Dalam bergaul atau berelasi dengan orang lain, akan ada banyak situasi yang memungkinkan kita untuk melakukan kekeliruan, baik dalam perkataan maupun tingkah laku. Nah, sebagai makhluk sosial, sudah sepatutnya kita saling mengingatkan. Menanggapi atau mengkritik orang lain adalah salah satu hal yang kerap dilakukan untuk mengingatkan kekeliruan orang lain.
Namun kenyataannya, memberi kritik nggak hanya sebatas menyampaikan apa yang kurang berkenan dari sisi kita saja. Sebuah kritikan seringnya disalahartikan oleh sebagian orang, meskipun terkadang maksudnya baik.
Alih-alih ditanggapi dengan bijak, nggak jarang lawan bicara malah tersinggung dan terpancing emosinya. Ujung-ujungnya, hubungan kita yang jadi rusak. Nah, berikut Hipwee berikan beberapa tips dan trik yang bisa diterapkan saat kita harus memberikan kritis pada seseorang!
1. Pilihlah situasi dan kondisi yang tepat untuk menyampaikan kritikan, terutama yang sifatnya krusial
Cari situasi yang tepat via unsplash.com
Ketika kamu menemukan suatu hal yang kurang berkenan dan ingin segera menyampaikan kritik, sebaiknya lihat dulu situasi dan kondisi yang bersangkutan. Jangan langsung labrak saja. Hal itu malah bisa jadi memicu pertikaian!
Tunggu dulu beberapa saat. Jika yang bersangkutan sudah kondusif, barulah kamu sampaikan kritikan kepadanya. Jika waktunya nggak tepat, tujuan dari kritik itu bisa-bisa malah nggak tercapai.
2. Mulailah dengan memberikan pujian, lalu akhiri pula dengan pujian dan penghargaan
Memang terdengar agak aneh, tapi jika tidak dengan strategi ini, orang yang kamu kritik justru merasa nggak dihargai atau terancam citranya. Ketika orang lain melakukan sesuatu yang menurutmu keliru, jangan sekali-kali langsung menegurnya.
Cobalah untuk memberinya pujian dan penghargaan atas semua yang telah ia lakukan. Setelahnya, sampaikan kritik yang ingin kamu sampaikan lalu akhiri dengan pujian juga.
Misalnya, kamu akan mengkritik seseorang karena ia kurang teliti, maka kamu bisa mengatakan, “Aku perhatiin kamu selalu semangat kerjanya, akan lebih baik kalau rasa semangatmu ini disertai juga dengan ketelitian dalam penghitungan. Tapi terus terang, aku salut lho dengan semangat kerjamu!”
Karena pada dasarnya, manusia lebih senang jika dirinya dihargai dan dianggap keberadaannya.
3. Gunakan strategi menukar kata ‘tapi/namun’ dengan ‘dan’. Pssst… ini salah satu cara ‘menghipnotis’ orang lewat tata bahasa!
Ganti kata ‘tapi’ dengan ‘dan’ via unsplash.com
Kebanyakan orang nggak suka mendengar suatu hal yang bagus tapi disertai dengan imbuhan kata ‘tapi’, ‘namun’, atau kata lain yang sifatnya berkebalikan dengan kalimat pertama.
Hal ini dianggap sebagai penolakan halus ataupun PHP terhadap pujian yang dilayangkan. Nah, akan lebih baik jika kata ‘tapi’ atau ‘namun’ ini diganti dengan ‘dan’, lalu tambahkan benefit dari pernyataan tersebut untuk mempermanis kalimat.
Daripada berkata: “Suaramu bagus banget, tapi sayang volumenya terlalu kencang.”
Lebih baik diganti dengan: “Suaramu bagus banget, dan akan lebih bagus lagi kalau volumenya diturunkan sedikit. Yakin deh, kamu bakal lolos di audisi besok!”
4. Dalam mengkritik orang lain, jangan hanya membahas kesalahannya saja, bicarakan juga kesalahanmu yang berkaitan
Saat mengkritik orang lain, sebaiknya jangan hanya bicarakan kesalahannya saja. Kamu bisa juga membicarakan kesalahan-kesalahan yang pernah kamu lakukan dan kamu menyesalinya. Dengan begitu, orang yang kamu kritik nggak merasa disalahkan.
Tanpa kamu berusaha hanya menyalahkannya, pasti dia nggak akan malu menyadari kesalahannya karena mengetahui bahwa kamu pun ternyata masih jauh dari sempurna.
5. Bahasa tubuh saat menyampaikan kritikan juga harus mendukung alias nggak terlihat mengintimidasi
Saat memberikan kritikan pada seseorang, jangan tunjukkan bahasa tubuh yang seolah-olah mengintimidasi. Tetaplah ramah dan sopan, tunjukkan senyum dengan tatapan yang bersahabat agar lawan bicara juga nyaman bicara denganmu. Beri kesempatan padanya untuk mengutarakan pendapatnya.
Saat seseorang mencoba untuk memberikan penjelasan, bahasa tubuh yang kamu tunjukkan juga harus mencerminkan sikap yang terbuka dan antusias terhadap penjelasannya. Dengan begitu, lawan bicara nggak akan merasa terusik dengan kritikanmu.
6. Mengkritik orang lain dengan mengajukan pertanyaan saja. Jangan menyuruh, bahkan jadi bossy. Setarakan posisi kalian, ya!
Siapa sih yang suka disuruh-suruh? Coba bayangkan kalau kamu yang dikritik, lalu kamu disuruh ‘begini-begitu’ karena dianggap melakukan kesalahan. Kira kira gimana perasaanmu? Tentu nggak enak dan nggak nyaman.
Orang lain juga pasti merasakan hal yang sama. Karenanya, cobalah mengganti kalimat perintahmu dengan kalimat pertanyaan yang sopan, seolah-olah meminta tanggapan dan nggak menyalahkan.
Daripada berkata: “Mending kamu ganti baju aja deh, norak banget!”
Lebih baik diganti dengan: “Menurutmu baju full color gitu cocok nggak buat datang ke akad nikahnya Monik?”
7. Jangan tinggalkan dia dan tetap jalin hubungan baik. Beri dukungan dan tawarkan bantuan
Beri dukungan via theblueroom.bupa.com.au
Ketika seseorang benar-benar sadar akan kesalahannya, apalagi ketika menyalahkannya, akan sulit untuk bisa mendapatkan kepercayaan dirinya kembali.
Tunjukkanlah peranmu sebagai saudara atau sahabat yang siap membantu. Tawarkan kepadanya sebuah solusi. Bantu ia untuk keluar dari keputusasaannya dan bangkit kembali. Beri ia motivasi untuk memperbaiki kesalahannya.
8. Setelah mengkritik orang lain, jika yang bersangkutan nggak bisa memberi respons secara langsung atau belum menemukan solusi yang tepat, beri waktu!
Kritikan bukanlah hukuman, tetapi sebuah koreksi agar orang yang kamu kritik menjadi lebih baik. Jika yang bersangkutan nggak bisa memberi respons langsung atau kalian sama-sama nggak menemukan solusi yang tepat, berilah waktu.
Secara psikologis, hal ini sangat penting untuk memberikan ruang waktu antara saat kamu memberikan kritikan dan penjelasan dari yang bersangkutan. Dengan begitu, kamu akan dinilai masih mempunyai empati terhadapnya.
***
Dikritik atau mengkritik merupakan hal yang lumrah. Sebuah kritikan merupakan sesuatu yang sangat berharga dan mempunyai tujuan yang baik.
Jika bisa diterima dengan lapang dada, kita akan mampu mengoreksi kekeliruan yang terjadi dan membuat perbaikan. Oleh karena itu, agar kritikan bisa berfungsi sebagaimana mestinya, memberikan kritikan haruslah dilakukan dengan bijaksana, ya!