“Aku Takut” adalah dua kata yang sangat mudah dikatakan ketika kamu sedang merasa terancam atau sedang berada pada situasi yang tidak nyaman.
Rasa takut merupakan defence mechanism, atau mekanisme bela diri. Maksudnya, rasa takut timbul pada diri seseorang disebabkan adanya kecenderungan untuk membela diri sendiri dari bahaya atau hanya perasaan yang tak enak terhadap sesuatu hal. Sebuah buku yang berjudul “Fears and Phobias”, Doktor Tony Whitehad mengajukan definisi tentang rasa takut.
Definisi yang dimaksud adalah sebagai berikut: rasa takut adalah sesuatu yang agak kompleks. Di dalamnya, terdapat suatu perasaan emosional dan sejumlah perasaan jasmaniah (Soelasmono, 2011).
Spielberger menambahkan bahwa ketakutan adalah state anxiety, yaitu suatu keadaan/kondisi emosional sementara pada diri seseorang, yang ditandai dengan perasaan tegang dan kekhawatiran yang dihayati secara sadar, serta bersifat subjektif.
Lalu bagaimana jika rasa takut ini ada pada kamu yang ingin membuka diri dengan orang baru? Kamu pasti tau kan Dear, sebagai makhluk sosial, kita semua diharuskan berhubungan dengan orang lain. Sedangkan, banyak dari kita yang masih merasa ketakutan jika harus bertemu dengan orang baru.
Kamu pasti akan mengalami momen diundang ke sebuah pesta, makan malam bersama teman di kantor baru, atau liburan akhir pekan dengan pasangan dan teman pasangan anda.
Atau bahkan bertemu dengan calon mertua? Lalu, bagaimana jika kamu termasuk orang yang takut bertemu orang baru?
Jangan memberikan informasi diri terlalu banyak dapat menjadi cara mengatasi rasa takut
Nah lho, kenapa kamu tidak boleh memberikan identitas aslimu? Nah Dear, hal ini bertujuan untuk membantu menjaga privasimu. Kamu bisa memulai interaksi dengan bertegur sapa atau hanya membalas obrolan orang lain secukupnya.
Jangan terlalu membuka identitasmu. Sebab, perlu diingat bahwa kamu dan orang tersebut baru saja bertemu. Kamu harus mengingat bahwa kalian belum saling mengenal kepribadian dan sifat masing-masing, lho!
Hindari konflik pada kesan pertama untuk mengurangi rasa takut memulai pertemanan
Bertemu dengan orang baru dan mencari topik pembicaraan tidak semudah ketika kita sudah lama mengenal orang tersebut. Ajukan pertanyaan umum jika kamu ingin memulai pembicaraan dengan orang baru. Usahakan jangan menanyakan umur, agama, atau apapun yang bisa menyinggung orang lain ya, Dear.
Lalu, bagaimana jika sekarang kamu sudah mengenal orang tersebut? Apakah perasaan takut masih tetap muncul?
Perasaan takut setelah kamu mengenal orang baru juga bisa membuatmu cemas dan membatasi diri. Menurut teori humanistik dalam psikologi, rasa cemas termasuk ke dalam bentuk kekhawatiran pada masa depan.
Hal ini bisa saja terjadi ketika kamu sudah merasa nyaman pada satu orang, dan kamu khawatir orang tersebut akan mengkhianatimu atau bahkan meninggalkanmu.
Kamu juga perlu mengingat bahwa selalu ada kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Temanmu juga memiliki peluang menyakitimu lho, Dear.
Keluar dari lingkungan pertemanan yang “beracun” adalah langkah awal menyelamatkan dirimu dari rasa takut dan membandingkan dirimu dengan orang lain
![aku takut](https://riliv.co/rilivstory/wp-content/uploads/2019/11/aku-takut-01-800x533.jpg)
“Aku takut jika suatu saat aku yang digosipkan di lingkungan pertemanan kita.”
Jika biasanya kamu dan sahabatmu dengan sadar menjelek-jelekkan orang lain, akan ada satu masa bisa jadi kamu-lah yang akan menjadi pembahasan di lingkungan pertemananmu.
Kamu adalah pemeran utama di cerita orang lain. Jika merasa lingkungan pertemananmu mulai kurang sehat, yuk perlahan tinggalkan lingkungan itu. Percayalah diluar sana ada jutaan orang yang bisa jadi temanmu, Dear.
“Aku takut dijauhi karena postinganku”
Untuk mengurangi rasa takut dan cemas pada hubungan pertemanan, kamu juga perlu memperhatikan postingan yang akan kamu bagikan di sosial media. Sebab, ibu jari lebih kejam daripada tindakan langsung.
Jejak digital akan terus terekam dan memberikan efek yang cukup signifikan, karena tidak ada batasan bagi siapapun. Selama mereka memiliki jaringan internet dan aplikasi media sosial, maka unggahan tersebut akan cepat tersebar.
Aku takut: Lepaskan orang yang memang bukan untukmu, dan kembali melangkah menghadapi dunia
Selain berguna dalam hal pertemanan, melepaskan beberapa hal yang bukan untukmu juga berguna untuk menunjang psikologismu ketika kamu akan membuka diri pada orang lain, Dear. Merasakan sakit hati setelah di kecewakan orang lain adalah pemicu utama kamu takut bertemu orang baru. Berbaik sangkalah dan mundur ketika kamu merasa perlu untuk menjauhi mereka.
Tenang, Dear. Masalah ketakutanmu bukan kamu saja yang mengalami. Ada banyak, bahkan jutaan manusia, yang juga takut mengenal orang baru.
Ketika rasa takut melanda dan kamu merasa tidak dapat mengatasinya, segera hubungi psikolog untuk membantu mengobati rasa takutmu. Kamu juga bisa menggunakan aplikasi Riliv jika kamu malu mendatangi psikolog secara langsung.
Riliv memiliki psikolog yang bisa kamu temui lewat janji temu psikolog via media sosial. Download dan selesaikan masalahmu dengan kami sekarang!
Disadur dari:
- https://www.lifehack.org/articles/communication/how-to-meet-new-people-and-make-friends.html
- http://digilib.uinsby.ac.id/407/5/Bab%202.pdf
- https://blogs.psychcentral.com/relationships-balance/2012/08/18/why-am-i-scared-to-meet-new-people/
Ditulis oleh Sabila Nirwana, segera mengemban gelar sarjana.