Insecure Akibat Medsos – Membandingkan diri sendiri dengan orang lain adalah hal nggak sehat, tapi sering banget kita lakukan. Iya atau nggak? Apalagi setelah munculnya media sosial! Alih-alih semakin percaya diri, media sosial seringnya malah justru membuat diri ini semakin nggak pede. Nah, saat kamu merasa insecure, coba deh ingat hal-hal yang telah Riliv sajikan berikut ini!
1. Media sosial adalah panggung, kamu nggak bisa menemukan hal-hal murni tanpa rekayasa di sana. Memangnya apa fungsi fitur “filter” dan “edit”?
Ada beberapa masa di mana kita akan sulit untuk berpikir secara realistis, contohnya saja saat kita sedang merasa cemas dan insecure. Media sosial adalah sarang insecure yang paling bikin gemas.
Ada banyak sekali postingan menarik—yang terkadang kalau dilihat sepintas, bisa bikin kita envy sampai nggak percaya dengan diri sendiri.
Namun, daripada sibuk menyiksa diri dengan membandingkan kekuranganmu dengan kelebihan orang lain di media sosial, coba ajak pikiranmu untuk berpikir lebih realistis.
Nggak semua foto di media sosial merupakan cerminan dari realita atau sesuai dengan kenyataannya. Kamu kan nggak tahu, proses apa saja yang telah dilewati sampai akhirnya foto itu diunggah oleh pemiliknya.
Pengaturan cahaya, make up, editing, filter, sampai rekayasa bentuk tubuh, semua sangat mungkin untuk dilakukan di jaman sekarang dengan perkembangan teknologi yang ada.
Kalau sudah begitu, sepertinya nggak adil kalau misalnya kamu membandingkan diri dengan hal-hal nggak alami seperti itu bukan?
2. Mereka hanya menunjukkan hal-hal yang ingin mereka tunjukkan. Mana mungkin seseorang dapat “secara sukarela” menunjukkan kekurangannya dalam media sosial?
Bukan rahasia lagi kalau setiap orang yang memiliki media sosial, kebanyakan pasti berlomba-lomba untuk menunjukkan versi terbaik dirinya. Jenis pencitraannya pun bermacam-macam. Ada yang menjadi cantik, mapan, sukses, atau yang paling mengejutkan, terlihat happy.
Sayangnya, banyak juga kelebihan-kelebihan seseorang yang nggak bisa secara “mudah” ditampilkan di media sosial. Hal inilah yang membuat kita terkadang perlahan-lahan jadi insecure dan merasa kurang terhadap nilai diri sendiri. Jadi setiap kali kamu merasa insecure karena postingan seseorang, maka ingatlah poin ini dan jangan pernah paksakan diri kamu untuk memiliki kehidupan seperti mereka yang ada di dunia maya. Definisi kebahagiaan masing-masing orang pun beragam. Ciptakan milikmu sendiri, belajarlah mulai dari sekarang!
3. Kamu nggak bisa terlalu lugu untuk bisa menilai seseorang hanya dari laman media sosialnya saja
Kamu telah memahami bahwa di dunia ini setiap orang memiliki latar belakang yang berbeda-beda.
Kehidupan di media sosial hanya bisa meng-cover sebagian kecil dari kehidupan seseorang. Maka dari itu, kita nggak bisa menilai sepenuhnya kepribadian seseorang hanya melalui akun media sosialnya saja.
Media sosial adalah sebuah dunia lain dari kehidupan manusia, yang penuh dengan rekayasa anonim, yang bahkan keasliannya nggak bisa dipertanggungjawabkan oleh siapapun.
Kalau sudah begitu, masihkah kamu meyakinkan diri untuk menilai seseorang hanya dari laman media sosial dan membiarkan dirimu terjebak dalam perasaan iri?
4. Kehidupan di media sosial akan terus berputar dan kamu nggak harus selalu menjadi porosnya. Kamu berhak mengambil jeda, tanpa harus merasa takut kehilangan
Pernah nggak sih sehari saja kamu memutuskan untuk nggak bermain ponsel sama sekali? Seperti berhenti mengecek media sosial, menonton update teman-temanmu, atau scrolling postingan-postingan lain yang sebenarnya nggak ada manfaatnya juga.
Jika belum, setidaknya sekali dalam seumur hidupmu kamu akan merasakan bahwa, hidupmu juga akan baik-baik saja. Meskipun kamu nggak update dengan cerita-cerita dari banyak teman di media sosial.
Kamu akan baik-baik saja, meskipun kamu nggak memahami berita terkini soal kehidupan selebgram atau orang-orang yang biasanya kamu ikuti di media sosial mengenai kesehariannya.
Intinya, kamu akan baik-baik saja. Meskipun kamu nggak lagi menjadi bulan yang selalu mengitari media sosial—sebagai ibaratnya planet bumi. Sekali lagi, kamu akan baik-baik saja. Dan ini juga berlaku di kehidupan nyata, ya!
5. Praktikkan self-care dan cintai dirimu apa adanya. Saat merasa insecure, hindari untuk semakin membandingkan diri dengan orang lain
Hal terpenting yang mesti dilakukan saat merasa insecure adalah kembali menengok diri sendiri. Adakah hal lain yang lebih dibutuhkan dibandingkan apresiasi dan validasi mengenai diri kita dari orang lain?
Coba tanya pelan-pelan, melalui hatimu, “sebenarnya apa yang kamu butuhkan?” Apakah seorang teman? Apakah sebuah pujian? Seberapa bermanfaatkah hal-hal tersebut bagi diri dan masa depanmu?
Jika jawabannya adalah bahwa hal-hal tersebut nggak punya dampak yang terlalu besar untukmu—dan sejujurnya kamu pun bisa mendapatkan hal-hal tersebut dari dirimu sendiri—maka turunkan ambisi nggak berarahmu sejenak.
Kamu masih bisa, lho, memuji dirimu sendiri. Kamu juga masih mampu untuk mengakui diri bahwa kamu bisa melewati hal-hal sulit di kehidupanmu, dan sebenarnya, proses tersebut akan jauh lebih baik daripada sekedar kalimat-kalimat dalam comment section di Instagram. Nggak mudah memang, tapi kamu selalu bisa mulai dari sekarang dengan gunakan guideance jurnal dari Riliv yang dirancang khusus oleh psikolog untuk membantumu self-love!
6. Tanyakan pada dirimu sendiri, “mengapa media sosial harus membuatmu merasa insecure?”
Saat merasa insecure, nggak jarang diri kita juga sebenarnya nggak mengetahui dari mana datangnya perasaan tersebut. Apakah hal tersebut merupakan pengaruh dari pola asuh orang tuamu dulu? Atau dari pengalaman pahit dari kisah cintamu kemarin?
Semuanya, bisa jadi faktor. Untuk itu, kamu perlu menenangkan diri. Katakan pada dirimu sendiri, bahwa “kamu berharga” meskipun orang lain nggak bisa melihatnya atau nggak mengatakannya.
Meskipun begitu, sebenarnya, masih banyak juga orang-orang yang nggak memahami, mengapa mereka kerap membandingkan diri dan mengkritisi diri sendiri secara nggak sehat melalui perasaan insecure.
Apakah kamu juga termasuk dalam bagiannya?
Jika sampai saat ini kamu nggak mengerti dari mana datangnya perasaan insecure yang kamu miliki sekarang, mungkin kamu bisa mencari bantuan dari psikolog profesional yang akan membantumu mengenali masalah secara efektif. Kamu bisa memulainya dengan ikuti webinar Mengatasi Insecure dan FOMO Akibat Medsos dari Riliv dan Siberkreasi – Kominfo juga, lho!
Acara ini merupakan kerjasama Riliv dengan Siberkreasi yang bertujuan untuk meningkatkan literasi digital dengan menciptakan lingkungan bermedia sosial yang lebih sehat mental. Kamu bisa berdiskusi langsung dengan psikolog Riliv dan menangkan kesempatan konseling gratis untuk 50 orang pendaftar! Yuk, daftar sekarang.
7. Saat merasa insecure, ingatlah bahwa kamu nggak perlu validasi dari orang lain untuk merasa bahwa dirimu “berharga”
Seperti yang telah disampaikan pada ulasan sebelumnya, kita sebenarnya nggak butuh validasi orang lain untuk menentukan diri apakah kita “berharga” atau tidak. Harga diri sepenuhnya ditentukan oleh diri sendiri.
Saat merasa insecure, banyak orang yang mengalami kesulitan untuk merasakan dan memahami hal ini.
Ingatlah bahwa kamu nggak perlu mendapatkan pengakuan dari orang lain. Kamu akan selalu berharga, seburuk apapun masa lalu dan betapa kamu menganggap bahwa dirimu nggak bernilai apa-apa.
Stay love yourself enough, so you will know how precious you are!
Referensi:
https://mollyhostudio.com/blog/7-things-to-remember-when-social-media-makes-you-feel-insecure-about-yourself
Ditulis oleh Safira Adnin Karlina.