akhirnya menyerang balik si pelaku, dan mendorong munculnya cyberbullying terhadap si pelaku. Nah, kalau sudah begini, apakah netizen masih pantas untuk disalahkan?
Cara Membedakan Sadfishing vs Ngibul
Pelaku sadfishing dan orang-orang yang betulan butuh bantuan itu tetap ada bedanya, kok! Hanya saja, kita harus melakukan pendekatan lebih lanjut kepada si pelaku untuk memastikan apakah ia sungguh-sungguh butuh bantuan, atau hanya mencari simpati. Menurut psikolog Amy Morin, orang-orang yang melakukan sadfishing akan cenderung melebih-lebihkan peristiwa yang mereka alami. Maka dari itu, apabila kita mendapati teman kita posting sesuatu yang menyedihkan, cobalah mendekati mereka. Tanyakan mengenai keadaan mereka yang sebenarnya.
Nah, Teman-teman, sudah tahu kan dampak negatif dari sadfishing di medsos? Jadi, untuk kamu yang memang punya masalah, jangan sembarangan sharing di medsos, ya! Lebih baik hubungi psikolog untuk mendapatkan solusi profesional yang terpercaya. Butuh layanan psikologi cepat dan mudah? Riliv siap membantumu kapan saja dan di mana saja!
Referensi:
Petrofes, C., Howard, K., Mayberry, A., Bitney, C., & Ceballos, N. (2022). Sad-fishing: Understanding a maladaptive social media behavior in college students. Journal of American college health : J of ACH, 1–5. Advance online publication. https://doi.org/10.1080/07448481.2022.2132110
Putri, C., Damayanti, N., & Hamzah, R. (2020). Sadfishing Phenomenon of #Justiceforaudrey (Hashtag) on Twitter. Mediator: Jurnal Komunikasi, 13. DOI:10.29313/mediator.v13i1.5598.
Riess, H. (2017). The Science of Empathy. Journal of patient experience, 4(2), 74–77. https://doi.org/10.1177/2374373517699267