Situasi yang serba terbatas karena adanya pandemi ini kerap bikin kita keki, ya? Nggak bisa beraktivitas seperti biasanya, harus waspada sama banyak hal, sampai jadi parno sendiri setiap dengar kabar kerabat kita yang lagi nggak sehat. Untuk itu, kamu perlu banget deh mencari solusi cara ngilangin stres yang paling ampuh agar situasi ini nggak makin berlarut-larut menghambat produktivitasmu!
Kenapa mengelola stres sangat penting?
Dear, stres yang dibiarkan semakin berlarut-larut bisa menghambat laju keseimbangan emosional hingga kesehatan tubuhmu, lho! Hal ini kemudian dapat menghalangimu supaya bisa berpikir secara jernih, berfungsi secara efektif, hingga menikmati hidup.
Kita nggak punya andil untuk menentukan kapan stres datang atau pergi. Tagihan nggak berhenti datang, kekurangan waktu bersantai, hingga tanggung jawab pekerjaan dan keluarga yang sepertinya akan memang selalu mengantri.
Tapi, sesungguhnya kamu tetap punya pilihan kok untuk menemukan cara ngilangin stres, yang kemudian bisa membuatmu merasa bahwa hari-harimu nggak akan berjalan seburuk itu!
Manajemen stres yang efektif dapat membantu menghilangkan stres, sehingga secara perlahan kebahagiaan dapat lebih dirasakan, tubuhmu lebih sehat, hingga pada akhirnya kamu bisa lebih produktif.
Namun, perlu diingat bahwa manajemen stres seseorang tidak dapat disamaratakan antar satu individu dengan yang lainnya.
Itulah mengapa, sangat penting untukmu mau mencoba bereksperimen dan mencari tahu cara ngilangin stres apa yang paling cocok denganmu. Kiat manajemen stres berikut dapat membantumu melakukannya.
Tips #1: Identifikasi dari mana sebenarnya sumber stresmu
Cara ngilangin stres dengan manajemen stres dimulai dengan mengenali sumber-sumber stres yang ada dalam keseharianmu. Hal ini nggak semudah seperti kedengarannya, lho.
Meskipun mudah untuk mengidentifikasi apa saja hal utama yang membuatmu stres—seperti berganti pekerjaan, pindah kerja, patah hati—namun, untuk menemukan sumber stres yang kronis, semuanya dapat menjadi lebih rumit.
Untuk mengidentifikasi sumber stresmu yang sebenarnya, perhatikan baik-baik kebiasaan, sikap, dan alasanmu, seperti:
- Apakah kamu dapat menganggap bahwa stres sebagai hal yang sementara dan kamu telah terbiasa mengalaminya—meskipun dirimu pun lupa kapan terakhir kali kamu dapat tidur dengan tenang?
- Apakah kamu mendefinisikan stres sebagai bentuk konsekuensi aktivitas yang kamu jalani seperti pekerjaan, kehidupan cinta, atau bahkan bagian dari kepribadianmu? Misalnya, kamu dapat mengenali sumber stresmu yang berasal dari kepribadianmu yang pemalu hingga akhirnya kamu jadi mudah gugup.
- Atau bahkan, kamu menyalahkan stres pada orang lain atau peristiwa di luar—kamu juga menganggap hal tersebut bukanlah hal yang normal dan nggak eksklusif?
Stres akan terus mengendalikanmu jika kamu belum bisa menerima dan bertanggung jawab atas peran yang kamu mainkan dalam hidup ini. Coba perlahan-lahan identifikasi bentuk stres yang kamu temui dalam keseharianmu.
Coba tanyakan apa yang bisa aku kendalikan dan sulit untuk aku kontrol? Dengan mengenali hal tersebut, kamu akan lebih mudah untuk memisahkan mana yang sebaiknya kamu tangani atau semestinya kamu buang saja pikirannya jauh-jauh.
Cara ngilangin stres paling mujarab: mulai menulis jurnal
Foto oleh Lisa Fotios dari Pexels
Menulis jurnal—atau catatan harian—dapat dijadikan sebagai salah satu cara ngilangin stres yang paling ampuh. Kertas adalah pendengar setia yang akan menerima apapun yang kamu curahkan, lho. Percaya nggak?
Tentunya, ia tidak akan menghakimi dan menyalahkanmu atas kejadian apapun yang membuatmu merasa sedih, marah, kecewa, hingga dirimu mampu mengatasi stres dengan sendirinya.
Ia akan membantumu melihat gambaran masalah dari sudut pandang yang lebih luas. Sehingga kamu mengerti, apa saja hal yang membuatmu merasa tertekan dan solusi apa yang bisa tampil untuk mengatasinya.
Setiap kali dirimu merasa stres, catatlah itu dalam sebuah jurnal, bisa kertas, notes di ponsel, atau bahkan ketikan dalam komputer. Tuliskan:
- Apa yang menyebabkan kamu merasa stres
- Apa yang kamu rasakan, baik secara fisik maupun emosional
- Bagaimana akhirnya dirimu bertindak sebagai respons akan hal itu
- Apa yang kamu lakukan untuk membuat dirimu mampu merasa lebih baik
Tips #2: Cara ngilangin stres dengan berlatih manajemen stres 4 A
Saat kamu telah mengenali sumber masalah apa saja yang dapat menjebakmu kepada situasi yang membuatmu tertekan, kamu dapat memilih untuk memberikan respon terhadap suatu hal. Seperti mengubah situasi atau mengubah reaksimu.
Kamu juga dapat memegang kunci manajemen stres ini yang disebut sebagai 4 A: avoid, alter, adapt, or accept (hindari, ubah, sesuaikan, atau terima).
The 4 A’s – Avoid, Alter, Adapt & Accept
1. Avoid unnecessary stress (hindari stres yang tidak perlu)
Foto oleh Ann H dari Pexels
Belajar bilang “nggak.” Kamu perlu mengenal konsep boundaries atau batasan diri. Mana hal-hal yang pantas kamu dapatkan, perlu kamu lakukan, serta apa yang membuatmu nyaman dan nggak nyaman.
Jangan mengambil lebih dari apa yang bisa kamu tangani. Inilah resep pasti untuk menghilangkan stres dan rasa cemas. Bedakan antara “kewajiban” atau “tuntutan untuk menyenangkan orang lain”.
Jika memungkinkan, jangan takut untuk menolak dan bilang “nggak” ketika kamu merasa nggak nyaman terhadap sesuatu. Atau ketika orang lain memintamu melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak kamu inginkan.
Kurangi dan hindari interaksi bersama orang yang membuatmu stres. Jika seseorang secara terus-menerus membuatmu merasa lebih dekat dengan rasa cemas dan stres, batasi jumlah waktu yang kamu habiskan bersama orang tersebut, atau jangan ragu akhiri saja hubungannya.
Kendalikan situasi dan lingkunganmu sendiri. Jika menonton berita malam dapat membuatmu merasa cemas, matikan TV. Jika macet di jalan membuatmu jadi kesal, ambilah rute yang lebih panjang tapi jarang dilalui orang.
Kurangi task list-mu. Buat daftar jadwal, tanggung jawab, dan tugas harian yang biasanya perlu kamu tangani. Jika dirasa terlalu banyak, letakkan tugas-tugas yang tidak benar-benar diperlukan ke dalam akhir daftar atau hilangkan.
2. Alter the situation (ubah situasinya)
Jika menghindar nggak bisa kamu jadikan sebagai cara untuk ngilangin stres, kamu perlu mencoba untuk ubah situasinya.
Ekspresikan perasaanmu secara terus terang, alih-alih memendamnya. Nggak apa-apa lho, kalau kamu berterus terang mengenai apa yang mengganggumu atau membuatmu merasa keberatan dan nggak nyaman.
Bersikaplah lebih tegas. Jangan lupa untuk mengkomunikasikan kekhawatiranmu secara terang-terangan dan penuh rasa hormat.
Jika kamu punya tanggungan untuk menyelesaikan tugas dan tiba-tiba temanmu nyelonong curhat colongan, terus teranglah di awal bahwa kamu cuma punya waktu lima menit untuk mengobrol. It’s totally fine, Dear!
Kalau kamu nggak terus terang mengenai apa yang kamu rasakan, orang lain nggak akan tahu perlakuan apa yang pantas atau nggak pantas kamu dapatkan. Jika hal ini secara berlarut-larut kamu alami, stres akan mudah menimpamu.
Belajarlah untuk berkompromi dengan hal-hal tertentu. Kalau kamu dihadapkan dengan situasi yang membuatmu sulit memilih, cobalah untuk mencari jalan tengah dan win-win solution.
3. Adapt to the stressor (beradaptasi dengan hal-hal yang membuatmu stres)
Jika kamu nggak punya kendali untuk mengubah pemicu stres, mungkin kamu perlu belajar untuk beradaptasi.
Mengubah sudut pandangmu terhadap masalah. Cobalah untuk melihat situasinya dari perspektif yang lebih positif. Meskipun kesal dengan kemacetan, sebenarnya kamu jadi punya kesempatan untuk berhenti sejenak, kamu bisa mendengarkan lagu-lagu favoritmu di radio, atau menikmati waktu sendirian.
Belajar melihat segala sesuatu secara gambaran besarnya. Coba pikirkan ulang mengenai situasi yang membuatmu stres. Tanyakan pada diri sendiri, seberapa penting hal itu untuk masa depanmu?
Apakah hal tersebut memang perlu dipikirkan dan diselesaikan dalam jangka waktu sebulan ke depan? Atau bahkan setahun? Apakah hal-hal tersebut memang layak mendapatkan kemarahanmu?
Jika jawabannya “nggak”, maka cobalah untuk belajar memfokuskan waktu dan energimu pada hal-hal lain yang lebih urgent untuk diselesaikan dan dipikirkan.
Belajar menyesuaikan diri dengan standar dan kemampuanmu sendiri. Jadi perfeksionis itu nggak salah, kok. Tapi, jika hal itu menjadikanmu lebih mudah stres, cobalah untuk mempersiapkan diri untuk kegagalan.
Kurangi tuntutan terhadap diri sendiri untuk selalu menjadi sempurna. Tetapkan standar yang masuk akal untuk diri sendiri dan orang lain. Belajarlah untuk tetap oke dengan menjadi “cukup baik”.
Berlatihlah mengucapkan terima kasih. Ketika situasi yang membuatmu merasa tertekan menjadikanmu bersedih—coba renungkan hal-hal baik dan positif yang ada pada dirimu. Meskipun untuk awalnya cukup sulit. Tapi nggak salah, kan, untuk dicoba?
4. Accept the things you can’t change (terimalah hal-hal yang akhirnya memang nggak dapat kamu ubah)
via unsplash.com
Dear, mungkin beberapa situasi yang memicu kecemasan, rasa sedih, kecewa—hal yang membuatmu stres—memang nggak mungkin untuk dihindari atau diubah.
Kamu nggak bisa mengendalikan situasi dan takdir, seperti kematian seseorang yang tersayang, penyakit serius, atau bahkan krisis moneter nasional.
Cara terbaik untuk mengatasi stres saat ini adalah dengan menerima segala sesuatu sebagaimana adanya. Memang sulit, pasti! Tetapi, hal ini akan lebih mungkin dilakukan daripada mencerca situasi yang nggak bisa kamu ubah dan kendalikan.
Coba lepaskanlah keinginan untuk mengontrol hal yang tak terkendali. Kamu perlu memahami, banyak hal di hidup ini yang berada di luar kendali kita, terutama perilaku dan perasaan orang lain.
Alih-alih mencoba untuk membuat mereka berperilaku dan merasakan sesuatu seperti yang kita harapkan, fokuslah pada hal-hal yang bisa kamu kendalikan, seperti caramu memilih untuk bereaksi terhadap suatu masalah.
Mencari hikmah dalam sebuah kesedihan. Saat menghadapi situasi yang sulit, cobalah untuk memandangnya sebagai peluang agar dirimu bisa bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
Jika situasi sulit itu memang hadir karena kamu juga bercampur tangan dalam hal tersebut, jangan menyalahkan diri. Maafkanlah dirimu dan renungkan hal-hal apa yang dapat kamu pelajari dari kesalahan tersebut.
Belajarlah untuk memaafkan. Terima fakta bahwa kita hidup di dunia yang nggak sempurna dan orang-orang juga membuat kesalahan. Lepaskan amarah dan dendam. Bebaskan dirimu dari energi negatif dengan memaafkan dan terus maju.
Jika kamu merasa nggak mampu untuk menghadapinya sendiri, kamu dapat mencoba untuk berbagi perasaan dengan orang-orang yang kamu percayai tentunya, seperti sahabat, keluarga, atau bahkan seorang ahli profesional.
***
Referensi:
- https://www.helpguide.org/articles/stress/stress-management.htm
Ditulis oleh Safira Adnin Karlina.