Poetry Therapy – Apakah kamu tipe orang yang menyukai membaca atau menulis puisi?
Saat berinteraksi dengan puisi, pasti kamu merasakan adanya emosi mendalam dan juga kesamaan pengalaman denganmu. Seolah puisi itu mewakili dirimu dan kamu tidak lagi merasa sendiri.
Begitu pula dengan menulis puisi, kamu mungkin merasakan luapan emosi yang intens dan merasa lebih lega.
Rupanya, 2 konsep tersebut merupakan landasan munculnya poetry therapy atau terapi puisi, lo.
Apa Itu Poetry Therapy
Menurut Kamus Psikologi yang diterbitkan oleh American Psychological Association (APA), poetry therapy merupakan bentuk biblioterapi yang menggunakan puisi, baik menulis maupun membaca, untuk memfasilitasi ekspresi emosi dari individu.
Tujuannya adalah untuk mendorong pemulihan dan perkembangan personal, lo.
Biblioterapi sendiri merupakan bentuk terapi yang umum muncul di cognitive behavioral therapy yang mendorong klien berinteraksi dengan buku sebagai pemulihan kesehatan mental.
Manfaat Terapi Puisi
Terapi puisi umumnya menjadi salah satu teknik yang digunakan bersamaan dengan terapi lain seperti cognitive behavioral therapy.
Poetry therapy bertujuan untuk mengeksplorasi perasaan dan juga kenangan yang terkubur di ketidaksadaran serta membantu kamu mengidentifikasi bagaimana perasaan-perasaan tersebut berkorelasi di kehidupan kamu saat ini.
Selain itu terapi puisi bisa memiliki manfaat seperti:
- Fasilitas ekspresi emosi yang sulit untuk dikeluarkan
- Mendorong refleksi diri dan eksplorasi diri untuk meningkatkan awareness tentang diri individu tersebut
- Membantu individu untuk memberikan makna dari kondisi yang dialami serta melihat dari perspektif lain
- Memvalidasi pengalaman emosional khususnya saat terapi kelompok
- Membantu psikolog untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam terkait klien mereka
Cara Kerja Poetry Therapy
Umumnya, terapis boleh memilih apa saja puisi yang hendak ditulis atau dibaca. Namun ada beberapa garis besar saat memilih puisi yang hendak dibaca seperti menggunakan bahasa yang ringan, memiliki emosi yang universal, dan memberikan harapan.
Kamu juga boleh kok untuk meminta membaca puisi lain yang kamu rasa sesuai dengan dirimu sehingga bisa menggali apa emosi dan perasaan yang masih terkubur dan belum teridentifikasi.
Nicholas Mazza menyebutkan beberapa model yang paling populer digunakan oleh para terapis:
Komponen Reseptif/Preskriptif
Pada model ini, terapis akan mengenalkan puisi atau literatur agar klien dapat bereaksi.
Puisi yang digunakan umumnya memiliki kemampuan untuk mendeskripsikan, menjelaskan, dan mengidentifikasi masalah yang serupa dengan klien.
Klien atau terapis akan membacakan dengan lantang (read aloud) sehingga bisa memaknai nada dan ritme puisi.
Pada saat membaca, terapis akan mencatat reaksi verbal dan non-verbal, sehingga bisa menjadi diskusi setelah selesai membaca puisi.
Komponen Ekspresif/Kreatif
Pada teknik ini, klien akan menulis baik itu puisi, diary, atau surat untuk asesmen maupun pengobatan.
Proses penulisan ini bisa memberikan efek ekspresif yakni menyalurkan emosi yang terkubur atau bahkan tertahan sehingga tidak dapat muncul.
Proses penulisan puisi juga bisa memberikan kekuatan pada seseorang, lo.
Menariknya, kamu tidak harus pandai menulis puisi untuk bisa mendapatkan keuntungan ini. Terapis akan mengingatkan bahwa kamu tidak perlu harus mengikuti irama atau struktur tertentu layaknya puisi profesional.
Jika kamu kebingungan, psikolog bisa kok memberikan contoh puisi yang bisa kamu ikuti dan menjadi inspirasi. Psikolog umumnya juga akan mendiskusikan bagian mana dari puisi tersebut yang menyentuh kamu.
Komponen Simbolik/Seremonial
Teknik poetry therapy yang satu ini menggunakan metafora, ritual, atau pun storytelling sebagai perubahan dari diri seseorang.
Simbol-simbol yang muncul dalam metafora bisa membantu klien untuk menjelaskan emosi kompleks yang singkat dan serius.
Ritual yang dimaksud di sini bukan ritual pemujaan, ya! Menulis atau membaca puisi bisa bersifat ritual untuk mengakhiri kesedihan seperti perceraian atau kematian orang tersayang agar bisa mengekspresikan perasaan terbaik.
Contohnya seperti menuliskan surat atau puisi bagi sosok yang meninggal kemudian membakar surat tersebut sebagai simbol bahwa kesedihanmu sudah berakhir.
Contoh Gangguan yang Bisa Ditangani dengan Poetry Therapy
Terapi puisi sudah digunakan sebagai teknik intervensi klien dengan berbagai gangguan seperti gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder), pemikiran bunuh diri, masalah identitas, perfeksionisme, dan tentunya kedukaan.
Puisi juga bisa menjadi salah satu pendekatan untuk mengatasi depresi dengan meredakan gejala depresif, meningkatkan self esteem, dan juga mendorong pengekspresian diri, lo.
Bagi kamu yang pernah mengalami trauma, poetry therapy juga bisa mengatasi posttraumatic stress karena bisa menyalurkan pengalaman tidak mengenakkan ke dalam tulisan dan membangun harapan.
Bukan Masalah Jika Kamu Tidak Menyukai Terapi Puisi
Jangan khawatir jika kamu mengalami masalah kesehatan mental tetapi tidak menyukai puisi baik menulis atau pun membaca.
Terapi ini bukan untuk semua orang. Jika kamu tidak menyukai puisi, terapi ini justru tidak akan memberikan makna.
Atau mungkin kamu memiliki dorongan untuk ‘sempurna’ saat membuat puisi? Tentunya justru membuat kamu frustrasi, ya.
Psikolog akan membantu kamu mengenali kekuatan dan juga hobi kamu agar bisa mengintegrasikan dengan teknik psikologi yang akan kamu dalami.
Konseling psikolog online bisa memberikan gambaran masalah yang kamu hadapi serta bagaimana kamu bisa menerapkan teknik yang paling cocok denganmu, lo.
***
Sumber:
- GoodTherapy. Poetry Therapy. https://www.goodtherapy.org/learn-about-therapy/types/poetry-therapy
- Diana Raab. The Power of Poetry Therapy. https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-empowerment-diary/202104/the-power-poetry-therapy
- Zawn Villines. What is Poetry Therapy? https://www.medicalnewstoday.com/articles/poetry-therapy
- American Psychological Association. Poetry Therapy. https://dictionary.apa.org/poetry-therapy