Anxiety Anak Muda – Sering kita mendengar kalimat bernada merendahkan seperti “Anak kecil tahu apa sih?”, “Baru gitu aja udah ngeluh.”, dan “Gapapa. Lupain aja.” terlontar dari orang dewasa. Padahal, anxiety benar-benar tidak mengenal usia. Ini adalah respon alami manusia yang muncul karena adanya ketakutan akan satu situasi.
Orang tua kadang memaksakan satu keadaan untuk dianggap biasa dan baik-baik saja. Anak hanya bisa menurut kendati dalam jangka panjang hal ini akan menjadi masalah serius.
Rasa cemas yang dikekang hanya akan membuat para remaja dan remaja dewasa makin menderita dan bisa meledak pada satu waktu di masa depan. Memang menodongkan kata-kata menenangkan bisa meredakan rasa cemas yang ada, tapi itu hanya bersifat temporer. Percayalah!
Menganggap remeh anxiety pada anak muda sama saja dengan mengangkat selembar kertas di satu tangan. Memang ringan, tapi bila diangkat selama 15 menit tangan akan pegal juga bukan?
Meningkatnya resiko anxiety dan depresi selama pandemi
William A. Haseltine, direktur dari ACCESS Health International, baru-baru ini menulis bahwa depresi dan simtom anxiety meningkat dua kali pada anak-anak dan remaja secara global dibanding sebelum pandemi.
Padahal pada sebelum pandemi terjadi, anak-anak, remaja, dan remaja dewasa memiliki resiko rendah mengidap anxiety. Data dari University of Calgary menunjukkan resiko remaja mengalami anxiety dan depresi adalah 12.9 % (pre-pandemic) lalu meningkat menjadi 25.2 % saat pandemi.
Bisa disimpulkan bahwa peningkatan resiko anxiety pada anak muda menjadi dobel karena pandemi. Meski begitu hal ini tidak menjadi banyak perhatian karena stereotype seperti di atas bahwa “Anak kecil tahu apa?”
Mengenal gejala anxiety pada rentang usia muda
Agar tidak kecolongan membiarkan anak muda yang mengidap anxiety, orang tua dan semua orang di lingkungan terdekat direkomendasikan tahu tanda-tanda anxiety pada anak muda.
Tanda anxiety pada anak muda terjadi pada tiga ranah yaitu fisik, emosional dan perilaku. Berikut ini tanda anxiety pada anak muda menurut Lindsey Bergman, PhD. dan John Piacentini, PhD, pada ahli dari UCLA CARES center:
1. Tanda fisik anxiety pada usia belia
- Tidak mau makan di kantin sekolah ataupun tempat umum lainnya
- Tak ingin menggunakan toilet, kecuali toilet rumah
- Hiperaktif, tak kenal lelah, bisa juga gampang terdistraksi
- Kebiasaan makan yang berubah secara tiba-tiba
- Sering mengeluh sakit kepala atau sakit perut padahal tidak ada masalah medis yang serius
- Otot yang selalu tegang
- Susah tidur atau bisa juga tidur terus menerus
- Gemetar dan berkeringat pada situasi yang mengintimidasi
2. Tanda emosional anak muda yang alami kecemasan
- Lebih sering menangis daripada biasanya
- Menjadi pribadi yang suka marah tanpa sebab
- Takut membuat kesalahan meskipun kesalahan kecil
- Mengalami serangan kecemasan (anxiety attack)
- Tak bisa menerima kritik
- Meragukan bakat dan kemampuan diri sendiri
- Selalu mendapatkan mimpi buruk seperti kehilangan orang tua atau orang terdekat
- Punya ketakutan atau fobia
- Khawatir akan gagal di masa depan
- Adanya pikiran obsesi atau khawatir akan hal buruk yang terjadi
3. Tanda perilaku anxiety usia muda
- Diam atau sibuk padahal harus bekerja sama dengan yang lain
- Menghindari untuk bersikap aktif di kelas
- Tak mau pergi ke sekolah atau mengerjakan tugas
- Emosi dan marah saat terpisah dari keluarga
- Menghindari situasi di mana harus bersosialisasi
- Tak ingin berbicara kepada teman maupun orang asing di tempat umum
- Memiliki perilaku kompulsif seperti sering mencuci tangan atau menata barang-barang
- Mulai absen dari berbagai kegiatan
- Mulai meledak emosinya
- Terus menerus mencari validasi dari orang tua, guru, dan teman
Itulah tanda-tanda anxiety pada anak muda melingkupi pada tanda fisik, tanda emosi, dan juga tanda perilaku. Amat direkomendasikan bagi orang tua untuk mengetahui tanda-tanda ini agar bisa segera memberikan pertolongan yang tepat kepada para anak muda dengan anxiety.
Bila kamu adalah orang tua atau pun kerabat dari seorang anak, remaja, dan remaja dewasa yang memiliki simtom seperti di atas, langsung lakukan konsultasi. Tak perlu langsung bertemu dengan psikolog pun sudah bisa karena sekarang sudah ada platform konseling online seperti Riliv.
Riliv bekerja sama dengan Indika Foundation mendukung masa depan Indonesia yang damai, inklusif dan memiliki semangat toleransi. Tujuan ini akan dicapai melalui pemberian pendidikan karakter yang mengajarkan kemampuan bernalar kritis, menghormati perbedaan, mengasah empati dan kecerdasan sosial emosional.
Riliv dan Indika Foundation memiliki program kerjasama #MakeItEQual yang bisa Anda akses sebagai berikut:
- 10000 kode voucher free meditasi dengan menggunakan kode voucher makeitequal
- 100 artikel kecerdasan emosional dan mindfulness
- 15 modul dan e-book kecerdasan emosional dan mindfulness
- 3 workshop #MakeItEQual
Informasi lebih lengkap mengenai program #MakeItEQual silahkan kunjungi laman RILIV MAKE IT EQUAL untuk dapatkan seluruh keuntungan program kerjasama ini.
Referensi:
Haseltine, William A. (2021). Depression And Anxiety Double In Youth Compared To Pre-Pandemic. forbes.com
Wright, Lexy Walters. Signs of anxiety in tweens and teens. understood.org
Ditulis oleh Uyo Yahya
Baca Juga:
Mengalami Anxiety Attack? 4 Cara Atasi Sekarang Juga!
Kenapa Anxiety Bisa Muncul? Ini Dia 7 Penyebabnya
Kesehatan mental remaja, pentingkah? Biar angka yang berbicara!