Akibat Broken Home – Banyak yang berfiri, broken home adalah kondisi rumah yang menjadi tidak lengkap karena ada perceraian. Padahal, ada banyak faktor yang bisa menimbulkan kondisi ini. Dan anak, selalu menjadi korban pertama tidak peduli berapapun usia mereka. Entah balita maupun beranjak dewasa, perpisahan kedua orangtuanya tentu memberi pengaruh, bahkan bisa merusak kondisi psikologis anak. Lalu apa aja sih, dampak broken home pada anak?
Mengenal Broken Home, Jenis dan Penyebabnya
Sebelum kita belajar tentang dampak psikologisnya broken home pada anak, kita perlu tahu dulu nih. Apa sih, sebenarnya yang disebut dengan broken home?
Menurut Kamus Besar Psikologi, broken home didefinisikan sebagai gambaran dari keluarga yang retak atau kondisi rumah tangga berantakan dan bisa dilihat dari 2 aspek yaitu saat struktur keluarga tidak lagi utuh karena kepala keluarga meninggal dan/atau bercerai, atau struktur keluarga memang tidak lagi utuh karena berbagai macam hal.
Dari definisi tersebut, kita bisa pahami bahwa broken home tidak hanya datang dari perceraian, dan bahkan juga tidak dilimitasi karena adanya konflik dan pertengkaran. Namun definisi tersebut bisa semakin meluas dengan merujuk pada kondisi kurangnya kasih sayang dan komunikasi diantara anggota karena berbagai macam hal.
Kriteria Keluarga Broken Home
Wiliam J. Goode mengemukakan bentuk atau kriteria dari keretakan dalam keluarga (broken home) yaitu:
- Ketidaksahan : Merupakan keluarga yang tidak lengkap karena ayah (suami) atau ibu (istri) tidak ada dan kerenanya tidak menjalankan tugas atau perannya seperti yang telah ditentukan oleh masyarakat.
- Pembatalan, perpisahan, perceraian dan meninggalkan : Terputusnya keluarga disini disebabkan karena salah satu atau kedua pasangan memutuskan untuk saling meninggalkan dan berhenti melaksanakan kewajiban perannya.
- Keluarga selaput kosong : Anggota-anggota keluarga tetap tinggal bersama namun tidak saling berkomunikasi atau bekerjasama dan gagal memberikan dukungan emosional satu sama lain.
- Ketiadaan seseorang dari pasangan karena hal yang tidak diinginkan : Keluarga pecah karena suami atau istri meninggal, dipenjara, atau terpisah dari keluarga karena peperangan, depresi, atau malapetaka lain.
- Kegagalan peran penting yang tidak diinginkan : Masalah ini dapat berupa penyakit mental, emosional atau badaniah yang parah yang dapat menyebabkan kegagalan dalam menjalankan peran utama.
Akibat Broken Home bagi Psikologis Anak
Menurut psikolog Robert S. Feldman, disfungsi yang terjadi pada keluarga (broken home) bisa memberikan dampak negatif dalam perkembangan anak-anak baik sebagai individual maupun masyarakat sosial karena tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia berdasarkan konsep teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow.
Itu kenapa kemudian keadaan psikologis anak-anak akan terganggu karena mengalami tekanan berupa stress sebagai respon fisik ataupun psikis atas kondisi keluarga yang tidak nyaman dan tertekan atas kondisi kelurga yang tidak dapat dikendalikannya.
Berikut ini adalah beberapa contoh masalah psikologis pada anak sebagai akibat dari broken home.
1. Kecemasan
Kecemasan adalah reaksi paling umum dengan ditandai oleh perasaan khawatir, tegang, dan takut. Munculnya permasalahan psikologis ini diakibatkan karena munculnya perpisahan orang tua yang memengaruhi kondisi emosional anak dimana sosok yang orang tua dan rumah sebagai tempat berlindung sudah tidak berfungsi sehingga anak mudah merasa tidak dicintai yang mengakibatkan munculnya perasaan cemas.
2. Kemarahan dan Agresi
Saat stress melanda akibat kondisi keluarga yang tidak berfungsi dengan baik, reaksi umum lainnya yang akan muncul adalah amarah dan perilaku agresi seperti menyakiti orang lain baik secara fisik ataupun lisan. Anak cenderung merasakan berbagai macam emosi negatif dengan kondisi keluarganya dan mengalami kesulitan untuk memahami serta mengendalikannya. Akibat dari itu, perilaku agresi muncul sebagai bentuk pelampiasannya.
3. Apati atau Depresi
Bentuk respon lainnya terhadap stress yang mungkin terjadi adalah bentuk penarikan diri atau yang biasa dikenal dengan istilah apati. Biasanya hal ini muncul sebagai bentuk ketidakmampuan seseorang dalam menghadapi situasi yang tidak bisa diatasi hingga memutuskan untuk menyerah dalam kemurungan.
Jika hal ini terus menerus dibiarkan, maka anak bisa mengalami depresi. Seperti yang disampaikan oleh psikolog Robert S. Feldman, depresi merupakan hal yang sangat wajar kemunculannya jika seseorang merasakan kesedihan yang datang dari pengalaman mengecewakan dalam hidupnya. Namun hal ini bukan berarti bisa dianggap remeh. Karena pada dasarnya depresi yang parah dan berlangsung dalam waktu lama, bisa membuat anak merasa tidak berharga, sehingga kehilangan selera makan, dan keinginan untuk hidup.
Jika anak menunjukkan gejala depresi, secepat mungkin bisa minta bantuan psikolog profesional dari riliv untuk dibantu mengontrol emosi negatifnya sehingga tidak menjadi pemicu kesedihan yang mendalam berujung depresi.
4. Gangguan Kognitif
Ketika anak mengalami stress yang cukup parah, hal ini akan berdampak dengan adanya gangguan kognitif pada masa perkembangan dimana anak akan kesulitan untuk berfikir, menganalisis, dan mengorganisir pikirannya secara logis. Tentu hal ini bisa berdampak pada akademiknya sehingga proses belajarnya akan terganggu.
5. Gangguan Psikofisiologis
Gangguan psikofisiologis merupakan masalah medis yang biasanya dipengaruhi karena interaksi dan kesulitan psikologis, emosional, juga fisik. Gangguan ini bisa menyebabkan masalah fisik lainnya seperti tekanan darah tinggi dan penyakit kepala lainnya. Sedangkan pada ranah psikologis, tingkat stress tinggi bisa membuat anak memiliki pandangan yang kurang objektif akan hal-hal disekitarnya seperti memandang besar kritikan kecil dari seorang teman.
Disadur dari :
- https://www.thenews.com.pk/magazine/you/76974-the-effect-of-a-broken-family
- http://www.allresearchjournal.com/archives/2017/vol3issue2/PartG/3-2-106-798.pdf
- https://studyhippo.com/essay-the-causes-and-effects-of-a-broken-family/
Translated and modified by Ralin Pramasuri Arta Meisa. Someone who attempts to enlighten people the most.