Di sepanjang hidupnya, manusia pasti tidak akan lepas dari yang namanya masalah. Bisa saja sekarang ini juga kamu sedang merasa stres, Dear. Jika saat masih sekolah sekitar SD sampai SMA, stres bisa datang dari banyaknya PR dan ujian juga padatnya jadwal dengan berbagai macam kursus.
Saat menjadi mahasiswa, stres bisa datang dari tugas kuliah, masalah di organisasi kemahasiswaan, konflik dengan pasangan dan masih banyak lagi. Saat sudah memasuki dunia bekerja pun, stres bisa datang dari banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan, belum lagi dengan masalah pribadi yang lainnya.
Penanganan berbeda-beda tiap orang yang sedang merasa stres…
Setiap orang memiliki caranya masing-masing dalam mengatasi stres yang dialami. Ada beberapa orang yang mengatasi stres dengan pergi jalan-jalan, refreshing, shopping dan sebagainya. Ada juga yang langsung menghadapi dan mengatasi sumber stresnya. Ada yang menangis karena merasa tertekan, ada juga yang marah-marah pada dirinya sendiri atau orang di sekitarnya.
Saat ini, cobalah ingat kembali suatu peristiwa saat kamu sedang merasa stres. Apa yang kamu lakukan saat itu?
Ini nih beberapa hal yang harus kamu ketahui mengenai stres.
Pertama, kamu harus mengetahui tipe stres yang sedang kamu hadapi
Terdapat 4 macam tipe stress, yaitu frustrasi, konflik, perubahan dan tekanan. Frustrasi terjadi saat kamu menghadapi hambatan atau halangan untuk mencapai goal atau tujuan yang sudah kamu susun. Bayangkan situasi saat kamu sedang semangat mengerjakan skripsi tapi dosen pembimbingmu sangat sulit ditemui. Wah pastinya stres tuh.
Tipe yang kedua adalah konflik. Konflik ini bisa terjadi dalam diri sendiri (misalnya ada dua keinginan yang berlawanan) atau konflik dengan orang lain (misalnya orang tua, teman atau pacar).
Tipe stres yang ketiga adalah perubahan. Perubahan yang terjadi pasti menuntut kita untuk dapat beradaptasi dengan lebih baik lagi. Ada suatu kondisi saat kita tidak siap dengan perubahan tersebut atau saat kita kesulitan beradaptasi, misalnya pindah kota, perubahan status pernikahan, dan sebagainya. Ketika kita tidak dapat beradaptasi dengan perubahan tersebut, otomatis perubahan tersebut dapat memicu stres.
Tipe yang terakhir adalah tekanan. Tekanan ini bisa muncul dari mana saja, misalnya tekanan orang tua kita yang menuntut untuk berprestasi, tekanan dari pacar yang menuntut kita harus selalu menuruti perkataannya, dan sebagainya. Kamu perlu tahu tipe stres mana yang sedang kamu hadapi karena setiap tipe stres memiliki coping yang berbeda-beda untuk dilakukan.
Kedua, mau tidak mau, stres ini harus dihadapi dan diatasi
Stres tidak akan hilang seiring waktu. Jangan berpikir bahwa melupakan dan mengacuhkan stresor akan membuat diri kita lebih baik. Tanpa kita sadari, stres yang tidak diatasi dapat memberikan banyak dampak negatif bagi diri kita bahkan juga berdampak pada kesehatan tubuh kita.
Saat stres datang, bagian otak kita yang berfungsi mengatur sistem hormonal akan bereaksi. Awalnya mungkin hanya masalah fisik biasa seperti muncul jerawat, sakit kepala, dan sebagainya, namun lama kelamaan, tubuh kita tidak akan sanggup lagi menghadapi stres sehingga fungsi imun kita menurun dan akhirnya mudah terserang penyakit. Jadi, mitos bahwa stres tidak berhubungan dengan penyakit adalah salah besar.
Ketiga, tidak selamanya stres berdampak buruk bagi diri kita
Stres juga dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan diri kita. Dengan adanya stres, kemampuan kita untuk menghadapi stresor semakin terasah dari waktu ke waktu. Resiliensi kita saat menghadapi stres akan meningkat. Kita juga akan lebih siap dan lebih gigih untuk menghadapi stresor yang lebih besar.
Keempat, terdapat dua macam tipe renspon orang yang sedang merasa stres, emotion focused coping dan problem focused coping
Bagi orang-orang yang tipe copingnya emotion focused, saat menghadapi stres, mereka akan fokus mengatasi emosi negatif yang dirasakan terlebih dahulu misalnya dengan makan coklat, jalan-jalan, relaksasi, berkumpul dengan teman-teman dan sebagainya. Coping ini memang akan membantu kita merasa lebih baik dari sebelumnya, namun hati-hati, jangan sampai terlena.
Tipe coping ini memang akan membuat suasana hati kita lebih positif, namun sebenarnya ini tidak menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi. Coping ini bermanfaat untuk membuat tubuh dan pikiran kita lebih tenang dan positif sehingga kita bisa memikirkan cara-cara yang tepat untuk mengatasi masalah kita.
Tipe coping kedua yaitu problem focused coping. Coping ini lebih efektif karena berfokus langsung pada sumber masalah dan cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah. Tidak ada langkah-langkah pasti yang harus dilakukan dalam menyelesaikan karena penyelesaian masalah sebenarnya tergantung dari jenis masalah itu sendiri. Meskipun demikian, terdapat beberapa poin langkah-langkah yang dapat dilakukan, yaitu:
- Memperjelas masalah
- Mengembangkan alternatif tindakan yang dapat dilakukan
- Mengevaluasi alternatif tindakan dan memilih yang terbaik
- Melakukan tindakan tersebut, namun tetap fleksibel untuk mencoba alternatif lain jika tidak sesuai
Nah, sudah tahu kan beberapa fakta mengenai stres. Semoga artikel ini bermanfaat menambah pengetahuan kita mengenai stres dan kita jadi semakin tertantang untuk segera mengatasinya ya Dear. Jangan lupa ketika sedang merasa stres, kita boleh saja mencari bantuan jika merasa tidak sanggup menghadapinya sendirian. It’s not stres that kill us, it’s our reaction to it (Hans Selye).
Sumber:
- Feldman, R.S. (2014). Understanding Psychology. (12th ed.) New York: McGraw-Hill.
- Nevid, J.S., Rathus, S.A., & Greene, B. (2014). Abnormal Psychology In A Changing World. New Jersey: Pearson Education, Inc.
- Weiten, W., Lloyd, M.A., Dunn, D.S., Hammer, E.Y. (2015). Psychology Applied to Modern Life: Adjustment in the 21st Century (11th ed.). Stamford, USA: Cengage Learning.
Written by Novensia Wongpy, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Dosen Fakultas Psikologi, Universitas Ciputra.
Konten ini merupakan kerjasama Riliv dengan Fakultas Psikologi Universitas Ciputra.