Dear, untuk kamu yang stres tangani multitasking kerja pasti terasa berat ya? Terutama buat kamu yang kurang pandai mengerjakan dua hal sekaligus.
Jaman memang makin modern, tak ayal pekerjaan menuntutmu untuk melakukan beberapa tugas dalam waktu yang bersamaan.
Istilahnya sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui, ya. Semakin banyak tugas kerja yang bisa teratasi, ternyata semakin banyak pula beban stres yang kamu dapat, Dear.
Kamu sebenarnya tak benar-benar multitasking kerja!
Ilmu saraf telah membuktikan otak manusia tidak dapat fokus pada lebih dari satu hal sekaligus. Ini berarti tidak ada yang benar-benar bisa lakukan banyak tugas secara bersamaan!
Bukannya multitasking, kamu justru membagi waktumu dengan melakukan dua pekerjaan. Contohnya ketika kamu berbicara di telepon saat menulis email. Otakmu fokus pada satu aktivitas dan organ lain yang melakukan aktivitas lainnya.
Jadi kalau kamu memiliki keadaan kerja yang kacau dan penuh tuntutan dan kamu harus memberikan hasil yang baik, gunakan kemampuan otakmu untuk beralih fokus dan bekerja secara efektif untuk hindari stres ya, Dear.
Multitasking pekerjaan malah menimbulkan stres, bukannya mengurangi beban
Setiap kali tuntutan datang dan melebihi kemampuan seseorang, stres pasti akan mengikuti. Multitasking, menurut seorang profesor psikologi dari Universitas Michigan, membuat seseorang sangat stres ketika bekerja dibawah tuntutan.
Otak akan memompa adrenalin dan hormon stres lainnya sebagai respons tuntutan pekerjaan yang terlalu berat dan membuat seseorang “cemas”.
Hal ini bisa mengancam kesehatan, lho. Banyak penelitian telah melaporkan stres di tempat kerja dapat menyebabkan sakit kepala, masalah perut, dan masalah tidur. Stres pekerjaan kronis dapat memicu berbagai masalah termasuk sakit punggung, penyakit jantung, dan depresi.
Stres tangani multitasking kerja justru buatmu kehilangan waktu
Semakin sering kamu beralih antara tugas satu ke tugas yang lain, kamu malah berakhir dengan kehilangan waktu. Stres tangani multitasking kerja malah mempersulit keadaan.
Apalagi jika tugas yang akan dikerjakan sangat berbeda satu sama lain, seperti bersepeda dan jalan kaki. Bayangkan saja kamu harus melakukan keduanya secara bergantian masing-masing selama 30 detik.
Untuk menghemat waktu, satukan kegiatan yang serupa agar memudahkanmu melakukan semuanya dengan kecepatan tinggi. Seperti: merespon email, mengetik dan menyelesaikan hasil laporan jadi satu sebelum melakukan hal yang lain.
Multitasking kerja, sebuah bakat atau bencana?
Seiring waktu, multitasking telah menjadi keterampilan yang tampaknya diperlukan di dunia kerja untuk tetap kompetitif dan tetap berhubungan dengan teman sekaligus keluarga.
Penting sekali untuk mencegah FOMO (Fear of Missing Out) atau takut ketinggalan sebagai bentuk kecemasan seseorang yang gagal multitasking.
Apakah kamu bangga memasukkan kemampuan multitasking pada cv pekerjaan sebagai skill terbaikmu, Dear? Jangan sampai kamu jadi stres karena multitasking ya!
Stres tangani multitasking kerja? Sederhanakan pekerjaanmu
Kamu ingin tangani multitasking kerja untuk hindari stres? Atau multitasking malah buatmu stres, Dear?
Rahasia untuk membuat multitasking efektif adalah dengan kurangi julah tugasmu dan buat skala prioritas.
Dengan demikian, kamu bisa kelola jadwal, daftar tugas, dan mengelola tingkat stres kerjamu.
—
Tuntutan pekerjaan mungkin sangat banyak, namun jangan lupa konsultasikan problematika pekerjaanmu pada Riliv. Aplikasi berlisensi dengan psikolog profesional yang siap membantumu kapan saja.
Disadur dari:
- https://bebrainfit.com/multitasking-brain/
- https://economictimes.indiatimes.com/wealth/earn/how-to-multi-task-without-getting-stressed/articleshow/55510304.cms
- https://consumer.healthday.com/encyclopedia/emotional-health-17/emotional-disorder-news-228/multitasking-and-stress-646052.html
Written by Bella Karina Arviyanti, who tries to strive for the struggle of time management and making a priority.
Discussion about this post