Konseling Online – Teknologi baru memang tidak mudah diterima khalayak. Beberapa inovasi mutakhir seperti Google, Amazon, atau Facebook dulunya juga sempat dipandang sebelah mata. Hal tersebut juga berlaku bagi konseling online.
Masyarakat Indonesia seolah belum sepenuhnya percaya dengan perpaduan teknologi dan ilmu psikologi ini. Keraguan muncul mengenai efektivitas konseling via aplikasi online dalam menyelesaikan permasalahan klien.
Dapat Menjangkau Klien yang Membutuhkan
Inisiatif ini semula berawal dari konseling via telfon pada tahun 1994. Kemajuan teknologi komunikasi memudahkan para konselor untuk memberikan layanan konseling kepada orang yang membutuhkan.
Pada saat itu, layanan konseling via telfon ditujukan untuk orang-orang yang berada di lokasi yang jauh dan tidak memiliki layanan konseling profesional. Selain itu, orang-orang yang tidak bisa meninggalkan rumah karena kondisi fisik tertentu juga ikut terbantu melalui layanan ini. Mereka bisa mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan tanpa harus meninggalkan rumah.
Profesionalitas Tak Perlu Diragukan
Berkembangnya praktik konseling melalui telfon dan internet membuat para konselor menyadari perlunya institusi profesi yang mewadahi praktik konseling ini. Di akhir tahun 1990, terbentuklah International Society for Mental Health Online (ISMHO) yaitu organisasi yang mempromosikan penggunaan dan pengembangan teknologi online bagi para profesional kesehatan mental.
Selain terbentuknya organisasi profesi ini, organisasi profesi psikolog dan konselor di Amerika, Inggris, Kanada, dan Australia masing-masing telah menerbitkan panduan terkait praktik konseling online secara profesional. Panduan tersebut ditujukan untuk menjelaskan wewenang, tugas, serta pedoman praktik bagi para konselor.
Di Balik Kesuksesan Konseling Online Terdapat Terapi Naratif yang Luar Biasa
Di dalam ulasannya, Jeannie Wright, seorang pakar konseling di Inggris, menjelaskan bahwa keberhasilan terapi online dalam menyelesaikan permasalahan klien salah satunya dikarenakan adanya terapi naratif. Terapi naratif adalah metode terapi dimana klien membuat tulisan ekspresif dan reflektif mengenai kisah hidupnya.
Dalam sesi konseling ini, klien yang curhat mengenai permasalahannya menuliskan permasalahannya dalam bentuk teks. Proses menulis teks tersebut membuat klien menyusun kata dan kalimat agar sesuai dengan apa yang ingin ia ungkapkan. Hal tersebut kemudian membuat klien merefleksikan pengalaman hidupnya dengan lebih seksama. Dan lagi, konselor yang bertugas juga memandu klien untuk dapat merefleksikan pengalaman hidupnya dengan meninjau kembali history chat antara sang klien dan konselor.
Memiliki Efektivitas yang Sama Seperti Terapi Tatap Muka
Studi menunjukkan bahwa terapi kognitif perilaku online sangat efektif seperti terapi tatap muka untuk mengatasi depresi sedang.
Selain itu, terapi online juga bisa mengatasi gangguan panik, kecemasan sosial, dan juga kecemasan umum.
Apalagi dengan adanya kemudahan untuk melakukannya di ruang privat tentu menjaga identitas dan bisa mengurangi stigma yang seringkali menjadi penghambat efektivitas terapi.
Fleksibilitas dalam Menjadwalkan
Seringkali ada faktor-faktor di luar kendali kita seperti arus lalu lintas padat atau masalah di perjalanan.
Tentunya hal ini menyebabkan konseling menjadi terhambat atau harus dijadwalkan ulang.
Dengan terapi online, kamu bisa mendapatkan jadwal fleksibel dan tentunya bisa disesuaikan di tengah-tengah jadwalmu yang padat.
Kamu bisa melakukannya langsung dari kantor atau rumah dan bisa dilakukan di luar jam kerja.
Mudah sekali, bukan?
Konseling online mampu menjadi solusi praktis bagi yang membutuhkan. Meskipun ada beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi dengan tatap muka, namun konseling online dapat dijadikan pelengkap dalam menyelesaikan permasalahan hidup manusia secara cepat dan efisien.
Ingin mencoba? Riliv menawarkan beberapa layanan konseling online yang sesuai dengan kebutuhan kamu. Coba sekarang, yuk!
Konseling dengan Riliv Sekarang
Referensi
- Chester, A. and Glass, C. A. (2006) ‘Online counselling: A descriptive analysis of therapy services on the Internet’, British Journal of Guidance and Counselling, pp. 145–160. doi: 10.1080/03069880600583170.
- Oravec, J. A. (2000) ‘Online counselling and the Internet: Perspectives for mental health care supervision and education’, Journal of Mental Health, 9(2), pp. 121–135.
- Wright, J. (2002) ‘Online counselling: Learning from writing therapy’, British Journal of Guidance and Counselling, pp. 285–298. doi: 10.1080/030698802100002326.
- https://www.thelancet.com/journals/eclinm/article/PIIS2589-5370(20)30186-3/fulltext
- https://www.verywellmind.com/advantages-and-disadvantages-of-online-therapy-2795225
Handy is a shamelessly rebellious researcher. He is currently working on adapting psychological scales into Indonesian. Reach him out via insta @handy.et.al
Baca juga:
7 Tips Lingkungan Kerja Menyenangkan: Karyawan Dijamin Betah!